5. KERANG GAJAH LAUT

3.1K 125 1
                                    

GROMBYANG...

TLANG....

BRUKKK...

GLUDUK...

GLUDUK.....

BRAKK..

BRUKK...

BRAKK...

BRUKK....

"What the hell is that sound?"

Kekhusyukan Segara dan Damian saat sedang duduk berdua ngopi di taman belakang dekat kolam renang buyar. Mereka bahkan barusaja selesai berenang dan hanya mengenakan bath robe tanpa celana dalam. Ini masih terlalu pagi untuk mendengar suara berisik begini. Mereka berdua kemudian lari terbirit ke arah dapur dimana sumber suara berisik itu terdengar.

Di sana, di atas lantai dapur, Kalka terduduk dengan beberapa peralatan masak berceceran di sekelilingnya. Panci, penggorengan, baskom, kardus tidak terpakai, dan lain sebagainya nampak barusaja menimpa tubuh Kalka. Segara tiba-tiba ragu menjadikannya surrogate mother karena kebiasaan aneh Kalka mengenyot botol susu itu. Ia juga mengurungkan niatnya menikahi Kalka karena berpikir Kalka masih belum dewasa. Sebagai ganti rugi uang yang sudah dihabiskannya Segara memperkerjakannya sebagai pembantu rumah tangga. Kalka diberi tugas untuk memasak dan bersih-bersih setiap pagi sebelum berangkat kuliah. Namun karena suatu kecelakaan kecil saat ia berjinjit mengambil garam di dalam lemari, peralatan masak di dekatnya malah pada terjatuh dan menimpa tubuhnya.

"KALKA!!" Mereka berteriak spontan begitu membuka pintu.

"Om... Kak.... Pantat aku sakit," keluhnya memegangi pantatnya yang mungkin terasa sakit.

Hah...

Ada-ada saja. Belum saja mereka cocol sudah mengeluh pantat sakit saja.

Dasar Babi Kecil!!

"Sini, gue bantu berdiri," tawar Damian khawatir, melangkah mendekat dan lekas meraih kedua tangannya.

"Aku nggak bisa berdiri Kak. Pantat aku sakit," akunya memelas, bikin Segara yang awalnya sok cuek tiba-tiba menaruh rasa tak tega padanya.

"Ehm!! Ehm!! Sini, gue gendong ala koala?" tawarnya. Mata bulat Kalka berkedip lucu, ekspresi wajah serius tercetak jelas di wajahnya.

"Apa itu gendongan ala koala?" Kalka bertanya polos.

"Gendongan di depan dada. Nanti lo menggantung di dada Bang Gara. Kedua tangan berpegang pada leher, terus Bang Gara nanti bakal nahan pantat lo pakai kedua tangannya biar lo nggak terjatuh," jelas Damian panjang lebar.

"Nggak mau ah!! Malu Kak. Memangnya aku bayi monyet," tolak Kalka mentah-mentah, menggeleng cepat. Kalka pernah melihat mama monyet menggendong bayi monyet dengan cara seperti itu saat study tour ke kebun binatang dulu ketika masih sekolah. Kalka kan bukan bayi monyet, Segara juga bukan mama atau papa monyet. Kalka tidak mau digendong seperti itu.

"Bukan bayi monyet. Tapi, bayi koala. Kan Damian tadi bilang koala, bukan monyet." Segara yang mendengarnya mendadak jadi sewot.

"Sama aja. Kan sama-sama menggatung," jawab Kalka semakin pintar. Damian tak sanggup menahan tawa gemas karena keahliannya ngeles itu. Jika Segara dan Kalka sudah berdebat seperti ini, perdebatan mereka berdua selalu terdengar lucu.

"Ya udah. Ala pengantin aja kalau gitu? Biar nggak kaya bayi monyet," tawar Segara lagi sedikit ketus.

Kalka mengangguk malas dan terpaksa menyetujui. Segara lekas menyelipkan tangan kanannya di perpotongan kedua kaki Kalka, sedang tangannya yang lain menahan punggung sempit Kalka dan mulai bersiap mengangkatnya.

THRUPLE [R21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang