1.

3.1K 110 4
                                    

"Bunda tau kamu tidak akan pernah menerima ajakan bunda jika bersangkutan dengan pertemuan bisnis, namun, kali ini sangat penting, Seungkwan, bunda tau kamu bisa mencukupi hidupmu sendiri tanpa bunda dan ayah, namun, bunda tak yakin bisa mencukupi hidup bunda jika kau tak datang malam nanti.."
Pukul sembilan pagi, hari sabtu Seungkwan yang biasa ia gunakan untuk bersiap-siap bekerja paruh waktu, sedikit terganggu, lantaran handphone nya terus berdering dengan nama kontak "Bunda" tertera, terus-menerus tanpa henti tak letih menghubunginya.

Seungkwan Boo, pria berumur 24 tahun yang kini menjalani kehidupan mandiri, tanpa sepeser pun uang dari orang tuanya atas kemauannya sendiri, dan berjuang dalam skripsi dan kerja paruh waktu di cafe.
Keluarga Boo memang turun-temurun merupakan keluarga yang kaya-raya, dimulai dari buyut mereka yang memulai bisnis bernama 'Boo Corp' yang membengkak hingga kini, tak ada satupun orang di seoul yang tak mengenali perusahaan itu, namun, mulai mengecil dan dilupakan masyarakat karena keturunan keluarga besar yang mulai malas mengambil alih perusahaan.

Seungkwan sudah berniat memilih jalan berbeda sejak dia SMA.

Lantaran ia sangat tak suka di spesial kan dari kecil oleh teman-temannya karena tau dirinya adalah Penerus Boo Corp, membuatnya susah mendapat teman yang tulus kepadanya, sempat membuatnya trauma mempunyai teman hingga menghabiskan masa sekolah menengah nya dengan home school.
Sudah menjadi keinginannya untuk merahasiakan siapa keluarganya di masa sma, namun kandas, pihak keluarga yang tak bisa diajak kerjasama membuat trauma itu kembali datang dan membuatnya kembali menyelesaikan masa sekolah menengah akhir dirumah, lagi.

"Bisa tak bisa, mau tak mau, aku harus mandiri, aku tak ingin lagi trauma gila seperti itu balik menghantamku."

Kuliah pilihannya memang 'Seoul National University' dan rumah keluarganya berada di hannam-dong, cukup jauh, cukup untuk membantu menyembunyikan diri sebenar dari dia.

Dari dulu, bunda nya kerap membawanya ikut dalam pertemuan bisnis, entah perjodohan, perjanjian, dan beberapa hal lain yang biasa orang kaya lakukan. Ia tak pernah menyukai itu, senyum bunda nya yang jelas tampak palsu, sindiran yang tiap sebentar didengarnya, bahkan ucapan tak senonoh yang seharusnya tak didengarnya diumur sebelia itu, terdengar.

Dalam 10 tahun terakhir, semenjak beranjak diusia 14 tahun, ia menerima semua ajakan ibunya kecuali ajakan pertemuan bisnis, walau tak sopan, ia tolak mentah-mentah sang bunda, sampai-sampai bundanya sudah tau sendiri apa jawaban anaknya tentang pertemuan bisnis dan mulai jarang mengajaknya. namun hari ini, gerangan apa hingga bunda nya memohon seperti itu?

"Tidak mau, bun, hari sabtu ku berbeda dengan mu, aku punya pekerjaan, aku tengah bersiap-siap untuk itu."

"Seungkwan, anak ku, kau anakku satu-satunya, bunda sangat berharap kepadamu, pertemuan malam ini penting, apakah kau tidak berpikir bahwa itu aneh? bunda sudah lama tak mengajak mu pada pertemuan bisnis, namun kali ini bunda rela memohon"

"Shift aku baru selesai jam 6 sore bun, i won't make it there on time"

"Bunda akan menjemput mu, tenang saja, bunda memakai mobil yang tak mewah jaga-jaga jika ada temanmu, persiapkan diri mu, untuk bunda jemput sekiranya pukul 4 sore"

"Bunda? aku belum nerima permintaan bunda, loh"

"I'll transfer you a lot of money after tonights meeting"

"I don't need it"

"Seungkwan, please"

"...
Ugh, thats annoyed me, tapi karena berargumen dengan bunda aku tidak akan menang, aku akan pergi"

Forced Love ÷ Verkwan 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang