2.

1.8K 96 5
                                    

".. Tangerine juice satu."
Setelah hampir 7 menit membolak-balik kertas menu, seungkwan akhirnya memilih satu pesanan yang sama sekali tak mengandung alkohol.

Seungkwan serasa ingin menangis, ia tau betul bundanya yang keras kepala tak akan terubris dengan ocehannya tadi.

"Minumannya tuan."

Lamunan seungkwan terhenti saat sang bartender memberi segelas tangerine juice, akan itu, belum sempat ia menelas setetes, lelaki yang tampak familiar duduk tepat di sampingnya.

"You came here just for a glass of.. juice? silly, anyway, i'm Vernon"

Seungkwan menatap sekilas wajah pria itu dengan tatapan super duper tak suka dan tak tertarik, dialihkannya kedua bola matanya menuju minumannya.

"Don't care"

"You actually should cause that will soon be your husband's name, seungkwan."

"I'm not accepting a stranger to be my husband, business marriage is a joke"

"Hey josh, you put that thing i told ya'?"
Vernon mengabaikan Seungkwan dengan berbicara dengan si bartender, yang kini diketahui bernama Joshua.

"Yeah, i put it in a small amount"

"No wonder you're my right hand man"

Seungkwan tak memedulikan percakapan mereka, terlebih dahulu ia menggeser kursinya sedikit menjauh dari Vernon, dengan itu, meminum seteguk dari jus dingin nya itu.

Seungkwan kian merasa pening, bertender tadi seperti berada di dalam kipas angin di matanya, berputar-putar, nafasnya tak beraturan, matanya lama-lama menggelap, benar-benar seperti orang yang akan pingsan.

"Bye" Vernon berbisik lembut sebelum seungkwan benar-benar pingsan, badannya yang hendak roboh ke belakang di tahan oleh vernon.

𝙵𝚘𝚛𝚌𝚎𝚍 𝙻𝚘𝚟𝚎

*17 Panggilan tak terjawab dari Seokmini
Harusnya aku hampiri kau di bar tadi malam.
Kau diapakan pria bule itu?
Aku sepertinya terlalu fokus pada bartendernya.
Hei, ini sudah siang, kau mabuk?
*13 Panggilan tak terjawab
Aku sudah kembali ke rumah, apa kau masih di hannam-dong? aku bisa menjemput mu.
Hei, balaslah!

"Ada apa, sih? ah.. kepala ku pusing.."
Seungkwan membuka setengah dari matanya, badannya lemas seperti melekat pada kasur, oh, tunggu, kamar ini adalah kamar yang digunakannya untuk memilih dan berganti pakaian kemaren, apa ia berjalan sendiri ke sini? apa bundanya menjemput? apa ia.. berteleportasi?

Seungkwan mulai naik dan duduk di pinggiran kasur, barang-barang yang kemarin ia tinggal dalam keadaan berantakan, kini rapih, baju nya bahkan sudah diganti dengan baju tidur, handphone nya berada di atas meja tengah di charge. seungkwan makin yakin bundanya lah yang menemukannya di bar.

"Aku tak mengingat apapun semalam.. hal yang terakhir aku ingat.. aku memesan jus di bar itu.."

Seungkwan pertama kali berjalan ke arah meja, ingin melihat siapa yang menghubunginya, dia yang tak tahu apa-apa menjadi sedikit panik karena chat dari seokmin, dengan cepat ia menelefon nomor sahabatnya itu.

"Seungkwan! akhirnya kau menelfon"

"Kau berada di hotel Hanchwe semalam? you're stalking me?"

"No i'm not! i'll tell you later about that, are you okay?"

"Me? i'm totally fine"

"Kau dimana sekarang?"

"Masih di hotel, tepatnya di kamar ku sendiri, Bunda memesan kamar untukku"

"You know that one single night in that hotel is hella expensive, right?"

"I tell you the story later, seok, but i swear i'm totally fine"

"I saw you being carried by a guy to the lift, aku seharusnya mengejarmu, namun kau tampak begitu nyaman di angkat olehnya, jadi aku tak berkutik"

"Seperti nya ada sesuatu di minumanku malam itu, aku hanya teringat aku memesan satu tangerine juice and that's it, aku tak ingat apapun, aku mengira bunda yang membawa ku, baju ku sudah terganti dengan baju tidur..
Kau ingat ciri-ciri pria yang menggendong ku itu?"

"Ehm.. rambutnya sedikit memaparkan warna coklat, aku tak terlalu melihatnya karena lampu bar yang redup, alisnya tebal, mukanya seperti orang barat, bibirnya cukup tipis dan jaw line yang tajam"

".. Sial"

"Why?"

"I'll explain later, i have to go back to my apartment"

"Yea see u man!"

Seungkwan mematikan telefon itu, keningnya mengernyit karena satu orang yang benar-benar pas dengan deskripsi Seokmin adalah Vernon, tak lama, nomor dengan kontak 'Husband' menelfon.

"Husband? i don't remember saving someone's contact with this weird name"

Namun, tetap diangkatnya.

"You're awake?"

".. Vernon?"

"Oh, i thought you wouldn't know me cause i named the contacts husband, but i guess you see me as one now"

"What the- no! answer me, you put something in my drink last night? and you carried me? and you change my clothes? but how do you know my room? does my mom tell you? and-"

"Okay-okay calm down, yea i carried you, aku memeriksa saku celana mu dan ada kunci dengan nomor kamar, jadi aku berpikir membawa mu kesana saja, aku menukar baju mu, but that's it, i didn't do something wild, ok? and about your phone, how can you be so stupid? your phone has no password so i just opened it, and saved my own phone number, that's it, period."

".. Listen.. aku tidak akan pernah menerima kamu, cium aku sepuasnya jika suatu saat aku menerima mu sebagai suamiku, aku berani berkata seperti ini karena aku tak akan melakukannya, jangan hubungi aku lagi dan jangan ganggu hidupku, hidupku jauh lebih berguna dari mu yang tak bekerja dan mengharapkan uang orang tua."

Seungkwan langsung mematikan telfon itu, ia kemudian melempar benda pipih itu meluncur ke kasur untuk sedikit meredakan amarahnha

"Sebaiknya aku bersiap-siap, ah, sepertinya aku akan menyuruh Seokmin mendatangi ku ke apartemen ku saja, aku juga berutang cerita kepadanya."

𝙵𝚘𝚛𝚌𝚎𝚍 𝙻𝚘𝚟𝚎

Forced Love ÷ Verkwan 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang