Prolog

58 10 2
                                    

Dua hal yang sangat ingin dilupakan dan diingat selama hidup perempuan berusia 24 tahun ini adalah masa lalu yang ingin ia lupakan dan masa lalu yang ingin ia kenang.

Masa lalunya bersama dengan seseorang yang sangat berarti baginya. Mungkin sekarang sudah tidak atau mungkin masih.

Perempuan 24 tahun yang memiliki nama Shenina Utami atau biasa dipanggil Shen. Pagi ini merupakan hari pertamanya memulai bekerja di Perusahaan Periklanan di daerah Ibukota Jakarta sebagai Graphic Designer.

Setelah lolos beberapa tahap interview dan seleksi dengan posisi yang akan didudukinya. Di hari berikutnya Shenina langsung dipanggil untuk bekerja di perusahaan tersebut, Emily Group.

Sebetulnya Shenina ini bukan lulusan Desain Komunikasi Visual, melainkan lulusan Planologi. Jika pertanyaannya mengapa Shenina tidak bekerja pada bidangnya. Shenina selalu menjawab.

Lahh.. suka-suka gue,” atau “Planologi adalah ilmu yang ingin saya tekuni tapi
menjadi Graphic Designer adalah hal yang saya sukai,”

Begitulah Shenina, jiwanya yang bebas ingin melakukan apa yang ia suka. Bagi kebanyakan orang Shenina ini orang yang cukup galak, cerewet, energik namun memiliki pribadi yang hangat.

“Halo semuanya, nama saya Shenina Utami, rekan-rekan bisa panggil saya Shenina atau Shen dan mohon bantuannya yaa semuanya,” ucap Shenina antusias sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

“Shen, saya Shaka Adhitama saya disini sebagai Asisten Tim, sebelah kanan saya Seano Pratama, sebelah kiri kamu Claudya Paramitha,”

Mendengar nama Claudya Paramitha yang tak asing di telinganya. Lantas saja Shenina menoleh kearah samping mencari sang sosok Claudya yang kini tengah melambaikan rendah kedua tangannya menyapa Shenina.

Mata binar terpancar dari netra Shenina, senang bahwa di tempat kerja yang masih asing baginya. Ia menemukan teman lamanya disini.

“Shen—“

Baru saja Shaka mengucapkan kalimatnya. Shaka harus memotong ucapannya karena telah kedatangan seseorang yang sudah ditunggu-tunggu.

“Selamat pagi semuanya, maaf saya terlam—“

“Lo?”

“Lo?”

“Loh.. kalian sudah saling kenal?” ucap Shaka.

Damn. Anggara Yudha Pradikta. Kenapa bisa gue satu kantor bah—

“Saya Anggara Yudha Pradikta Kepala Tim Graphic Design, selamat bekerja sama Shenina,” ucap Anggara menjabat tangannya ke arah Shenina dengan sorot mata yang sulit diartikan oleh Shenina.

Shenina menerima jabatan tangan Anggara, dengan senyum seringai,

“Mohon bantuannya Gara, sorry Anggara,”

Nafas Anggara tercekat. Rahangnya juga ikut mengetat. Anggara sedikit menarik  tubuh Shenina pada tubuhnya. Sambil membisikan sesuatu di telinga Shenina,

Don’t call me Gara, I’m Anggara, Cenin

Shenina menatap wajah Anggara yang dekat dengan wajahnya dengan mengangkat satu alisnya.

“Me too, don’t call me Cenin. I’m Shenina Mr. Anggara,”

Sorot mata Shenina berubah menajam menatap wajah datar Anggara.

                                ***




HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang