Waktu berlalu dengan sangat cepat, tak terasa sudah 6 minggu lamanya Mary menjalankan KOAS-nya di rumah sakit Mustika Abadi, selama itu pula Mary berusaha sebisa mungkin untuk tidak berbicara dengan Dokter Eric. Ia hanya mendengarkan pengumuman yang dilantarkan olehnya, dan hanya berbicara tatap muka dengannya sebanyak 4 kali. Untuk hal-hal kecil lainnya, ia menanyakan peserta KOAS lain —yang sekarang adalah temannya— dengan alasan bahwa ia tidak bisa hadir pada saat Dokter Eric menjelaskan atau mengumumkan sesuatu.
Siska —wanita yang selalu memakai riasan wajah terlalu tebal— tidak pernah berhenti membicarakan betapa 'kagum'-nya ia terhadap Dokter Mark. Brina —wanita yang terlihat tidak bisa berdiri sendiri— yang sudah seperti budaknya Siska. Louise —yang terlihat menyimpan rasa kagum terhadap Dokter Eric— wanita pintar yang sangat ambisius untuk meneruskan nama keluarganya yang kebanyakan berprofesi sebagai dokter. Chris —cowok berdarah setengah Amerika yang ingin berkarir di tanah air ibunya— teman yang sangat loyal, saking loyalnya orang-orang sampai berfikir kalau ia punya rasa terhadap Mary, padahal dia suka dengan kakaknya. Terakhir, Niko —cowok cuek yang agak posesif— yang sebenarnya menyimpan rasa untuk Mary.
Di siang hari, Dokter Eric menyuruh mereka semua berkumpul di ruang istirahat dokter, dan mengumumkan kalau tiga diantara 12 peserta KOAS berkesempatan untuk melihatnya mengoperasi secara langsung. Diantaranya yang terpilih adalah, Louise, Chris, dan ... Niko. Mary sangat kecewa saat tau bahwa dia tidak terpilih, tetapi dia juga senang untuk Niko karena ia bisa terpilih.
Tapi tanpa diduga, sesaat sebelum operasi dimulai, kabar bahwa ayah Chris yang sedang berada di Amerika jatuh koma dan tidak sadarkan diri. Chris pun langsung ijin untuk pergi dan terpaksa posisinya harus digantikan, ia memberi tau Mary terlebih dahulu, dan Mary langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang karna ia juga ikut khawatir.
Selesai operasi selesai, Mary keluar dan bernapas lega. Di depan ruang operasi, Dokter Eric mengucapkan terimakasih dan selamat, karena mereka sudah melewatkan operasi pertama mereka. Ia menatap mata Mary untuk sesaat, dan melanjutkan ucapan-ucapan yang ia ingin sampaikan. Setelah semua yang ingin dikatakannya tersampaikan, Dokter Eric pamit untuk keluar.
Mary melihat Louise yang terlihat takjub dengan 'pesona' Eric dan tak bisa berkata-kata. Sedangkan di sisi lain, Niko berusaha menahan rasa cemburunya yang sebenarnya sangat terlihat. Tapi ada satu orang yang tidak bisa melihat rasa kecemburuannya, siapa lagi kalau bukan Mary?