E M P A T : Keluarga tercemar

1.1K 147 5
                                    

Grup : Keluarga Cemara

Langitra mengubah nama grup keluarga Cemara menjadi keluarga Cendana.

Petir S. mengubah nama grup keluarga Cendana berubah menjadi keluarga Cemara

Langitra mengubah nama grup keluarga Cemara menjadi keluarga tercemar.

Petir S. : Lo pikir kita lingkungan pake tercemar segala??!

Petir S. : Iyasih Lo yang tercemar, gue mah enggak

Langitra : kita manusia yang tercemar oleh trend tiktok

Langitra : THIS COGILL!!

Petir S. : Sehat-sehat orang gila

Kilat A. : Ribut-ribut cuma nama grup doang buset

Langitra : yakan? Bilangin coba sama tir petir itu :(

Petir S. : Cot bacot

Langitra : ssttt diem deh, gue ada info penting

Langitra : soal dedek gemes

Kilat A. : Info apa?

Petir S. : ??

Petir S. : Kalo gak bener Lo gue kick sampe ke neraka

Langitra : WKTS (Waktu Keluarga Tercemar Serius)

Langitra : tadi kan pas si dedek bilang dia udah SMA, gue langsung nyari tahu dong

Langitra : eh ternyata si dedek itu lumayan terkenal jir

Petir S. : Iyalah, cantik gitu

Langitra : masalahnya bukan terkenal karena cantik, ya itu salah satunya sih, tapi menurut informan gue, dia tuh terkenal karena jahat

Langitra : suka ngebully :(

Kilat A. : Ini serius? Mukanya polos amat

Langitra : makanya kita tidak boleh tertipu sama tampang muka

Petir S. : Kayak lo yakan?

Langitra : aku salah apa sama kamu mas Petir? :(

Petir S. : Jijik
__________________________

Kala menatap ketiga orang cowok yang sedang fokus memperhatikan ponsel mereka di sofa, tidak ada yang memperhatikan tv satupun, hanya Kala yang tidak memegang ponsel.

Lalu ketiga cowok itu menatap Kala, kemudian fokus pada ponsel lagi sambil mengetik entah apa disana.

Kala sudah akan mengeluarkan suara protes namun terhenti karena melihat kedua orang tuanya turun dari tangga sambil menyeret koper mereka.

Mama Nindi mendekat, mengecup kening Kala juga yang lainnya lalu berucap, "Oma kalian masuk rumah sakit, mama sama ayah harus ke Berlin sekarang, ayah udah beli tiket tadi, maafin mama karena perginya buru-buru yaa?"

"Son, jaga Kala baik-baik oke? Ayah sama mama bakal pulang secepatnya, dan Kala bilang ayah kalau mereka nakal, paham?"

Kala mengangguk, masih dengan wajah kentara bingung, lalu kemudian ketiga cowok itu ikut bangkit, mengantar kedua orang tuanya sampai pintu rumah, Kala mengikuti dari belakang.

Langit melambai, "dadah mama, titip salam sama oma, jangan kebanyakan ngomel kalau gak mau matinya di percepat"

Sontak saja Petir langsung mendelik mendengar omongannya.

Mobil itu melaju meninggalkan pekarangan rumah.

Hening....

Kilat berbalik, menatap Kala sambil berkacak pinggang di ikuti oleh Langit juga Petir dengan eskpresi serius macam hakim yang berada di pengadilan.

H.O.M.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang