Ryan menggenggam erat tangan yara, sampai akhirnya yara berhenti bermain dengan makanan itu. Yara tersenyum jail dan kembali menatap gadis kecil di belakang punggung ryan. Yara memegang satu coklat berbentuk hati di tangannya.
"Ryan, kan kasian... anak itu udah usaha loh buat ngasih kamu coklat, jadi kalau kamu gak mau buat aku aja ya?" Ucap yara, sambil mendekatkan coklat itu ke mulutnya secara perlahan.
Ryan langsung menangkis coklat itu, dan membuang kotak di tangan yara. Lelaki itu terlihat marah besar dan menatap yara, sambil terus memegang erat pergelangan tangan yara.
"Ra, udah aku bilang berapa kali. Jangan makan sembarangan!" Ucap ryan, dengan nada tinggi.
Wajah yara terlihat sangat kecewa dengan perlakuan ryan yang membentak nya di depan umum. Tapi, gadis kecil itu terlihat lebih kecewa karena coklat nya yang dibuang begitu saja. Wajah ely yang seakan tau, bahwa gadis kecil itu terlalu bodoh hanya diam saja sambil sedikit tertawa. Ely tau bahwa yara sengaja bermain main agar coklat itu dibuang di depan umum. Tubuh yara sangat lemah, tidak semua makanan dapat masuk kedalam tubuhnya, dan ryan sangat peduli dengan hal itu.
Gadis itu kecewa dan langsung pergi dari sana, tapi yara sempat mencegatnya sambil mengatakan
"Ryan, kamu keterlaluan deh, adik kecil ini sampai menangiskan..." sambil yara memberikan tisu.
Gadis itu makin dibuat malu karena hinaan yang ia dapatkan sepanjang jalan. Mereka malah menertawakan nya karena tak sebanding dengan yara. Tidak punya malu, gila, bahkan sampai meneriakinya sampai mati saja. Antek antek yara memang sungguh menyeramkan, entah itu para wanita atau laki-laki. Mereka rela melakukan apapun demi mendekati keluarga alexander ini.
Itulah yang dimaksud kekuatan terbesar yara, yaitu alexander family. Tak akan ada satupun manusia yang berani menggangunggu keluarga ini, jika mereka benar waras dan tak cari mati. Keluarga alexander sangat terkenal mencintai putri satu satunya ini. Bahkan ketika yara ingin menjadi artis, keesokan harinya terdapat Alex entertainment. Padahal yara hanya iseng ketika sedang menonton TV, lalu meminta ayahnya untuk menjadikannya artis terkenal.
Bukan hanya itu, yara yang baru ingin mempelajari bahasa Prancis langsung di pindahkan ke Paris demi memperdalam bahasa nya. Semenjak itu Yara belajar untuk menjaga tutur katanya, karena ayahnya yang terlalu serba bisa. Yara juga memiliki seorang kakak laki-laki yang sedang berkuliah sambil bekerja di perusahaan ayahnya. Yara yang mendengar kabar tak ada seorang pun dirumah akhirnya pergi ke kantor ayahnya. Ibu yara masih berada di London untuk sementara karena urusan pekerjaan.
"Kak... Yara datang" teriak yara, sambil berlari memasuki ruangan.
Ruang itu terlihat kosong, yara fikir tak ada orang disana dan lekas ingin kembali pergi. Tapi gadis itu kembali menengok dan menemukan kakaknya sedang tertidur di ruang lain. Yara masuk diam diam dan ikut duduk di samping kakaknya. Terlihat kertas kertas itu banyak berserakan. Sepertinya kakak yara sangat bekerja keras, padahal anak ini masih kuliah tapi sudah dipaksa bekerja.
"Hm... Buat apa punya banyak duit kalau sesibuk ini?" Gumam yara, sambil sedikit merapikan kertas-kertas itu.
Yara sedikit membaca isi kertas itu dan membagi nya jadi beberapa. Sepertinya ia sedikit mengerti tentang perusahaan, yara membaginya berdasarkan nama perusahaan. Tak lama kakaknya terbangun dan kembali mengenakan kacamata itu. Yara tak menyadari akan hal itu, karena terlalu sibuk memilah milah proposal pengajuan itu.
"Kamu ngapain sih, ra? Kayak ngerti aja" ucap kak Zidan.
Zidan Alexander, Putra sulung sekaligus putra tunggalnya keluarga Alexander. Bisa dibilang setiap anak laki laki darah keluarga Alexander adalah sumur emas, entah apa yang mereka sentuh atau mereka lakukan sudah pasti akan menghasilkan uang. Makanya tiap generasi pasti menghasilkan paling tidak satu anak perusahaan baru, dan sudah pasti akan sukses besar. Kalau Zidan di ibaratkan sebagai sumur emas, maka ia akan dinobatkan sebagai sumur terdalam selama 3 generasi terakhir Alexander.
Zidan Alexander
"Kamu bukan nya bangunin kakak, malah nambah kerjaan kakak aja" ucap lelaki itu, sambil sedikit meregangkan tubuhnya yang agak pegal.
Yara terlihat sedikit kecewa karena pekerjaannya malah dinilai tak berharga. Tapi karena rasa kasihannya, yara hanya diam dan sedikit memijat punggung kakaknya itu. Dia tak tega melihat kakaknya kembali begadang hanya untuk pekerjaan tanpa akhir ini. Yara sampai berfikir, siapa yang akan menikahi lelaki yang gila kerja ini. Apakah bahkan kakaknya menyukai lawan jenis?
"Kak, yara disini bantuin kakak nya...!" Ucap yara, sambil memijat keras kakaknya.
"Oh?" Jawab Zidan, sambil tertawa. Sepertinya kekuatan gadis itu tak terasa di punggung kaku zidan.
"Itu udah yara bagi, dari yang harus kakak ajak kerjasama, kakak pertimbangkan, sama mending dibuang" ucap yara, sambil menunjuk kertas yang ada coretan merahnya.
Zidan sedikit kaget, dan membaca ulang proposal yang yara coret. Dia merasa proposal itu tidak terlalu menarik, tapi juga tidak bisa dibilang salah. Perusahaan yang di ajak kerjasama sangat terkenal, kemungkinan besar produk yang di jual akan laku besar.
"Yara sayang, emang apa yang salah dari proposal ini?" Tanya zidan, sambil membaca kembali.
"Hm... Emang sih produk lidah buaya pasti bakal menarik. Tapi kataku untuk dipakai produk diet jangka panjang itu gak baik. Efek sampingnya terlalu besar untuk takaran tersebut, mungkin di awal gak bakal terasa, tapi aku yakin mereka para pengguna bakal ngerasain efek sampingnya. Alexander family hanya mengeluarkan produk bermutu, dan bukan produk gagal kayak gitu!" Tolak yara dengan tegas, entah kenapa sejak kapan perusahaan Alexander family tertarik dengan produk diet murahan kayak gitu pikir yara dalam hatinya.
Zidan yang mendengarnya cukup masuk akal. Zidan menerima maksud yara dan kembali melihat beberapa produk yang Yara pilih dengan baik. Terdapat satu proposal dengan nama perusahaan yang tidak dikenal. Sepertinya itu adalah proposal dari perusahaan kecil. Terlalu beresiko jika bekerja dengan perusahaan kecil. Bagaimana Tim humas bisa meloloskan proposal ini?
"Yara, kayaknya pilihan yang kamu pilih salah deh yang ini. Soalnya seharusnya ini dari awal gak mungkin lolos ke aku?" Ucap zidan, sambil menunjukkan proposal yang yara pilih.
Yara menjelaskan bahwa perusahaan ini memang belum terkenal karena awalnya hanya dokter kecil yang membuka merek ini. Merek ini juga terbilang baru, lalu yara bercerita bahwa dia pernah mencoba produk nya. Kakak yara sempat terkejut karena anak bodoh ini memakai barang sembarangan ke wajahnya. Yara juga awalnya sempat takut karena produk ini, tapi yara kembali menjelaskan nya dengan jelas kepada zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sepatu Kaca yang Tertukar
RomantikApakah kalian pernah memimpikan hidup di rumah mewah? Hidup bergelimang harta? Tidak ada satupun hal yang tidak kamu miliki? Ini adalah kisah dimana yang manis menjadi pahit, dan yang pahit menjadi manis. Dimana tawa menjadi tangis, dan tangis menja...