BAB 2

1.4K 10 0
                                    

Gedung pencakar langit memiliki empat puluh dua lantai disertai ribuan karyawan merupakan tempat di mana Tessa menghabiskan waktu dan masa mudanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gedung pencakar langit memiliki empat puluh dua lantai disertai ribuan karyawan merupakan tempat di mana Tessa menghabiskan waktu dan masa mudanya.

Bisnis yang berkembang pesat dalam dunia fashion dan telah masuk ke dalam daftar nominasi luxury brand terkenal pun terbesar di dunia.

Perusahaan besar yang mengambil nama depan Tessa-Makenna, yang tak lain merupakan hasil keringat wanita cantik itu selama delapan tahun. Tidak lepas dari campur tangan keluarga Hoffman sebagai investor terbesar dari Makenna Company.

Tessa berada di dalam ruang kerjanya. Duduk tegap menumpu kaki pada kursi kebesarannya di belakang meja. Pandangan matanya focus membaca berkas-berkas di atas meja pun sesekali melirik pada layar MacBook miliknya.

Ting!

Sirens eyes indahnya bergerak ke samping lalu ia meraih benda pipih yang berbunyi di atas meja. Membaca pesan dari sekretarisnya yang memberitahu jika sudah waktunya untuk istirahat makan siang.

Ia tarik tubuhnya ke belakang dan menyenderkan punggung panasnya pada senderan kursi. Memutar kursi ke arah samping yang mana jendela kaca besar pada ruang kerjanya langsung menyuguhkan pemandangan indah kota Montreal.

"Siapkan mobilku, aku akan pergi mengunjungi seseorang untuk makan siang." Tessa berbicara pada sekretarisnya dari dalam telepon. Lalu ia tutup kembali teleponnya dan mulai bergerak untuk bersiap-siap.

Memasukan barang-barang penting ke dalam tas branded atas namanya sendiri. Memakai blazer guna menutupi bahu indahnya yang terbuka, serta kaca mata hitam yang tersangga pada hidungnya yang mancung alami. Seksi dan berkelas.

Mengendarai mobil mewahnya-ASM yang melaju pesat membelah jalanan. Lalu berhenti terparkir tepat di depan pintu masuk gedung pencakar langit besar dengan empat orang penjaga keamanan bertubuh tegap.

Sementara itu Richardo baru saja menyelesaikan rapat penting bersama para petinggi perusahaan. Gagah langkahnya gontai menuju ruang kerja dan sempat terhenti saat Sekretaris wanita memberitahu.

"Mrs. Douglas berada di dalam."

"Ck!" decaknya pelan disertai senyuman getir. Melepaskan kancing pada lengan jasnya pun melonggarkan dasi. Lanjut langkahnya memasuki ruang kerja.

Mencolok penampilan wanita itu dengan kaca mata hitam besarnya, duduk berpangku tangan pada sofa berwarna abu di sana. Lalu ia menoleh dengan santai saat mendengar suara decit pintu yang didorong.

Ujung bibir sintalnya sedikit terangkat saat melihat sosok pria gagah berdiri di depan pintu, memandangi dirinya dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Selamat siang, Mrs. Douglas," tekan Richard terdengar menjengkelkan saat ia menyapa Tessa dengan sebutan formal. Ia menyindir Tessa sebab Sekretaris tadi yang memanggilnya seperti itu.

"My husband," timpal Tessa terdengar rendah, disertai senyuman mautnya. Terdengar jelas ditelinga Richard yang langsung mengerutkan kening kemudian terkekeh samar.

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang