PART 7

69 6 4
                                    

NASKAH INI SUDAH TAMAT DI INNOVEL. MOHON PENGERTIANNYA. TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA

"Mbak Runi lagi apa?" Suara Indah mengejutkan Arunika yang sedang menguping. Entah darimana datangnya makhluk menyebalkan satu ini.

Runi terlalu fokus dengan apa yang dilihatnya. Tidak menyadari jika ada orang lain ada didekatnya. Tidak tahu sejak kapan Indah berada di dekatnya dan membuatnya terkejut. Mungkin saja, adik iparnya juga sudah melihat apa yang dilakukannya, merekam pembicaraan kedua ibu dan anak itu.

Sesegera mungkin Arunika menetralkan keterkejutannya. Terlebih Bu Yanti dan Renjana menoleh ke arahnya. Arunika menyunggingkan senyum. Berpikir sejenak untuk memberikan alasan yang tepat. Wajah cantik Runi dibuat seserius mungkin agar kedua orang di depan sana percaya mendengar semua alasan yang akan dibuatnya. Sebuah alasan untuk menutupi perbuatannya.

"Mau ke depan, ambil pesanan makanan yang diantar oleh ojek online," jawab Arunika sambil berusaha memasukkan ponsel ke dalam saku baju terusan yang dipakainya.

Runi berpikir sejenak tempat mana yang cocok untuknya bersantai. Teras rumahnya menjadi tujuan utamanya. Ia hanya ingin duduk sebentar. Menetralkan keterkejutannya, mendengar percakapan ibu mertuanya dan laki-laki yang masih sah menjadi suaminya. Tidak menyangka, ternyata laki-laki itu sama busuknya dengan anggota keluarga yang lain.

Bu Yanti menghela napas panjang. Raut wajahnya terlihat tenang. Beliau tidak tahu saja, jika Runi mendengar semuanya. Cukup sudah, habis kesabaran Runi. Mereka memang harus diberi pelajaran. Gulma yang tidak tahu diri. Ingin mengambil alih semua aset yang dimiliki oleh Runi.

"Lho? Kenapa pesan makanan? Jelita masak banyak. Semua makanan yang dimasak kesukaan kamu lho Runi." Bu Yanti mengatakannya dengan nada yang dibuat selembut mungkin. Sebuah akting yang tampak sempurna. Siapa pun bisa terkecoh dengan mudah.

Runi hanya menyunggingkan senyum. Terpaksa memberikan senyuman palsu. Sama halnya dengan mereka yang memberikan kepalsuan selama ini. Runi menatap ke arah sang suami dengan tatapan seolah ramah tamah. Tatapan yang sebenarnya ingin menerkam, layaknya singa yang lapar dan mendapatkan daging buruannya.

"Jelita masak buat suaminya, Bu," jawab Runi sambil berjalan pelan meninggalkan orang-orang yang ada di sana.

Seketika wajah Renjana berubah pias. Dia terkejut mendengar apa yang Runi ucapkan. Seolah, Runi tidak menganggapnya lagi sebagai suami. Perkataan Runi mungkin lembut, tapi efeknya luar biasa untuk Renjana dan Bu Yanti. Ucapan wanita itu seolah menegaskan jika dirinya dan Renjana tidak ada hubungan sama sekali. Ego laki-laki suami Runi tercubit.

"Runi, memang kamu ingin makan apa? Mungkin, Mas bisa masak buat kamu," tawar Renjana dengan lembut mencoba berbaik hati pada sang istri.

Jelita yang mendengar hal itu dadanya berdenyut nyeri. Belum pernah sekali pun Renjana berbuat hal demikian. Dirinya sadar, jika kebaikan sang suami semata-mata karena adanya Kumala, anak mereka. Selebihnya hati dan pikirannya hanya ada satu nama--Arunika. Wanita yang dicintai begitu dalam oleh Renjana.

Runi ingin terbahak mendengar tawaran Renjana. Sejak kapan laki-laki itu memasak untuk dirinya? Sedang mengigau, atau? Oh ... pasti ada udang dibalik batu. Ada tujuan dan maksud yang disembunyikan. Mulai saat ini sebaiknya tidak makan di rumah. Tidak akan ada yang tahu jika salah satu di antara mereka menaburkan racun dan bisa mengancam jiwa Runi.

Kejahatan bisa datang kapan saja jika ada peluang. Terlebih mereka yang tidak pernah bersikap baik pada Runi. Belum lagi mereka punya tujuan untuk menguasai harta Runi. Waspada dan berjaga-jaga lebih baik daripada memberikan peluang pada mereka.

"Ga usah repot, lagian yang antar makanannya sudah perjalanan ke sini," jawab Aruni berdusta sambil menghentikan langkahnya. Runi mengatakannya dengan tersenyum ramah, seolah tidak ada masalah sama sekali.

Jodoh Kedua ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang