BAB 9

1.7K 118 7
                                    

Dokter William mengendarai mobilnya dengan tenang menembus kemacetan jalan raya, mereka lalu tiba di belokan ke luar kota, menuju jalanan yang sepi. Wonbin yang selama ini diam karena menahan rasa tegang dalam perjalanan menoleh dan menatap Dokter William penuh rasa ingin tahu,

“Kita akan kemana dokter?”

Dokter Teddy menoleh lalu tersenyum manis. “Ke rumah di pinggiran kota, tempatnya seperti villa di pegunungan, kau akan aman di sana dan Tuan Eunseok tidak akan bisa menjangkaumu.”

Wonbin menganggukkan kepalanya dan menatap lurus ke depan, pemandangan di luar adalah hutan dan jalanan yang berkelok-kelok, malam makin gelap dan Wonbin mulai merasa mengantuk. Akhirnya dia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di kursi dan mulai tertidur.

***

Eunseok menatap marah pada perawat laki–laki yang dibius untuk menggantikan Wonbin di ranjang. Dua pengawalnya yang tadi berjaga di kamar Wonbin berdiri ketakutan dengan wajah lebam bekas pukulan Eunseok.

“Kenapa kalian bisa sebodoh itu hah?” suara Eunseok terdengar tenang, tetapi intensitas kemarahannya membuat bulu kuduk dua anak buahnya berdiri.

Para pengawal itu saling bertatapan mencoba berkata-kata, tetapi tak bisa. Mereka memang bersalah. Leon sebagai atasan mereka telah menginstruksikan untuk memeriksa siapapun sebelum masuk dan keluar dari ruangan Wonbin. Tetapi karena Dokter William tampaknya terbiasa keluar masuk ruangan ini dengan bebas, mereka jadi lengah dan membiarkannya. Siapa sangka kalau Dokter William adalah Jackal yang ditakuti itu?

Eunseok masih menatap marah kepada kedua pengawalnya, memikirkan hukuman apa yang cukup kejam untuk dilimpahkan atas kebodohan mereka. Wonbin melarikan diri, dan bukan hanya melarikan diri, Demi Tuhan! Submisive itu sekarang ada di tangan Jackal.

Leon datang, menyerahkan setumpuk berkas lagi, mengalihkan perhatian Eunseok.

“Sepertinya dugaan Anda benar Tuan Eunseok, profil Dokter Teddy sangat mirip dengan profil Jackal. Dia lulusan jenius dari kedokteran, kehidupannya sangat misterius, dan menurut desas desus, ibunya meninggal karena bunuh diri. Dia baru masuk mendaftar ke rumah sakit ini dua bulan yang lalu, dan ketika kami melakukan pengecekan terhadap masa lalunya, semuanya kosong, tidak ada satupun data tentangnya, seolah semuanya dihapus.”

“Cari sampai dapat.” Eunseok menggertakkan giginya. “Apapun itu, alamat, nomor mobilnya, apapun untuk bisa mengarahkan kita kepadanya. Kita harus menemukan Wonbin, sebelum terlambat.” Eunseok memejamkan mata, sejenak merasakan sesak di dadanya.

Wonbin harus selamat, meskipun sekarang hal itu diragukan, karena Wonbin berada di tangan Jackal yang sangat kejam. Eunseok akan menempuh segala cara untuk mendapatkan Wonbin kembali, selamat, dan hidup-hidup.

***

“Wonbin, kita sudah sampai.” Dokter William mengguncang bahu Wonbin lembut. Wonbin membuka matanya dan menemukan mobil mereka diparkir di sebuah villa tua berwarna putih yang sangat indah dihujani cahaya lampu yang remang-remang.

Dokter William turun terlebih dahulu, lalu membuka pintu penumpang dan membantu Wonbin turun. Mereka berjalan bersisian memasuki teras rumah, ketika Dokter William membuka kunci pintu rumah itu.

Wonbin mengernyit dan bertanya. “Ini rumah Dokter William?”

Lelaki itu tersenyum lagi dan menggeleng. “Bukan, ini properti milik sahabatku yang dititipkan kepadaku, sekarang dia sedang di luar negeri. Kupikir tempat ini adalah tempat yang paling aman untukmu sekarang ini…. Kau bisa bersembunyi di sini sementara, karena aku tahu Tuan Eunseok pasti sedang sangat marah sekarang dan pasti dia akan menggunakan segala cara untuk mencarimu."

Wonbin menggigil mendengar kemungkinan itu, dan membiarkan dirinya dihela masuk ke dalam villa itu. Bagian dalam villa itu sangat indah, secantik bagian luarnya, dengan ornamen Belanda yang kuno dan rapi, tampak begitu nyaman untuk ditinggali.

Sleep With The Devil (EUNSEOK X WONBIN) VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang