chapter 17

1K 47 3
                                    

Author: Aakkhh.. author muak, muak sama nilai ulangan yang anjlok, akhirnya selesai juga..ಥ⁠‿⁠ಥ

________________________________________________________________
________________

Di pagi hari yang cerah terlihat dari jendela ada seorang laki laki bersurai hijau gelap yang baru saja bangun dari tidur lelapnya, ia duduk di ranjang rumah sakit lalu memegang rambutnya merasa lelah akan sesuatu. Iris matanya melirik kearah jam dinding yang tergantung di atas, terlihat dari jam bahwa sekarang pukul delapan pagi, ia melihat ke bawah dan baru sadar sesuatu perutnya mengecil? Tunggu, bukankah dia sedang hamil?

Dia bingung dan menyentuh perutnya, seingat dirinya dia sedang hamil seorang anak laki laki tapi kemana hilangnya anak itu? Laki laki bersurai hijau gelap bernama Rin itu pun panik dan membuka selimutnya lalu berusaha berdiri dari ranjang dengan seluruh tenaganya, tapi hasilnya nihil ia malah hampir terjatuh, dia berpegangan pada meja yang ada di dekat ranjang untuk menahan keseimbangannya sambil terus memegang perutnya dengan cemas.

Saat Rin sedang cemas pintu kamarnya di buka dan menampakkan seorang suster yang membawa obat juga suntikan untuk Rin, suster itu terkejut saat Rin berdiri dari ranjangnya. Suster itu segera mendekat kearah Rin dan membantunya untuk duduk kembali di ranjang

"T-tuan lebih baik anda jangan berjalan atau beranjak dari ranjang terlebih dahulu.." ujar suster itu pada Rin yang membuatnya agak bingung dan masih berusaha mencerna apa yang terjadi, lalu kemana bayinya?

"Sus.. a-anak saya?" Tanya Rin dengan nada lemah sambil meremas baju yang ia kenakan

"Ah anak anda dalam keadaan sehat, berat badannya normal, apa anda ingat anda telah melahirkannya?"

"T-tidak.. jujur saja saya tidak ingat.."

"Sebelumnya saya di suruh untuk memberi obat penghilang ingatan tapi yang tidak parah sampai tidak ingat semua pada anda, anda juga mengalami pengelahiran yang cukup cepat sebelum tanggal yang di tentukan, tapi beruntung anak anda sehat." Ujar suster itu dengan senyum terukir di bibirnya

Rin pun mengerti, tapi siapa yang menyuruh suster itu untuk memberinya obat penghilang ingatan sementara? Dan juga untuk apa? Rin pun sadar sae tidak ada di sini, dia ingin menanyakan nya pada suster itu

"Sus, apa anda tau lelaki bernama itoshi sae?"

"Itoshi sae? Emm.. saya belum mendengar nama itu hari ini, jadi saya tidak tahu"

"Ah begitu.. apa suster pernah melihatnya di suatu kamar atau di lorong rumah sakit? Ciri-cirinya punya rambut berwarna pink pucat, postur tubuh tidak terlalu tinggi, dan tatapan yang agak suram"

"Tatapan agak suram... Oh ya, saya ingat dia ada di ruangan di mana anak anda berada bersama beberapa pria di sana"

"Huft.." Rin menghela nafas lega, ia kira sae akan pergi meninggalkannya di rumah sakit sendirian

"Sus.. apa saya boleh bertemu dengan anak saya?"

"Bisa, tapi saat saya selesai menyuntikkan obat penenang ini ke tubuh anda" ujar suster dan di anggukan oleh Rin

Setelah selesai menyuntikkan suster itu ijin keluar dan akan membawakan bayinya dan juga sang ayah dari bayi itu.

_________________________________________________________

Tak lama kemudian sekitar 15mnt pintu kamar Rin terbuka lagi dan menunjukkan seorang laki laki tampan yang sedang menggendong bayi laki laki dengan senyum tulus terukir di bibirnya yang sedikit pucat, mata Rin berminar dan terasa ingin menangis saat itu juga, ia menutup mulutnya dengan tangan yang berbalut perban bekas kecelakaan hari itu dan menintikan air mata. Pria bersurai pink pucat itu berjalan mendekat kearah Rin dan memberikan bayi itu padanya

[BL] I love him even though he is my brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang