9 b

235 14 0
                                    

“Paman, ingin masuk dan berbincang denganku?” Kalista membuka mulut menawarkan.

“Baiklah.” jawaban kaku segera datang.

Dua orang itu kini memasuki kamar peristirahatan sang nona muda. Ada sofa panjang di ujung ruangan. Dengan meja kayu yang cantik, tempat itu sengaja disediakan untuk menerima tamu dekat si pemilik ruangan.

“Bagaimana perkembangan kasus yang sedang Paman tangani?” tanya Kalista membuka topik pembicaraan.

“Itu semua berjalan dengan lancar. ” jawab Devondion.

Lelaki itu mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan, “Itu semua seperti yang kau katakan.”

“Bangsawan korup yang selama ini bersembunyi di bawah nama Duke Ruliazer telah diberantas. Dalam prosesnya, hampir setengah pengikut terindikasi telah menjalin kerjasama tanpa sepengetahuan kita.”

“Paman telah melaporkan kasus ini ke pihak istana. Dalam waktu dekat, akan dilakukan pengadilan berskala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.” Devondion memberi penjelasan rinci akan apa yang terjadi selama proses penyelidikannya.

“Kalista.”
“Bagaimana kau tahu semua ini? Apa benar kau hanya mengikuti semua yang ada di dalam mimpimu?” tanya Devondion.

Kalista mendengarkan semua kata-kata pamannya dengan baik. Bagaimanapun juga, sebenarnya pamannya adalah seseorang yang tidak banyak bicara. Ini adalah kalimat terpanjang yang pamannya katakan kepadanya. Baik sebelum, ataupun sesudah dirinya mengalami regresi.

“Iya dan tidak.” jawab Kalista atas pertanyaan yang dilontarkan oleh pamannya.

“Apa yang kau maksud dengan itu, Kalista?” Devondion tak mengerti dengan kalimat yang diucapkan oleh keponakan kecilnya.

Sebenarnya, dia juga tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mungkin keponakannya yang masih kecil tahu akan keberadaan bajingan yang mencoba untuk merusak nama baiknya. Ada juga dokumen yang berisi bukti kejahatan yang dilakukan oleh bangsawan yang mengikuti Keluarga Ruliazer. Dan juga, tindakan yang harus dilakukan untuk berjaga-jaga apabila ada perlawanan sengit dari pihak lain.

“Paman.”
“Aku sudah pernah bercerita jika aku selalu mengalami mimpi buruk yang sama bukan?”

“Aku selalu menyesali keputusanku saat itu. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Kedua orang tuaku tidak akan kembali hidup apapun yang aku lakukan.”

“Jadi Paman, aku memutuskan untuk melakukan semua yang aku bisa. Apapun yang terjadi, aku akan mengungkap dalang dibalik pembunuhan kedua orangtua ku.”

“Meski penyelidikan yang dilakukan para ahli mengatakan jika kematian kedua orangtuaku disebabkan oleh kecelakaan kereta, tapi aku yakin ada cerita lain di baliknya. Walau tidak adapun, tak ada salahnya untuk mencari tahu lebih banyak bukan?” Kalista bertanya retoris.

“Menurut perkiraan ku, jika memang apa yang terjadi adalah ulah seseorang, mereka pasti ada hubungannya dengan orang dalam.”

“Itu sebabnya, aku sudah mulai melakukan tindakan penanggulangan sejak saat aku memberitahu paman tentang bencana longsor salju. Dan paman tahu sendiri bukan apa yang terjadi?”

“Penghancuran reputasi, pencucian uang tanpa meninggalkan bukti kejahatan, bahkan pemberontakan mereka yang sudah lama menyalahgunakan kekuasaan. Hal-hal besar ini tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu orang. Pasti ada komplotan yang bekerja sama dengan mereka. Fakta itu saja sudah sangat mencurigakan.” jelas Kalista.

Mendengar semua ucapan keponakannya, Devondion merasa seperti mengerti namun juga tidak mengerti secara bersamaan. Apakah hal-hal yang Ia dengar sebelumnya wajar untuk dikatakan oleh seorang anak berusia sebelas tahun?

Kembalinya Duchess MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang