𝟎𝟓.

12.6K 532 41
                                    

.
.
.
.



Suara jam dinding kini menjadi sebuah alunan di sebuah ruang VVIP, anak kecil dengan tangan yang di infus kini tengah berbaring di kasur yang sudah tersedia.

Beberapa pemuda tengah duduk di sofa, mengamati benda yang mempunyai nyawa itu dengan intens, hanya menatap.

Tak lama, pria tua yang berpawakan masih seperti anak anak muda pada umumnya. Juga pemuda kecil yang tinggi nya hanya sebatas pundaknya saja, memakai sweater dan celana pendek. Pakaian itu sangat mendominasi pemuda ini.

tampak cantik.

Yang satunya lagi pasti memakai jas, berjalan bersama sama menuju ke pemuda pemuda tadi. yang satu tersenyum yang satu ya.. tau lah.

Pemuda pemuda tadi menatap kedua orang tua itu dengan datar, tidak ada ekspresi apapun yang mereka berikan, berbeda dengan Leo dia sedikit tersenyum.

sebut saja pemuda tadi. Gabriel Terata. Gabriel. dia adalah pacar James, walapun James sudah kepala empat tetapi dia masih patut untuk di pacari.

James duduk di sebelah para putranya nya sedangkan Gabriel dia mendekat ke arah Rigel yang tidur di atas bankar, James dan Gabriel sudah berjalan hampir 3 tahun, memang belum lama.

Gabriel menatap Rigel dengan seksama, Rigel adalah bayi putih yang cantik dan manis. Benar ucapan sang kekasih. Dia terpaku pada punggung tangan Rigel terdapat tanda lahir begitu besar, dia juga punya tapi di lengan bagian atas ada di kiri, sedangkan Rigel di punggung tangan bagian kanan.

" Urus surat surat anak itu, pastikan cuma kamu yang tau kalo sampe ada orang lain yang tau siap siap aja kepala kamu jadi makanan black nanti " James mematikan telfon secara sepihak, dirinya mulai menerima Rigel walapun belum pernah berbincang dengan Rigel.

" eunghh.. abang Leo " Rigel terusik dari tidurnya, tangan kecilnya mengucek kedua mata yang sendari tadi terpejam.

Leo yang merasa dirinya terpanggil lantas bangun dari tempat duduk dan menghampiri Rigel yang di sampingnya ada Gabriel yang tengah menatap Rigel.

Leo mengelus pipi yang sudah sedikit berisi itu dan tersenyum kepada Rigel, Rigel membalas senyuman itu, tangan kecil nya merentang bertanda dirinya meminta untuk di gendong.

Berada di gendongan Leo, Rigel melihat sekitar, terdapat pemuda pemuda yang gagah dan tampan tetapi setelah melihat ke arah Gabriel pemuda cantik nan manis itu, Rigel terdiam.

" Tantik banget, Igel kalo gede kaya dia nggak ya nanti " Rigel membatin, dirinya hanya berkedip tidak memindahkan atensinya untuk menatap Gabriel.

" abang, itu siapa? " Rigel menujuk ke arah Gabriel, Leo melihat ke arah Gabriel lantas tersenyum.

" Papa kamu, "

" Papa? " Leo mengangguk, kedua orang tuanya itu masih mau berpacaran belum mau menikah, mungkin dengan adanya Rigel di sini mereka ingin cepat cepat menikah.

Gabriel mendekat ke arah Rigel dan Leo. Di ambilnya Rigel dengan perlahan dari gendongan Leo menjadi ke gendongan Gabriel, tangan yang di infus ada di kiri sedangkan tangan kanannya terbebas. Di letakkan kepala kecil Rigel di dadanya, di elus nya rambut pirang putih itu dengan lembut.

Rigel juga bisa merasakan detak jantung dari Gabriel, terasa tenang sekali. Sangking tenangnya Rigel kembali tertidur.
Ternyata mendengarkan detak jantung seseru itu!

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆.✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang