PDKT

7 2 0
                                    

........
Dering ponsel Jian berbunyi, "Hallo beib", "Lagi ngapain lo Ji?" tanya Alena "Gue lagi luluran nih, kenapa? Ada apa Len?", "enggak nanya aja kok", "Eh tumben Alena nelfon Gue cuman nanya lagi apa?, biasanya juga Gue yang nelfon elu, ada apa si lo neng", Jian merasa aneh dengan tingkah Alena karna tak biasanya Alena menelfonnya hanya untuk sekedar basa basi, "Ji boleh nggak sih Gue minta nomor wa nya Dia?", ujarnya dengan keraguan sontak Jian kaget lalu menjawabnya , "hah? Siapa? Ohhh Kak Aska ?, Gilaa lu", "Alaska namanya, Alaska Vabiant, kenapa nggak boleh Ji?", "ya kali elo yang minta duluan, gak gengsian banget sih jadi cewe,", "yah gimana, Gue nya yang duluan suka", "ya sekalipun, eh tapi,,,  gini aja lu deketin aja pake modus nyari informasi gitu loh", "gimana masksudnya Ji?", "ya elu pura-pura nanya nanya gitu, soal matkul kek, Dosen kek apa kek gitulah, Dia kan senior", "iyah juga yah, Gue coba deh, yaudah Ji, elu lanjut deh maaf yah udah ganggu, thanks yah, bye", "idihhhhhh mentang-mentang lagi jatuh cinta" pecakapan mereka terhenti setelah Alena mengakhiri panggilan dan Jian pun kembali melanjutkan perawatan wajah nya.
Keesokan harinya dikampus, Alena sedang berjalan menuju ruang kelasnya, terlihat olehnya Alaska sedang berjalan menaiki tangga Alena dengan terburu mempercepat langkahnya menyusul Alaska, namun ia tak berani untuk menyapa Alaska, dalam hatinya ingin sekali bercengkrama dengan si Alaska namun isi kepalanya menahan dirinya, dalam hatinya berkata "aduh mangil gak yah, manggil nggak, manggil nggak, nggak deh, balik aja napa sih huftttt" Alena menghentikan langkahnya seblum naik anak tangga pertama yang baru saja dilewati Alaska, Ia berbalik badan dan kembali kearah sebelumnya Ia berjalan, tak disangka Alaska sudah menyadarinya, Ia tersenyum seolah merasa lucu dengan tingkah si Alena, karna ternyata diam-diam Alaska juga mengaguminya hanya saja dengan sosok cowok pendiam dan misterius ia tak mungkin dengan gampangnya mendekati Alena. Ketika sudah berbalik arah Alena bertemu dengan Jian mereka berjalan menuju ruang kelas sembari ngobrol santai, tampak dari jauh Alaska sedang memandangi mereka, tiba-tiba ia dikagetkan oleh Ciko salah satu teman dekatnya "hei broo,,, moorning" ujar Ciko sembari memberikan salam gaul yang biasa mereka lakukan jika bertemu, "oh wouuwouuu ,,, barang bagus, kenalan harus" ujar nya lagi sembari melihat ke arah Alena dan kemudian menggoda si Alaska, namun Alaska yang tampak tidak nyaman dengan perlakuan Ciko temannya itu, Ia hanya bersikap dingin kemudian pergi meninggalkan Ciko, sebelum pergi ia mengatakan pada Ciko untuk jangan menargetkan Alena " Jangan Dia", " why?" Ciko bertanya dengan wajah tampak keherannan namun Alska tak menghiraukannya lalu kemudian beranjak pergi menuju ruang kelas, setelah selesai beberapa mata kuliah dihari itu, Alena dan Jian berpergian bersama sesuai kesepakatan mereka untuk mampir ke kafe terdekat, "yang didekat kampus apa yang di mall ajah?" Jian menanyakan kafe tempat yang akan mereka tuju dan Alena menjawabnya "dekat kampus aja", "loh??? Ohhhh iyaiyah paham Gue, paham kok", "apaan sih, sotoy" Jian seolah menyadari bahwa Alena memilih kafe didekat kampus sebagai tempat nongkrong mereka agar bisa tiba-tiba tak sengaja bertemu dengan Alasaka namun Alena seolah mengelak dengan tuduhan Jian sahabatnya, katanya lagi "Gue anti ribet Ji, Lu kaya nggak tau Gue aja" , " aghh alesan bilang aja sengaja kesitu berharap ketemu sama....", " ssssstttt jangan kenceng, kenceng soalnya Dia suka tiba-tiba ada dimana-mana", "hah gimana gimana", "coba deh kita tiga langkah lagi terus lu noleh ke belakang, samping kiri", mendengar perkatan Alena Jian sontak kaget dan mencoba mengikuti arahan Lena, ternyata benar apa yang dikatakan olehnya, tampak Alaska sedang berjalan dengan memakai hedset dikedua telinganya dan menatap layar hendphonenya, "eh kok bisa sih?", "yah bisalah, Gue udah sadar sedari tadi", "maksut loh dia ngikutin kita, ngebuntutin gitu maksutnya, "hahaha (Alena tertawa)", "lah kok malah ketawa?", " yang ada kita yang ngebuntitin Dia, ini kan jalur kelasnya Dia", "astaga gue baru nyadar ternyata elu sengaja nuntun Gue lewat sini biar bisa...", "ssstt, enggak kok, Gue emang mau lewat sini biar kita mampir dulu keperpus, yaudah kita udah didepan perpustakaan nih, bentar yah, apa lu mau ikut juga?", "nggak usah de Gue tunggu aja disini", "yaudah bentar yah", Alena meninggalkan Jian menunggu nya didepan perpustakaan dan ia segera masuk dengan terburu-buru menghampiri meja si petugas penjaga perpustakaan, " selamat sore Buk, saya mau mengembalikan buku yang kemarin saya pinjam", "ohiyaiya mari, kamu taru disitu bukunya terus cari nama kamu di list ini dan tanda tangan yah", "iyah Bu", "mau minjam lagi?", tanya si penjaga perpustakaan dan Alena menjawab sembari tersenyum "hehe iyah Buk, mau minjam lagi", "memang hobi baca yah, yaudah silahkan" kemudian Alena lalu menghampiri komputer yang biasa digunakan untuk mencari letak buku yang diperlukan, setelah ia memperoleh informasi keberadaan buku yang Ia perlukan, Ia lalu berjalan menghampiri lemari buku yang hendak ia ambil, setelah menemukan rak buku itu, Ia langsung bergegas mencari buku yang ia perlukan dengan mengucapkan nama bukunya berulang kali seperti berbisik, ia terus mencari namun tak kunjung menemukan buku itu, "Psikologi jiwa, psikologi pendidikan, psikologi pendidikan" katanya berbisik sembari mengitari rak buku itu dengan memandangi satu persatu buku yang berderet pada rak lemari itu, tiba tiba saja terlihat tangan seseorang memegang buku yang ia cari itu dan mengarahkannya tepat didepan wajah Alena, Alena yang sedang fokus mencari sontak kaget dan terdiam, kemudian memalingkan pandangannya kearah orang yang berdiri tepat disampingnya "ini buku yang kamu cari kan?" katanya sembari memberikan buku itu kepada Alena, sementara itu Alena masih hanya membisu dengan sorot matanya yang tampak terkagum-kagum melihat Alaska pria yang baru ditaksirnya itu tepat berdiri dihadapannya, "hey" Alaska menyahutnya sembari menggerakan satu telapak tangannya ke arah wajah Alena", "ehh iyaiyah, iyah thanks yah" katanya sembari mengambil buku itu dari tangan Alaska, ia masih saja berdiri dan tampak seperti orang kebingungan dalam hatinya berkata "ini orang apa hantu sih, bukannya tadi barusan terlihat di sono kenapa sekarang tiba-tiba nongol disini, mana tiba-tiba muncul dihadapan Gue lagi", "kam.." "hhhhhh", ditengah kebingungannya Alaska hendak menanyakan sesuatu hal padanya namun justru itu mengagetkannya yang sementara berkelana dalam isi kepalanya, sontak Alaska memberi isyarat padanya untuk mengecilkan suaranya "ssstttt" sembari tersenyum Alaska menaruh jari telunjuknya pada bibirnya dan menatap Alena seolah merasa lucu dan Alena sangat menggemaskan ,"huhhhh" Alena menghembuskan nafasnya nampak gelisah dan hal itu bisa dirasakan oleh Alaska, "okeh, makasih yah bye," Alena lalu hendak beranjak pergi namun seketika Alaska menahannya dengan menyentuh lengannya, dan untuk kesekian kalinya jantung Alena berdebar, langkah nya terhenti dan melihat kearah tangan Alaska yang sedang mengenggam lengannya, Alaska yang menyadari hal itu lalu melepaskan tangannya dan meminta maaf dengan lembut nada bicaranya dan seperti tersipu malu "oups sorry", dengan perasaan gugup ia melanjutkan perkataannya "emhmm boleh minta nomor ponsel kamu?" Mendengar hal itu jantung Alena semakin berdebar kencang tapi Ia berusha untuk terlihat biasa saja, ia menutup kedua matanya beberapa detik sembari merapatkan keduda bibrnya masukan kedalam mulut kemudian membuka matanya sembari berkata "iyah boleh, mana hanphone nya", Alaska memberikan hanphoneya kemudian si Alena mengetik nomor ponselnya setelah itu ia mengembalikan ponsel Alaska sembari tersenyum tipis dan berkata "I am Alena", "I know, thank yah" sahutnya dengan wajah tampak senang  "okhay bye". Alena bergegas keluar menyusul Jian sahabatnya yang sudah lama menunggunya , sesampai didepan pintu perpustakaan Alena melihat wajah Jian tampak kesal, Ia lalu meminta maaf pada sahabatnya itu, "Ji maap yah aduh aku lama banget yah sory yah kamu pasti beteh sama aku yaudah aku traktir deh", "ngapain sih elu heh, lama banget untung gak gue tinggal loh,", "yah elu kan teman Gue baik banget pula, jadi nggak mungkin ninggalin gue dong," "Gue nggak mau tau elo nraktir Gue", "yaiyalah neng" kemudian mereka beranjak pergi menuju kafe yang mereka sudah sepakati untuk sekedar hang out. Mereka melewati petang dihari itu dengan memesan dua gelas kopi hangat kesukaan masing-masing sesuai selera sembari bercanda gurau dan mengabadikan momen bersama mereka dengan berfoto-foto dan membuat video, mereka begitu tampak senang dan semakin akrab. Kini petang pung berlalu, hari menunjukan jam 07.15 wib mereka segera beranjak untuk pulang, Jian memboncengi Alena mengantarkannya pulang, setelah itu Jian melanjutkan perjalanannya pulang kerumahnya yang kebetulan memang searah dengan tempa tinggalnya Alena.
Drrtttttttttttttt.... terdengar getaran ponsel Alena terus menerus namun Alena tidak menghiraukannya karena Ia sementara tertidur pulas, Ia merasakan kelelahan setelah seharian beraktivitas. Kesesokan harinya tepat pukul 06.30 pagi Alena terjaga dari tidurnya karna cahaya kilauan sinar matahari pagi yang mengenai wajahnya, stelah ia membuka kedua matanya perlahan, Ia menyadari bahawa fajar sudah berlalu ia kaget dan tergesah-gesah bangun dan mencari ponselnya, dipikirannya bahwa mungkin hari ini Ia akan terlambat mengikuti kelas pertama dijam 08.00 pagi nanti, namun ketika Ia mendapati ponsel nya Ia melihat tanggal dan hari pada walpaper ponsel nya kemudian Ia menyadari bahwa hari ini adalah akhir pekan, kemudian Ia kembali membaringkan tubuhnya seolah terjatuh dan terlentang, karena ia merasa legah bahwa hari ini adalah hari libur, sembari berbaring Ia memeriksa ponselnya yang terdapat satu panggilan tak terjawab, dilihatnya bahwa itu adalah nomor ponsel yang asing baginya, dalam hatinya berkata "nomor siapa yah?, apa jangan-jangan, ah masa iyah sih Dia nggak chat dulu masa langsung nelfon, apa mungkin ini nomor nya Dia, ah coba Aku misccal ajah deh" setelah Ia mencoba menghubungi nomor ponsel tersebut dan ternyata terhubung, namun Ia kembali menutup panggilannya dan menaruh ponselnya tepat disamping kepalanya sementara Ia lanjut berbaring dengan posisi badan tengkurap.
beberapa menit kemudian drtrrtttttrhhhhhhhh.... ponselnya bergetar Ia lalu meraih ponselnya lagi, dan Ia mendapati satu pesan whatsapp, ketika Ia membuka pesan itu seketika Ia tersenyum lebar, ternyata isi pesan itu mengatakan "Good Moorning,, I am Alaska, maaf semalam Saya ganggu, cuman mau ngasi tau aja kalau ini nomor Saya, di save yah" , Alena segera mengetik dengan kalimat "good moorning to Kak, iyah gakpp kok hehe maaf yah semalam Gue udah tidur", "ohyah ? Okeh no problem, btw hari ini kemana?", "kemana aja boleh kalau ada yang ngajak kak", "beneran?", "iyah Kak", "yaudah gimana kalau saya ngajak pergi ke perpustakaan", "lah?? Kayaknya close the door dek, kan hari libur", "wkwkwkw iyah bercanda kok", "hahaha kaka bisa aja", "yaudah serius nih, saya mau ngajak kamu keluar hari ini kamu mau nggak?", "ehmmmmm?", "katanya mau aja kalau ada yang ngajak", "Gue mau kok, kita jalan-jalan aja boleh gak sih", "yaudah kamu sharelock, nanti saya jemput", "okhy". Percakapan via whatsapp yang dipenuhi dengan hati berbunga-bunga nampak dari cara Alena membaca dan mengetik sembari tersenyum.
Setelah itu Alena segera bersiap-siap dan menunggu Alaska menjemputnya, ketika ia sedang berdandan terdengar suara panggilan bi iyem asisten rumah tangga keluarganya, katanya "non, non ada cowo didepan katanya teman non, Dia teh bawa motor atuh", "hah, trus papa sama Mama dimana Bi?", "ada, Bapa dan Ibu lagi sarapan dibawa", "yaudah Bi, makasih yah,", "iyah non, terus si cowo ganteng itu gimana Bi, ta suru masuk aja non?, atau?" , "hhhhhh (sembari tersenyum), Bi,,, bibi biasa aja papa sama mama itu nggak marah kalau aku bawa teman cowok kerumah palingan cuman nanya-naya aja, santai aja kali bi", "iyah non, masalahnya teh Dia nya teh bawa motor nggak pake mobil, pasti Non nggak dibolehin pergi naik motor", "oh ituuuu, tenang Bi gampang kok, yaudah Bibi ke bawa tolongin aku bilang sama teman ku dia duduk aja didepan entar aku nyusul", "iyah baik non, permisi"
Sesampainya dilantai bawah Bibi Iyem terkejut dan tampak cemas melihat Ny.Mira Ibu nya Alena sedang berdiri didepan pintu dan berhadapan dengan Alaska yang sedari tadi sedang menunggu Alena didepan teras, Bi Iyem bergegas kembali menaiki tangga menuju kamar si Alena , terdengar suara Ibu Mira bertanya pada Alasaka "Maaf siapa ini?, ada perlu dengan siapa yah?" "Selamat pagi Tante, emm Saya Alaska temannya Alena", "ohh temannya Lena", "bukannya ini hari libur?" Sahut Pak Anton yang tiba-tiba berdiri dibelakang istrinya, mendengar pertanyaan sinis dari suaminya, Ibu Mira hanya tersenyum memandangi Pak Anton kemudian kembali menatap si Alaska, Alaska menunduk sembari tersenyum sedetik kemudian mengangkat kepalanya dan berkata "iyah Om Tante karna ini hari libur  jadi saya dan Lena berencana untuk.....", "untuk hang out, ah mama papa kenapa sih, kaya nggak pernah mudah aja, ini teman aku, ehhh kaka tingkat di kampus Aku, kita lagi janjian mau jalan bareng nanti si Jian nyusul juga, yaudah mama papa masuk gi, papa istirahat dirumah aja, week end nggak ada kerja-kerja, okhay .???", Alena mengoceh sembari memberikan salim dan mencium pipi kedua orang tuanya, "kamu pakai mobil aja Sayang" sahut Ibu Mira, " jangan naik motor", kata Pak Anton lagi, "pa, ma, aku itu harus bisa naik motor, papa sama mama tau kan bulan depan aku ada toor ke puncak dan kendaraannya harus pakai motor, mau tidak mau aku harus belajar naik motor dong, agar program toor promosi perushan Papa bisa bejalan dengan baik, iyah kan Pa?", "lagi lagi, bahas itu yasudah yang penting kamu harus hati-hati yah", kata Pak Anton sembari mengusap kepala anak gadis semata wayangnya, disamping itu Ibu Mira dengan wajah tampak cemas mencoba membujuk suaminya untuk tidak menyetujui putrinya pergi menaiki motor, "pak gak bisa Pak ayolah itu kan bahaya" Pak Anton merangkul Ibu Mira dan mencoba menenangkan sang istri kemudian, mereka beranjak dari situ sementara Alena dan Alaska saling bertatapan dan tersenyum, "nih helm nya, sini saya pakein", "boleh", Alaska membantu Alena mengenakan helm dikepalanya, setelah itu mereka beranjak pergi. Mereka menuju suatu tempat yang letaknya tidak begitu jauh dari kediaman Alena, mereka menghampiri sebuah taman kecil dipinggiran kota yang letaknya ditepi aliran sungi, sebelum tiba ditempat itu mereka mampir ke tokoh makanan untuk membeli beberapa cemilan dan minuman. Setibanya ditempat itu, mereka memilih tempat duduk ditepi aliran sungai untuk mereka duduk mengobrol dan menikmati jajanan yang sudah dibeli.
"Kak, kenapa disini?" tanya Alena sembari mengemil, "ha kenapa disini, yah karna bagus", "menurut Kaka bagus? Berarti Kak suka dengan kesunyian keheningan tapi harus yang indah?", "kurang lebih seperti itu, bagaimana dengan kamu?", "aku? aku suka apa aja yang bikin aku ngerasa nyaman, dan rasa nyaman aku kadang susah ketebak", "sekarang kamu nyaman gak?" Alaska bertanya sambil menatap matanya si Alena mengharapkan jawaban yang jujur dari mulutnya, "Aku nyaman" jawabnya dengan terbata-bata, jantungnya kian berdebar, "btw, Kak Aska ko ngajak aku jalan, emang nggak punya pacar? Atau?", "menurut kamu?", "aku nanya kak, kok balik nanya", "coba tebak", "hahahahhaha" Alena tertawa manja, "emmmm Kak Aska keliatannya nggak punya pacar, agak kesepian, dan hahaha" belum sempat menyelesaikan pembicaraanya Ia sudah tertwa seolah merasa sangat lucu, "sory, sory aku cuman ngasal kok, hahaha", "kalau kamu benar gimana?", "hah?" Alena tiba-tiba kaget dan berhenti tertawa mendengar pertanyaan si Alaska, mereka berdua seketika terdiam membisu dan memandangi sungai beberapa detik kemudian Alena berkata dengan nada bicara yang lembut nampak serius  "Kesepian itu bukan hanya tentang tidak punya siapa-siapa, tapi kesepian itu tentang bagaimana perasaan kita menjalani kehidupan ini, walaupun kadang kita punya banyak orang disekitar kita belum tentu kita merasa cukup bahagia"
"Kamu sedang bicara tentang kamu?", "bagaimana dengan Kamu Kak Aska?", "Aku suka dengan kesepian, Aku menikmatinya tapi aku butuh sentuhan kasih sayang, wajar dong?", ujar Aska sembari menoleh dan menatap Alena, kemudian Alena menjawabnya dengan nada bicara yang terdengar lembut "I see", Alaska terpukau dengan kecantikan Alena dan kesejukan yang tampak dari cara bicaranya sontak ia berinisiatif mengajak Alena "week end depan, kita ke pantai yuk", "pantai ?",
Alaska hanya tersenyum dan mengangguk dalam hatinya berkata " jangan tolak plis" kemudian Alena memberi jawaban sembari tersenyum manis"okeh"

Bersambung ,,,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I AM SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang