Chapter Three: Green Light

63 9 0
                                    

"Za, ikut gak?" tanya Niko dari balik pintu kelas 11 IPA 3. Wah, kesempatan. "Hayu!"

"Kana awewe mah gesit," kata Senna yang lagi main Mobile Legends sama Surya.

Semenjak Niko tau kalo aing suka sama Haura, dia jadi sering ngajak aing pergi ke kelas 11 IPA 8. Niko kesana buat ketemu pacarnya, kalo aing? Tentu buat liat Haura.

Biasanya, di istirahat kedua, Niko pergi nyamperin Echa ke kelasnya. Nah, dari kelas Niko ke kelas Echa kan lewat kelas aing, makanya dia selalu ngajak aing kesana. Jam istirahat kedua tuh lumayan lama, jadi waktu Niko sama Echa buat berduaan—waktu aing buat mandang Haura dari jauh—juga lama.

"Haaai!" sapa Echa yang baru keluar dari kelasnya. Niko ngelambaiin tangannya ke Echa, "halow!"

"Haura ada di dalem," kata Echa ke aing. "lagi makan, tuh!"

"Ssst!" Niko sama Echa ketawa, terus mereka duduk di depan kelas 11 IPA 8. Aing cuma diem di depan kelasnya Haura, sesekali jalan bolak-balik dari ujung ke ujung.

Aing akhirnya mutusin buat duduk agak jauhan dari Niko sama Echa. "Za, sini lah, kayak apa aja!" seru Niko. Echa terus nimpalin, "tau, biasanya juga duduk deket kita!"

"Gak enak, soalnya aing ikut mulu," sahut aing. "takut ganggu!"

"Halah, cepet sini!" seru Niko.

Aing duduk di sebelah Niko sambil dengerin lagu pake earphone di Spotify. Gak lama, ada cewek yang keluar dari kelas buat buang sampah. Kebetulan, tong sampahnya ada di depan kelas, jadi kita bertiga bisa liat jelas siapa yang lagi buang sampah.

Tidak lain dan tidak bukan, Haura yang cantik jelita.

"Eh, ada suami istri!" sapa Haura ke Niko sama Echa. "Heh, masih SMA!" sahut Echa.

"Loh, Anza?"

Aing ngelirik ke arah Haura, ngelepas earphone aing yang sebelah kiri dari kuping. "Eh, Haura?"

Niko sama Echa cuma senyum sambil ngeliat satu sama lain, terus ketawa pelan. Haura nyamperin aing, "eh Za, aku main gitar juga tau!"

"Oh iya?" jawab aing. "Iya! Udah gak sering, sih."

Niko sama Echa pindah tempat duduk. "Nik, mau ke mana?" tanya aing spontan.

"Geser dikit doang," jawab Niko. "udah, sana!" Niko sama Echa emang temen yang baik!

Awalnya, obrolan kita berdua agak canggung. Cuma nanya-nanya seputar guru mata pelajaran di kelas masing-masing.

Gak lama, Haura mecahin kecanggungan ini. "Za, kamu suka denger lagu apa deh?" tanya Haura yang sekarang duduk di sebelah aing sambil sesekali ngeliat pohon di depan kelasnya.

"Emmm, macem-macem," jawab aing. "band-band jadul, band tahun 2010-an, tapi band baru juga suka. Aku- eh, aing denger semua genre sih, Ra. Ini lagi denger lagu ... Niki."

"Kalo kamu- eh, maneh?" tanya aing balik ke Haura yang sekarang lebih tertarik ngeliat aing dibanding pohon-pohon yang ada di depan kelasnya. Haura ketawa pelan, "pake aku kamu aja sih!"

"Aku juga suka denger lagu-lagu itu!" jawab Haura antusias. "Gara-gara papa sih, awalnya bukan aku sendiri yang nyari tau."

"Iya, a-aku juga," kataku. "aku tau band-band jadul dari ayah, soalnya dulu ayah hampir jadi musisi."

"Eh, terus gimana?" tanya Haura. "Gak jadi, soalnya ayah BU!" jawabku langsung tanpa mikir, Haura ketawa.

Siapa sangka, kita berdua punya kemiripan dan kesukaan yang sama?

Saking asiknya ngobrol sama Haura, aing gak sadar kalo Niko sama Echa lagi nguping di sebelah. "Oh iya Ra," kataku. "kamu emang suka nontonin anak perkusi, ya?"

Ekspresi Haura berubah. "Iya, soalnya kamu keren!"

"Eh!" Haura langsung ngeliatin pohon-pohon lagi. "M-maksudnya, anak perkusi keren! E-Echa tuh, keren, kamu- eh, kalian semua ke-keren!"

Muka Haura jadi merah. Kalo aing? Sama merahnya. Niko sama Echa cuma ketawa ngeliat kelakuan Haura barusan di depan aing. "Za, nanti lanjut di chat aja!" seru Haura sambil lari ke dalem kelasnya.

Bel masuk pelajaran selanjutnya akhirnya bunyi, artinya aing sama Niko harus balik ke kelas masing-masing. Niko pamit sama Echa, "daaah, Kekey!"

"Iyaaa Nicsap bawel," bales Echa sambil ngelambaiin tangannya. "Dadah Anza," kata Echa ke aing. "lampu ijo!" sambung Echa gak pake suara, cuma ngegerakkin bibirnya.

Aing sama Niko jalan balik ke kelas masing-masing. "Za, gas aja kata aing mah," kata Niko sambil nyikut lengan aing pelan.

"Kalo ada apa-apa, bilang ke aing we!" seru Niko sambil lari kecil ke kelasnya, soalnya barusan guru mata pelajaran Fisika masuk ke kelas 11 IPA 2.

Akhirnya semua mata pelajaran selesai, hari yang cukup bikin capek soalnya tadi ada mata pelajaran Matematika Peminatan. Seenggaknya, aing bisa ngobrol sama Haura cukup lama hari ini.

 Seenggaknya, aing bisa ngobrol sama Haura cukup lama hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haura, aku beneran jatuh cinta.

Ditto!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang