Chapter 54

381 22 76
                                    

Pinggiran IbuKota Ragna, Kekaisaran Gra Valkas.

7 Juni 1640.

0830.

Seorang penjaga pinggiran kota Ragna nampak sedang minum air dari tempat minumnya dengan ekspresi bersyukur, bersyukur bisa minum enak dan tidak ikut pertempuran di Ragna atau kota-kota lainnya yang terjadi kudeta dari pihak oposisi Kaisar. Prajurit muda itu bernama Karl dan dia berharap hari ini tidak terjadi sesuatu yang buruk.

Karl melihat dari kejauhan sebuah kumpulan debu pekat dan semakin mendekat kearah Ragna. Karl langsung mengambil alat komunikasi yang ada di sampingnya dan melakukan kontak. "Disini Pos garda terdepan pinggiran kota Ragna, terdapat kumpulan debu pekat yang semakin mendekat, meminta izin untuk mundur dan bergabung dengan pasukan lain, ganti."

Karl menunggu respon dari atasannya, namun respon itu tidak pernah datang yang membuat dia sedikit kebingungan, seharusnya radio ini sudah dia kalibrasi beberapa hari yang lalu dan seharusnya baik-baik saja. Karl mengulangi pesan tersebut namun hasilnya tetap sama saja. Karl menghela nafas dan memutuskan menenteng STG-32 nya dan berjalan keluar dari pos miliknya. Dia melihat ke tiang bendera tempat bendera Kekaisaran Gra Valkas berkibar dengan bangga.

"Well, sepertinya sudah waktunya matahari terbit di Kekaisaran Gra Valkas, semoga semua akan baik-baik saja." Gumam Karl yang menurunkan bendera tersebut dari tiang nya.

Karl adalah veteran perang penaklukan Kerajaan Britannica dan Kerajaan Karsland bertahun-tahun yang lalu, walaupun usianya saat ini tergolong cukup muda, sekitar 28 tahunan. Namun Karl sudah tahu rasanya dicelupkan ke dalam api neraka dan kembali untuk menceritakannya, dia adalah seorang pejuang Gra Valkas yang hebat.

Karl menyeret kursi kayu tunggal dan duduk di tengah jalan raya empat jalur yang menjadi salah satu jalan raya terbesar di Kekaisaran Gra Valkas. Seharusnya ada puluhan hingga ratusan tank mempertahankan tempat ini sampai mati dan ribuan prajurit menumpahkan darah mereka untuk membendung serangan musuh, namun semua aset itu kini tengah digunakan untuk perebutan kekuasaan orang-orang yang rakus, Karl jujur merasa kasihan dengan Kaisar Gra Lux yang harus berhadapan dengan mereka setiap hari.

Saat awan debu tersebut hanya beberapa ratus meter dari pos yang dijaga Karl, awan tersebut berhenti namun Karl masih dapat mendengar suara mesin yang mengaum dikejauhan, mereka sudah disini. Pikir Karl dengan tenang.

Beberapa tank Pershing dan Sherman nampak muncul serta mendekati posisi Karl sedang duduk. Saat hanya 20 meter jarak mereka, Karl dapat melihat dengan jelas seorang perwira tinggi pasukan musuh berada di salah satu tank. Tank-tank tersebut berhenti tepat ditengah jalan dan para prajurit yang numpang dibelakang tank langsung turun dan mengamankan perimeter Pos.

Sang perwira tinggi yang Karl lihat tadi mendatanginya sambil menenteng STG-32 juga, nampaknya bekas pertempuran di pantai yang beliau ambil. Pikir Karl.

Karl berdiri, menaruh senjatanya ke tanah lalu memberi hormat ala Gra Valkas ke perwira tinggi tersebut. "Saya Karl , Satu-satunya penjaga pos pinggiran ini, saya menyerahkan kendalinya kepada anda pak dan meminta hak asasi manusia saya dipenuhi sebagai Tahanan perang."

Karl mendengar salah seorang prajurit musuh mengejek dari belakang sang Perwira. "Halah, kayak mereka memberi saudara-saudara kita hak tersebut, Jenderal, lebih baik kita habisi saja dia, tidak akan ada yang tahu."

Karl menelan ludahnya dalam-dalam, bersiap dan berdoa dalam hati. Namun sang perwira tersebut berkata hal yang lain. "Sungguh, jikalau aku mengizinkan hal tersebut, maka kita tidak ada bedanya dengan mereka, membunuh tanpa memandang bulu atau berpikir. Karl, bukan? Aku adalah Jenderal Arde, aku dengan senang menerima penyerahan diri mu."

Summoning GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang