BAB 8

558 8 0
                                    

Dua Minggu penuh Tessa menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk pemulihan. Sementara itu ia juga tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai pemimpin perusahaan. Selama itu ia masih terus sibuk bekerja. Meeting bersama klien lewat panggilan video, serta mengurus beberapa berkas juga email masuk.

Selamat dari kecelakaan maut yang hampir menewaskan nyawanya, tidak membuatnya meninggalkan tanggung jawab sebagai pemimpin ribuan orang yang bernaung diri di bawah kepemimpinannya. Dirinya tetap dengan cekatan mengurus semua hal perusahaan.

Wanita cantik itu kini tengah membereskan barang-barang memasukannya ke dalam koper. Dirinya siap untuk keluar rumah sakit setelah meminta pada dokter untuk melakukan pemulihan di rumah.

Dibantu oleh sekretarisnya-Emrel-dirinya berkemas. Meskipun Emrel mengatakan padanya jangan terlalu banyak bergerak terlebih dulu, tapi Tessa menolak dan tetap mengemasi barang-barangnya.

Sebelum keluar dari ruangan Tessa meminta Emrel mematikan televisi terlebih dahulu. Namun sesaat kemudian ia meminta Emrel untuk tidak mematikannya karena sebuah berita di televisi menarik perhatian Tessa.

"Seorang model cantik pun terkenal berinisial XAV ditemukan tewas mengenaskan di dalam sebuah kamar hotel berbintang lima. Jasadnya ditemukan dalam bathtub berisikan air penuh dengan kondisi bertelanjang bulat, serta terdapat luka sayatan pada lengan kiri hingga nadi korban terputus. Korban diduga melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong nadi hingga kehabisan darah." Sebuah berita yang disiarkan secara langsung dari kota Toronto, Canada.

Terpaku, merenung pun tertegun wanita cantik itu menatap layar televisi. Mematung dirinya di sisi ranjang dengan dua tongkat yang menopang tubuhnya pada sisi kanan dan kiri. Lengannya mengepal penyanggah tongkat dengan erat saat berita lain muncul beriringan.

"Jasad seorang pria ditemukan secara mengenaskan pada tepi sungai dini hari dengan kondisi tanpa busana. Diperkirakan jasad pria tersebut adalah seorang aktor yang belakangan waktu namanya tengah naik daun dengan membintangi beberapa film layar kaca. Jasadnya telah membengkak membusuk karena diperkirakan sudah terendam cukup lama di dalam air."

"Pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus tersebut dengan melakukan otopsi kepada jasad. Kasusnya belum ditentukan. Mungkinkah percobaan bunuh diri atau-"

Tessa menekan tombol off remote dan mematikan televisi. Spontan Emrel menoleh pada bigbosnya seperkian detik kembali menoleh pada pintu yang berderit kemudian terbuka. Tampaklah sosok pria bertubuh besar tegap pun wajahnya yang menyorot tajam ke dalam ruangan berdiri tepat di ambang pintu.

"Emrel, kau bisa membawa koperku ke mobil sekarang," perintah Tessa. Suaranya pelan pun tertahan. Ia pandangi pria di ambang pintu sana dengan bergeming.

Menyenggut. Emrel segera menutup koper lalu ia seret benda kotak besar tersebut pada lantai yang kontan berbunyi roda-roda kecil di bawahnya. Ia seret keluar ruangan. Gontai langkahnya menjauh sampai suara seretan koper itu tidak terdengar lagi di telinga.

Tessa tersenyum tipis namun kaku memandangi Richard yang masih berdiri pada posisinya. "Aku keluar rumah sakit hari ini. Apa kau datang untuk menjemputku?"

Ditutupnya pintu ruang rawat itu rapat-rapat sebelum ia melangkah maju ke dalam ruangan. Di dalam bersama Tessa dirinya sekarang, berdiri tegap menghadap wanita dengan dua tongkat itu.

Tessa mendongak pun gerakannya terbata-bata. Gugup. Ia pandangi wajah tegas pria itu. Menilik setiap sisi wajahnya, melihat keringat membasahi pelipis, lalu turun pada rahang kokohnya yang terkatup rapat, dan menelisik ke dalam lingkar mata pria itu yang memerah.

Putih pasi wajah cantik itu kini, memucat tak terelakan. Ia turunkan pandangannya kembali lalu ia sembunyikan sedalam mungkin dari sorot tajam Richard yang mengintimidasi. Pupil siren eyesnya bergerak liar ke kanan ke kiri tidak menentu menunjukan kegugupan.

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang