Chapter 44

349 22 130
                                    

Doolittle menghela nafas dengan kasar dan melihat pemandangan sekitar dengan kacamata VIZ spesial untuk Pilot yang cukup mirip dengan kacamata AR/VR yang mulai populer di Benua Philades dan Indonesia.

Kacamata VIZ Spesial ini sangat luar biasa, dia dapat melakukan zoom in dengan sangat jelas, memiliki fitur NV, Thermal dan fitur seperti Auto-Tagging yang mengurangi angka Friendly Fire. Namun kali ini VIZ nya digunakan untuk mencari target di Runepolis, para pengebom dibagi menjadi tiga Grup, mengebom Distrik Militer, Distrik Ekonomi dan Distrik Kerajaan, Doolittle sendiri memimpin grup pengebok di Distrik Kerajaan.

Di Grupnya terdapat lima unit B-25 Mitchell, tujuh A-1 Skyraider dan juga sepuluh F4U Corsair. Memang kelihatannya tidak banyak dan tidak akan menyebabkan kerusakan yang terlalu berarti, tapi penyerangan ini adalah pesan, pesan yang mengatakan kalau RPTO dan Indonesia dapat menyerang mereka kapanpun dan dimanapun.

Doolittle melihat kearah bawah dan kokpit dari pesawat pengebom nya mulai memudar dan seolah-olah dia dan co-pilot nya sedang mengambang di atas awan. Ini adalah salah satu fitur dari VIZ yang membuat sang Pilot dapat dengan leluasa melihat ke seluruh arah untuk mencari target dan juga ancaman yang datang, dan benar saja sesuai dugaan, beberapa Alpha-3 datang melesat dengan kecepatan tinggi.

Nampaknya Madar dan Radar milik Mirishial serta Gra Valkas tidak dapat mendeteksi mereka sampai sudah dekat sekali dengan daratan Kekaisaran Suci Mirishial, Terimakasih kepada Destroyer luar angkasa milik Indonesia yang secara aktif melakukan serangan elektronik. Tiga F4U Corsair langsung keluar dari formasi dan mulai melakukan Dogfight yang sengit. Doolittle hanya dapat melihat dari kejauhan dan pesawat-pesawat yang melakukan pertempuran udara hanya tinggal bintik-bintik hitam dikejauhan.

"Letkol Doolittle, kita sudah memasuki Area Operasi, target sejauh ini belum terlihat." Ujar petugas di Bomb Bay.

"Teruskan pencarian, Grup Amiya dan Bifrost sudah melakukan tugas mereka, tinggal kita mencari target emas nya." Ucap Doolittle yang disahut dengan ucapan "Mengerti!"

Beberapa menit berlalu dan dari kejauhan, Doolittle dan grupnya dapat melihat senjata anti udara yang menyasar grup pengebom lainnya, beberapa B-25 nampak sudah mengalami kerusakan namun dapat terbang, Doolittle melakukan zoom out dan fokus melakukan tugasnya, mereka semua sudah tahu resiko dari misi ini, tidak perlu memikirkan mereka.

"Pak! Istana Albion terlihat! Beberapa obyek misterius juga mendekati kita!" Teriak orang yang bertugas di bagian radar.

"Dimengerti! Semuanya, naikkan kecepatan, jatuhkan bom kalian setelah berada di posisi yang bagus!" Doolittle memacu mesin dari pesawat pengebom nya dan terus mendekat ke wilayah Istana Albion.

Beberapa obyek yang tidak dikenal ternyata adalah pesawat jet Alpha-3 milik Mirishial yang nampaknya kini menenteng semacam misil udara-ke-udara, Doolittle yang melihat itu langsung berteriak.

"Semua unit Mage di setiap pesawat pengebom, mulai rapal mantra pelindung kalian! Nampaknya para Elf Anjing ini sudah dapat membuat misil udara-ke-udara seperti punya Indonesia!" Perintah Doolittle langsung menyebar ke semua pesawat pengebom di Grupnya, para Mage yang mayoritas berasal dari Magicaraich, langsung mulai merapal mantra khusus yang dikembangkan bersama penyihir Indonesia.

Pesawat tempur yang mengawal grup Doolittle yang berisi F4U Corsair langsung keluar dari formasi dan mengejar serta menembakkan senapan mesin mereka kearah pesawat Mirishial. Pertempuran sengit berlangsung dan pihak Mirishial kehilangan dua Alpha-3 sedangkan dari grup Doolittle baru mengalami kerusakan sedang.

Summoning GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang