Thrift

5 0 0
                                    

••••••

Di dunia ini memang tidak ada yang gratis, bayangkan saja, baju yang sudah di buang atau entah dikemanakan oleh pemilik aslinya dikumpulkan dan dijual kembali oleh para pedagang yang bahkan hampir tidak mengeluarkan modal, mungkin ada, tapi tak seberapa.

Tadinya Asmara juga sangat membeci hal membeli pakaian bekas atau barang-barang lainnya yang tidak baru. Namun Kinara lah yang sampai sekarang membuat Asmara sangat bersemangat bila ia mengajak dirinya untuk ikut membeli pakaian thrift yang dulu dibencinya. Bukannya tidak mampu membeli pakaian baru atau barang yang mungkin terbilang branded, tetapi kegiatan membeli barang second ini memiliki kepuasan tersendiri bila bisa menemukan sesuatu yang sangat bagus dengan harga yang bisa dibeli dengan uang receh.

Mereka membolos kelas di jam terakhirnya dan memilih memarkirkan mobil Kinara pada basement mall Blok m Plaza, berjalan sedikit untuk sampai di tempat thrift.

"GILA! Liat! Ini gue dapet rok selucu ini cuma 30 ribu, nar." Ucap Asmara antusias sambil menunjukkan barang pilihannya.

"Anjing sih, emang ga pernah salah pilihan lu dhis."

Aku lupa lagi memberitahu bahwa Asmarani Gendhis memang memiliki branding nama Gendhis, bukan Asmara, mara, atau bahkan rani. Ia lebih suka nama belakangnya.

Selesai memilih beberapa atasan dan bawahan dan membayarnya, mereka melanjutkan hang out dengan makan di restoran unik daerah Melawai.

"Jadi gimana sama Tama?" Kinara memulai topik pembicaraan dilanjut dengan menyuap makanan yang sudah dipesannya.

"Skip deh, najis banget." Balas Asmara yang sudah aku bilang akrab dipanggil Gendhis.

"Kenapa lagi? Gila ye, cowok yang deketin lu ga ada yang bener dikit?"

"Gua baru deket doang tapi lagaknya kaya pacaran, ni aja gua disuruh pulang, ngatur,"

"Dih anjing baru deket doang udah ngatur, gimana jadian."

"Yakan, emang paling bener pacaran sama Harsa." Gendhis tersenyum sambil membayangkan.

"Kenapa ga lu gas duluan sih si Harsa?"

"Punya harga diri gue nar, mang elo."

"Setan, ngejar duluan bukan berarti ga punya harga diri."

"Terus?"

"Obral dikit ga ngaruh."

Obrolan mereka terus belanjut sampai akhirnya memilih untuk pulang.

•••••••

FRIEND(ly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang