"Okay semuanya, karena kelompok sudah dibagi jadi saya harap kalian bisa mengumpulkan tugas ini sesuai dengan tenggat waktu, perkuliahan kali ini cukup sampai di sini kalau ada pertanyaan feel free untuk hubungi saya, thank you class!"
Suara kompak dari kelas Comm II memecah gema ruangan ketika Miss Lia menutup kelasnya. Para mahasiswa berhamburan untuk mengetahui siapa saja yang menjadi kelompok mereka masing-masing.
"Mana nih yang dapet warna biru"
"Gue!"
"Yang warna kuning ke sini dong"
"Warna merah manaa?"Kelas menjadi gaduh dan bangku berhamburan, butuh beberapa menit hingga mereka semua menemukan kelompok yang sudah dibentuk. Reima dan Lana loncat kegirangan lantaran mereka tergolong dalam kelompok yang sama. Hingga semua berkumpul, terdapat sembilan orang diantaranya ada Lana, Reima, Sadam, Sanu, Ilmi, Cinta, Haira dan Jerry. Seharusnya ada Juni namun saat ini ia tidak masuk dan Miss Lia memutuskan untum memasukannya di grup Biru.
"Oke, kalau boleh gue aja ya yang buat proposalnya nanti kita buat gambaran besarnya dulu projek ini mau gimana, sekalian kalo udah tau mau apa kita bisa langsung bagi tugas."
Cinta yang secara langsung dipilih oleh grup Biru sebagai ketua memberikan arahan kepada teman-teman kelompoknya. Mereka semua hanya mengangguk dan mengikuti arahan Cinta.
"Ada yang punya ide kita mau ambil tema apa buat climate change ini?"
Cinta bertanya disela-sela musyawarah mereka.
"Tadi gue denger sih grup hijau mau ambil tema perhutanan, jadi gue pikir yaa samain aja gak sih kaya nama grup kita Biru? Kita ambil tema laut."
Jerry menimpalkan sebuah ide dan disambut antusias oleh teman sekelompoknya.
"Ih ayok pleaseee seru banget kita main ke laut"
Reima mengepalkan kedua tangannya di depan dada dan bereaksi super lucu karena rasa gembiranya ketika mendengar laut.
"Yeee maunya elo itu mah"
Lana menoyor kepala Reima yang tidak bisa menyembunyikan kehirangannya.
"Boleh, gimana kalau kita ambil di sektor nelayan? Jadi buat edukasi dan awareness tentang bahaya penggunaan bahan peledak dan pukat harimau sebagai alat memancing ikan."
Sanu menimpalkan dengan idenya yang lagi-lagi disambut positif oleh kelompok Biru.
"Sumpah kok lu pinter sih"
Sadam memberikan pujian lalu merangkul Sanu dan sayangnya langsung ditepis oleh pria itu.
"Tapi kalo memungkinkan, bisa gak sih kita juga ngadain kaya volunteer gitu, gak perlu banyak sekitar 15-20 orang untuk bantu kita di sana— wait gue kepikiran untuk ngelakuin ini di pulau seribu"
Lana yang baru saja mengusulkan ide, berhenti ditengah-tengah percakapannya dan menimpalkan dengan ide lain.
"Boleh banget! Kebetulan aku punya kenalan di pulau untung jawa"
Haira yang selama ini diam langsung terdengar antusias begitu mendengar pulau seribu.
"Oke-oke tenang"
Cinta berusaha mengkondusifkan teman-teman kelompoknya yang mulai memberikan berbagai macam ide.
"Pulau seribu is a yes for me, dan ide Lana yang bawa volunteer juga bagus tuh, tapi kayanya kita kehalang biaya untuk bawa mereka ke sana. Gimana pun kita butuh cost untuk sewa kapal, makan dan lain-lain."
"Gampang aja sih ta, kita bisa kenain mereka charge."
"Yah namanya bukan volunteer dong pak"
Jerry yang sedang mengeluarkan ide namun diputus langsung oleh Sadam memutarkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin
RomanceKata orang, tembok tertinggi dari sebuah hubungan adalah keyakinan yang berbeda. Tapi bagi Lana, tembok paling tinggi adalah tuntutan budaya turun temurun yang sangat ingin ia hancurkan. Mengapa cinta harus dikorbankan, mengapa sebuah budaya harus d...