Jangan lupa vomen
Aku kembali menatap diriku di dalam cermin, hatiku rasanya masih saja menentang semua hal yang terjadi, pikiran ku seolah berkata jika ini tidak benar? Tapi apa yang harus ku pastikan? Aku merasa hal ini tidak adil bagi Matthias, wajah pria itu juga selalu saja muram dia tidak seperti biasanya, meski pada dasarnya sikap pria itu memang dingin. Tapi pagi ini ku lihat dia seperti tidak memiliki gairah hidup, dan aku tidak bisa melihat hal menyedihkan berjalan di depanku. Bagaimana pun kami adalah teman meski hubungan kami begitu buruk, ya., aku harus melakukan sesuatu untuk membantunya.
Setelah selesai bersiap, aku pun keluar dan kulihat Matthias tampak sedang berkutat di dapur yang tak jauh dari kamar dan ruang santai.
" kau belum bersiap? " tanyaku bingung.
" makanlah, kau belum makan dengan benar! Aku tidak mau di protes jika kau kurus oleh semua orang" ucapnya tajam.
Aku hanya diam dan duduk di kursi dengan patuh terlebih melihat sepiring nasi goreng seafood kesukaanku terpampang nyata di depanku aku sungguh tidak berniat menolak.
" kau tidak makan? " tanyaku lagi.
" aku akan bersiap, jangan pedulikan aku kau hanya perlu melakukan apa yang ku suruh selama itu benar " jawab Matthias seraya pergi meninggalkan ku sendiri an
Aku yang tidak mau ambil pusing dengan perlakuannya memilih untuk mencicipi masakan buatan pangeran romantis tersebut dengan suka cita, lagi pula kapan lagi aku di buatkan makanan olehnya. Dan ya, seperti dugaanku masakan pria memang selalu terasa berbeda, ini sangat enak dan rasanya juga pas. Ckck, seperti nya pendidikan keras militer jadi membuat nya sangat pandai mengurus diri meski ia seorang anak orang konglomerat.
Tak terasa nasi goreng istimewa ini pun habis tak tersisa dengan cepat ku taruh di dalam bak wastafel untuk ku cuci.
" tidak perlu di cuci, pelayan akan datang sebentar lagi " tiba tiba Matthias muncul di belakangku dengan seragam militernya bak anggota kerajaan Inggris.
" oh baik lah " balas ku singkat.
Pria itu pun berjalan keluar seolah berkata pada ku untuk mengikuti nya di belakang.
Di dalam mobil pun kami hanya terdiam, hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka suara karena kebetulan aku belum mengucapkan terimakasih karna sudah di buatkan sarapan.
" terimakasih untuk makanan--"
" hmm " balas Matthias tak membuka mulut.
Melihat sikapnya aku jadi berandai andai jika yang menikah dengan nya adalah Sherine apa dia akan sedingin ini? Rasanya aku tidak pernah melihatnya sekaku ini saat bersama Sherine, Matthias penuh senyum dan kasih saat melihat Sherine. Aku bahkan mulai berfikir untuk bicara dengan Sherine, ya, aku harus bertanya dengan benar seperti apa perasaan nya pada Matthias? Apa benar dia hanya menganggap Matthias sebagai sahabat? Jika begitu, bagaimana dengan yang selama ini sudah mereka lalui? Sherine sudah melewati banyak hari dan tahun bersama Matthias dan itu tidak mungkin menghilang begitu saja, andai dia memang sebenarnya menyukai Kylan kenapa selama ini ia selalu bersama dengan Matthias?
Mobil terhenti dan aku yang sejak tadi hanyut dengan pemikiran ku pun cukup terkejut saat Matthias menepuk tanganku.
" kita sudah sampai! Apa yang sebenarnya ada di dalam kepalamu " omel nya seraya turun dari dalam mobil.
" ya ampun bagaimana aku bisa memikirkan hal yang bukan urusanku! " batin ku seraya mengikuti langkah Matthias.
Sesampainya di dalam kami pun di berikan beberapa dokumen untuk tanda tangan dan puncaknya kami di suruh berfoto berdua untuk melengkapi data pernikahan.
" apa kalian sudah punya foto prewedding dengan seragam angkatan laut? " tanya foto graffer berhasil mengingatkan ku akan singkatnya rencana pernikahan kami. Kami juga tidak pernah melakukan sesuatu foto prewedding seperti pasangan pada umumnya karena Matthias yang tidak punya waktu bahkan kami juga menunda bulan madu kami karena banyaknya pekerjaan. Aku tidak masalah karena ini bukan pernikahan sungguhan, jika saja ini sungguhan mungkin aku sudah menangis tersedu sedu karena bagaimana bisa menikah tanpa bulan madu. Ini sungguh mengenaskan bukan?
Karena kami tak memiliki jawaban akhirnya kami pun mengambil beberapa foto untuk di jadikan pajangan di rumah, ya hal ini perlu di lakukan untuk menambah kesan sungguhan pada pernikahan kami, Matthias juga tidak keberatan dengan hal itu.
Waktu berjalan cukup cepat karena tak terasa hari sudah mulai sore, ku pandangi langit mulai menyemburkan warna jingga indahnya.
" apa kau ingin makan sesuatu? " tanya Matthias di sela keheningan.
" tidak ada, aku masih merasa kenyang " jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari layar handphone ku .
" apa kau ingin langsung pulang? " tanya nya lagi.
" terserah aku ikut saja " balas ku lagi.
" apa ada sesuatu yang salah? "
" apa? Tidak ada? " lagi lagi aku mengabaikan Matthias, entahlah aku merasa mood ku terasa buruk sejak teringat betapa acuhnya Matthias pada pernikahan kami.
" baiklah " akhirnya pria itu kembali menyetir tanpa berkata kata.
" minggu depan aku akan pergi ke Edinburgh, ada sebuah acara yang harus ku hadiri " ucap ku setelah kami sampai di rumah.
" ya tentu " jawab Matthias singkat.
" aku akan menginap selama satu minggu "
" apa?? Kenapa lama sekali? " tanya pria itu tiba tiba.
" kenapa? Apa ada hal yang harus membuatku kembali dengan cepat? "
" tidak bukan itu, maksudku kau pergi sendiri dan satu minggu itu cukup lama, aku khawatir jika keluarga kita tahu dan menanyakan hal itu padaku "
" aku akan menjelaskan pada ayahku, lagi pula ini acara kampusku, kau tenang saja " jelas ku meyakinkan.
" kau benar benar ingin terlihat bahwa pernikahan ini sungguh palsu? "
" apa yang sebenarnya kau pikirkan Matthias? Aku hanya pergi beberapa hari dan kau --"
" apa kau marah karena kita tidak pergi bulan madu? "
" hahh?? Untuk apa aku marah? "
" jika tidak, kenapa kau pergi sendirian selama itu? Kau ingin aku terlihat buruk di depan semua orang? Kau ingin mereka menganggap ku sebagai suami yang tidak peduli pada istrinya? Aku sudah menjelaskan bahwa aku hanya menunda hal itu dua bulan saja karena akan ada perilisan kapal baru dan aku membutuhkan waktu untuk fokus, tidak bisakah kau sabar sedikit? "
Apa yang sebenarnya pria ini pikirkan? Kenapa dia terlihat sangat marah hanya karena aku mendadak pergi? Apa dia begitu mementingkan imagenya dari pada perasaan ku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Not your Typical favorit story -
Romancemengisahkan seorang gadis yang terjebak dalam sebuah kisah cinta segi tiga, terdapat dua pria yang mencintai satu wanita namun salah satu dari mereka harus menikahi sosok antagonis yang sangat mereka benci. akan kah kisah mereka berakhir menjadi ci...