chapter 15

109 5 0
                                    

"Kak Dev boleh kita bicara" ucap Daren dengan tatapan mengintimidasi. (previous)

Daren mengajak Adevan ke bagian belakang Palace tersebut, yang bisa dibilang tidak ada bodyguard dibagian itu.
Disini Adevan yang sambil menyalakan rokoknya, karena selama bersama Jake pagi ini ia belum merokok sama sekali.
"Kenapa?" ucap Adevan.
Dengan tatapan yang mengintimidasi dari Daren.
"Apa kau melakukan sesuatu pada kak Jake" ucap Daren.
"Kenapa emangnya, gak ada yang salah kan?" tegas Adevan.
"Emang gak ada, dan gue tau kalo lo gak akan memulai dengan sengaja dan terkesan main-main tentang sebuah hubungan" jelas Daren dan hanya dimanguti Adevan.
Karena Adevan memang tak akan main-main dengan apa yang dia mulai.
"Ya semoga pantat kak Jake gak robek karna adik lo kak, yaudah gue kedalam duluan" ucap Daren dan dibalas senyum seringai dari Adevan.
Adevan tak mengelak karena itu memang fakta.
"Semangat kak Jake, titan telah bangun" gumam Daren sambil meninggalkan Adevan yang sedang merokok.

Disisi lain tepat di kamar milik Yosua.
Jake dan Yosua memasuki kamar, kini Yosua yang duduk di kursi belajarnya yang ia tarik sedekat mungkin dengan Jake yang duduk di kasur milik Yosua.
Layaknya introgasi asli, Yosua melontarkan beberapa pertanyaan ke Jake.
"Kak Jake, kemana kau semalam?" tanya Yosua.
"Mengurus beberapa masalah" jawab Jake tak terbebani sama sekali.
"Terus" lanjut Yosua.
"Terus?" tanya balik Jake.
Dengan gerakan tangan Yosua menyentuh tengkuknya sendiri, dan Jake pun peka apa yang dimaksud adeknya, Yosua. Dengan cepat Jake mendekat ke cermin lalu mengecek nya lagi dengan teliti.
"Apa terlihat, gue udah pakai baju leher untuk menutupinya" hati Jake.
Tak disangka tandanya begitu terlihat pekat, Jake pun menggumam.
"Adevan sialan" gumam Jake.
"Kenapa kak, kulihat kak Adevan benar-benar pro player dilihat dari tandanya" goda Yosua.
"Cukup Yo balik ke kamu, apa yang ingin kau tanyakan" ucap Jake mengalihkan perbincangan itu.
Disini keadaan berubah jadi serius.
"Em gini kak, kalo emang kak Jake gak bisa terbang ke LA untuk wisuda ku, aku tak masalah" ucap Yosua.
"Kak Jake usahakan untuk datang ke LA, apa kau menginginkan sesuatu?" ucap Jake.
"Tidak ada, dengan kak Jake dan kak Yelena datang itu semua cukup untukku" jelas Yosua.
"Yaudah kak, aku akan keluar dengan Daren dan semoga kak Adevan bisa mengontrol sifat kakak" ucap Yosua lalu meninggalkan Jake.
Jake terdiam dan mengelus tengkuknya sambil tersenyum kecil, dari semua pengalaman hanya Adevan yang bisa mencapai stabil untuk dirinya.
Semua sentuhan dari Adevan begitu memuaskan Jake.

Yosua yang turun dari tangga, lalu menghampiri Kepala maid dan Daren.
"Bi, apa masih ada yang perlu ku bantu?" tanya Daren.
"Sudah selesai, tuan Yosua juga sudah turun" ucap Kepala maid.
"Daren, jaga tuan Yosua dan jangan biarkan tuan Jake marah untuk yang kedua kalinya" ucap Kepala maid.
"Baik bi, saya berjanji" ucap Daren.
Sampailah di tangga terakhir, dan Yosua mengajak Daren untuk keluar.
"Daren ayo pergi sekarang" ucap Yosua.
"Apa kau sudah bilang kakakmu?" tanya Daren dan hanya mengangguk meyakinkan Daren bahkan Kepala maid yang terlihat was-was.
"Kalo gitu kita pergi dulu ya Bi" ucap Daren.
Sampai di depan pintu, mereka berpapasan dengan Adevan. Yosua yang menghentikan langkahnya dan Daren pun ikut berhenti.
"Kak, kau hebat tanda itu cukup pekat" bisik Yosua.
Adevan yang sedikit kaget atas ucapan yang terlontar dari mulut Yosua, dengan Daren yang tak mengubris itu karena ia terlalu malas.
"Yaudah kak kita pergi, oh iya kak Jake tadi mencarimu" ucap Yosua dan meninggalkan Adevan.
"Jake mencari, apa dia mungkin butuh bantuan" pikir Jake.
"Nak Devan, apa kau dan tuan Jake tadi sudah makan?" tanya Kepala maid.
Sampai suara Kepala maid membuyarkan lamunannya dan menghampirinya.
"Sudah Bi, Jake sarapan tepat waktu" ucap Adevan.
"Syukurlah, karena sebelumnya pola makan tuan Jake berantakan dan kita sebagai maid harus bisa mengontrolnya, kalo tidak tuan Jake akan sering pingsan karena terlalu banyak bekerja" jabar Kepala maid.
"Saya pastikan Jake makan teratur Bi" ucap Adevan dan hanya dingguki oleh Kepala maid.
"Ini ada buah dan camilan, kukira tuan Jake tak akan turun, jadi tolong antarkan ya nak Devan" ucap Kepala maid.
"Oke Bi, biar saya antarkan" ucap Adevan sambil membawa nampan berisi buah dan camilan.

Di dalam kamarnya, Jake yang memeriksa pantatnya di depan cermin karena nyerinya seperti ada yang robek.
disini Jake yang hanya memakai kemeja polos dan tanpa celana apapun yang melilit.
Adevan yang masuk tanpa mengetok pintu, dan ia sedikit kaget dengan apa yang dilakukan Jake. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup pintu dan meletakkan nampan itu di meja dekatnya. Jake yang tak menyadari kedatangan Adevan karena ia terlalu fokus dengan dunia nya.
Jake pun berbalik berniat duduk di kasurnya, ternyata terlihat Adevan yang sudah nangkring di pintu dengan senyuman licik tak karuan.
"Adevan apa yang kau lakukan" ucap Jake.
Jake yang menutupi bagian depan, ya walaupun itu sudah tertutupi oleh kemejanya, tetapi itu tetap terlihat menonjol.
"Aku mengantar camilan dari Kepala maid" ucap Adevan sambil berjalan mendekat ke Jake dan mendudukkan dirinya di meja yang tak jauh dari berdirinya Jake.
"Lalu apa yang kau lakukan dengan lubang ini" lanjut Adevan.
"Aku hanya ..." jawab Jake terbata.
Lalu ditariklah pinggang Jake untuk mendekat kepadanya. Dengan sedikit meraba kebawah dan mengelus pantat Jake yang terhalang kain (diluar).
"Lubang ini milikku, dan aku menyukainya Baby" ucap Adevan yang membuatnya tersenyum malu.
"Devan" suara Jake yang lembut sambil mengalungkan tanganya dileher Adevan.
"Hmm, apa?" jawab Adevan sambil membenarkan posisi duduk Jake di paha nya.
"Apa yang kau lakukan setelah keluar dari sini, apa kita tak akan bisa bertemu lagi?" ucap Jake memanyunkan bibirnya membuat itu terlihat lucu, dan Adevan tak tahan dengan itu apalagi Jake yang tanpa celana hanya memakai kemeja dan duduk dipangkuan nya.
"Jangan sedih, akan ku pastikan ini tidak akan rumit" jelas Adevan.
Dengan membenarkan posisi baju Jake yang membuat junior milik Jake sedikit terlihat.
"Dan kuharap kau segera memakai celana, aku tak tahan dengan ini semua" lanjut Adevan, membuat Jake terbangun dari pangkuan Adevan.
"Aku akan kebawah, sebelum ini (junior Adevan) akan meronta" ucap Adevan dan mulai berjalan meninggalkan Jake.
"Dasar mesum" lontar Jake sambil melempar bantalnya ke pintu yang baru saja tertutup.

to be continued -

shadow assistant (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang