2. Izinkan Aku Ikut ke Duniamu

1.9K 241 18
                                    

Why Don't We - Don't Wake Me Up

Keesokan paginya, Raisha terbangun dengan tubuh yang terasa segar. Ia merasa sedikit aneh karena ini baru pertama kalinya, biasanya ia akan terbangun dengan rasa cemas dan selalu bergegas menuju ke kamar Callie untuk memeriksanya.

Ia melihat Ella sudah tidak ada di ranjang dan suara deburan air terdengar dari kamar mandi, pertanda gadis itu tengah melakukan ritualnya di dalam sana. Raisha kemudian memanfaatkan waktu untuk menuju ke kamar kakaknya.

Gadis yang masih memakai piyama itu membuka pintu kamar Callie perlahan, ia lihat lampunya sudah mati dan gordennya terbuka. Raisha pun masuk ke dalam dan menemukan sang kakak tengah duduk di meja belajar dengan kedua tangan yang saling mengepal di depan dadanya.

Callie sepertinya juga baru bangun tidur, namun tidak biasanya sepagi ini. Raisha kemudian ikut duduk di tepi ranjang sang kakak dan menunggunya selesai berdoa.

"Call?"

Callie selesai dengan urusannya pada Tuhan, ia kemudian menoleh saat sang adik memanggilnya dengan lembut.

"Rara, udah bangun?"

Sang adik langsung memutar bola matanya, "belum, ini rohku yang bicara padamu."

Keduanya terkekeh, Callie mengacak-acak rambut Raisha yang sudah seperti singa itu hingga jadi semakin berantakan.

"Do you feel better?" tanya Raisha. Callie tanpa aba-aba memeluk gadis itu dan memberinya kode bahwa ia merasa lebih baik dengan mengeratkan dekapannya. Entah apa yang Dr. Gracia lakukan pada Callie kemarin tapi Raisha bersyukur sang kakak membaik pagi ini.

Di meja makan, 3 gadis itu menikmati sarapan yang Bi Parti hidangkan. Bi Parti adalah asisten rumah tangga di rumah Raisha, ia bekerja hanya sampai sore, jika semua pekerjaan rumah sudah selesai maka ia diperbolehkan untuk pulang. Papa Raisha dan Callie sudah berinisiatif untuk memperpanjang waktu kerja Bi Parti setelah kejadian yang dialami Callie, tapi Raisha menolak karena ia merasa bisa mengurus kakaknya setelah Bi Parti pulang. Lagi pula Raisha kasihan jika wanita 50 tahunan itu harus mengurus Callie yang tidak menentu.

"Kak, kita berangkat dulu, ya?" pamit Raisha pada Callie yang masih berusaha menghabiskan makanannya.

"Iya, Dek. Hati-hati, ya?"

"Um, Cici juga, gapapa kan kita tinggal?" Raisha nampak masih khawatir dengannya. Ia merasa tidak rela jika harus meninggalkan Callie hari ini, pasalnya untuk pertama kalinya ia melihat sang kakak seperti memiliki nyawa kembali.

"Ada Bi Parti, Dek. Gausah khawatir, kamu sekolah aja yang bener," jawab Callie.

Raisha mengangguk, "iya, Ci."

"Inget pesen cici juga, ya?"

Raisha berdiri dan menggendong ranselnya, bersamaan dengan Ella yang selesai menghabiskan susu satu gelas, "iya, Ci. Aku berangkat, ya?"

Callie mengantar kepergian dua gadis itu dengan senyum sampai keduanya keluar dari rumahnya. Bi Parti yang mencuci piring di wastafel pun tersenyum kecil melihat anak sang majikan akhirnya bisa tersenyum seperti itu.

"Adek aku gemes ga sih, Bi?" tanya Callie tiba-tiba tanpa melihat pada Bi Parti, membuat wanita itu sedikit terkejut.

"Eh, iya, Non. Non Raisha mah dari kecil selalu gemes." Callie tersenyum, ia puas dengan jawaban Bi Parti.

"Akhirnya dia punya temen selain aku dan bibi."

* * *

Hari ini aku bertemu orang baru, seorang gadis yang berteman dengan Rara. Sepertinya mereka baru berkenalan, tapi entah kenapa Rara sudah bercerita semua hal padanya, bahkan tentangku. Sepercaya itukah kamu padanya, Dek?

Gistara [Callie - Ella]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang