03

4.9K 447 103
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋


Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Hari pernikahan Roman dan Lembah. Seperti rencana sebelumnya jika pernikahan ini tidaklah mewah. Hanya mengundang keluarga inti saja.

Hari ini Lembah bersikeras untuk memakai hijab yang seperti model hijabnya. Tidak ingin memakai pentul. Tapi, karena Umi menyuruh untuk memakai hijab dengan benar, akhirnya Lembah mengalah.

Rara,  sang kakak tersenyum meledek melihat adik bungsunya mengenakan gaun pengantin.

"Yang bakal jadi ibu Zulkarnain. Mama sama Papa pasti tersenyum di alam sana."

"Apaansih. Ingat ya. Ini hanya karena toko bunga. Nggak ada cinta-cintaan," balas Lembah ketus.

"Nggak ada cinta-cintaan, tapi kalo mau toko bunga beralih atas nama lo, kuncinya kan punya anak. Berarti harus bercinta dulu ......"

Lembah memukul lengan kakaknya. Rara berlari ketika Lembah mengambil sisir hendak memukulnya.

***

Akad segera berlangsung. Roman sudah duduk di depan abangnya Lembah. Sedangkan Lembah berada di kamar dengan Kakanya.

"Semangat, Lembah. Demi warisan. Ayo, semangat tersenyum supaya warisannya tersenyum juga. Semangat. Warisan!!"

Sang kakak hanya bisa memutar bola mata malas saat mendengar ucapan Adiknya. Hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Tegar menggema. Mereka diam mendengarkan.

"Ya Roman Zulkarnain El Bahzan bin Mandala El Bahzan, saya nikahkan dan kawinkan engkau kepada saudari saya Lembah Manarta Zanneiha binti Gahar Manarda dengan mas kawin seperangkat alat salat serta uang 90 juta rupiah dibayar tunai."

Roman menarik napas panjang kemudian ia menjawab.

"Saya terima nikah dan kawinnya Lembah Manarta Zanneiha binti Gahar Manarda dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"WOI SAH. WARISANKU AKHIRNYA DAPAT." itu suara Lembah dari dalam kamar. Dia melompat-lompat dengan gaun pengantinnya. Bersorak bahagia karena sudah berhasil menikah dengan Roman.

Kakaknya Lembah langsung menarik tangan gadis itu untuk segera keluar dari kamar.

Dan salam sekejap waktu. Ekspresi Lembah sudah berubah. Dia terlihat lebih pendiam mana kala berjalan menuju arah Roman.

"Teng neng neng neng. Aku dapat warisan, aku dapat warisan," ucap Lembah begitu pelan ketika berjalan di karpet yang dirinya menjadi fokus perhatian.

"Bisa diam tidak? Lo tuh lagi jadi pengantin!" tegur sang Kakak.

Dan lembah langsung tersenyum menatap Roman.

"Kunci warisanku," kata Lembah lagi saat menatap Roman yang berdiri menunggu dirinya.

Pada ketika Lembah sampai di hadapan lelaki itu. Roman langsung mengulurkan tangannya, segera Lembah terima dan mereka berjalan berdua menuju kursi.

"Kok nggak nangis? Nangis dong Mas Roman. Biar nikahannya dramastis," bisik Lembah.

"Nangis karena saya melihat wujud dosa saya. Neraka saya."

Lembah langsung mencubit lengan Roman.

***

September is Ours (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang