chapter 6

141 9 0
                                    

Adevan yang masuk ruangan, tiba-tiba Jake membanting tubuh Adevan ke dinding sambil menutup pintu. (previous)

(Scene Cello)
Disaat Cello memasuki ruangan milik Jake, ia langsung melepaskan pakaiannya dan naked didepan Jake, dengan langsung mencium brutal Jake, dan menghempaskan tubuh Jake ke kasur.
Cello mulai mencium seluruh tubuh Jake dan mulai turun ke daerah Jake untuk Cello cium, tiba-tiba Jake menghentikan kegiatan itu dan menutup kembali dirinya, serta membantu Cello untuk menutupi dirinya yang naked.
"Kenapa Jake?" ucap Cello.
"Apa yang salah" lanjut Cello.
"Maaf hari ini aku tak bisa melakukannya" jawab Jake.
"Atau karena orang yang diluar itu, Adevan?" ucap Cello.
"Entah gimana awal mula itu Cel" ucap Jake.
"Cerita aja Jake" ucap Cello.
"Selama aku jadi top mungkin aku bisa menerima, tapi saat aku dekat Adevan aku yakin Cel kalo aku ini dibawah" jelas Jake.
Jake yang menahan air mata dan kemudian Cello memeluk Jake, karena Cello pernah di posisi Jake.
"Lebih baik kita minum aja Jake, aku gak marah" ucap Cello.
"Terima kasih Cel" ucap Jake dan hanya diangguki oleh Cello.
Mereka hanya menghabiskan waktu 20 menit hanya untuk minum dan berpisah baik-baik.
"Cel apakah aku masih bisa berteman" ucap Jake.
"Tentu Jake, yaudah gue balik dulu ya, buktiin bahwa lo bisa, semangat ya" jelas Cello.

Kembali ke keadaan dimana Adevan dan Jake.
"Devan, apa lo jijik dengan preferensi gue" ucap Jake.
"Gue hanya bisa menghargai itu, dan mereka semua gak salah" jelas Adevan.
Disini Jake yang menatap Adevan dalam dengan tangannya yang menyetuh milik Adevan, dan bertanya.
"Gimana dengan lo, apa lo..." belum sempat ucapan Jake selesai, Adevan menghentikan tangan Jake yang menyentuh miliknya.
"Cukup Jake, lo mabuk" ucap Adevan.
Disini Jake yang kesal atas perlakuan Adevan yang tak melihat dirinya. Tiba-tiba Jake mengusap kasar bibir nya dan langsung mengecup Adevan.
Adevan yang kaget dengan perlakuan Jake yang sangat berani, ia hanya diam tanpa membalas ataupun membuka space mulutnya. Jake yang berusaha terus agar Adevan membuka mulutnya tetapi hasilnya nihil. Akhirnya Jake menyerah dan langsung menuju kamar mandi. Ia butuh menyegarkan tubuhnya.
Adevan yang langsung keluar ruangan dan mendudukkan dirinya.

Pagi pun menyambut mereka, tepat pukul 8 Jake yang bangun dan memeriksa keberadaan Adevan, tetapi tak ada. Akhirnya ia memutuskan keluar ruangan dan seperti dugaan kalo Adevan tidur diluar.
"Adevan" panggil Jake.
"Iya Jake, perlu sesuatu?" tanya Adevan sambil beranjak dari duduknya, karena ia sedang minum kopi.
"Gak ada" ucap Jake sambil kembali masuk ke ruangan nya.

15 menit telah berlalu, Jake yang keluar dengan baju setelan.
"Adevan ikut gue" ucap Jake.
Adevan yang mengikuti Jake untuk memeriksa beberapa resort. Disitu kepala manager sudah menyambut Jake dan Adevan.
"Tuan Jake mari saya pandu" ucap kepala manager.
"Gimana, apa ada komplain dari pelanggan" ucap Jake.
"Tidak ada tuan" ucap kepala manager.
"Baik untuk bulan ini, ada kenaikan gaji" ucap Jake.
"Terima kasih tuan, saya akan mengantar anda" ucap kepala manager.
"Tidak usah, kalian kembali bekerja saja, semangat" ucap Jake.
Mereka menghabiskan waktu 3 jam untuk berkeliling disetiap resort, karena hari ini Jake mendatangi hanya 2 resort.
Disini Jake yang keluar resort dan memasuki mobilnya dengan keadaan muka yang sangat lelah. Karena Jake terlalu lelah akhirnya ia tertidur pulas di dalam mobil. Adevan menghabiskan 2 jam perjalanan, entah ada apa hari ini sangat macet.

(Nertdavalious Palace)
Tibalah di Palace sekitar pukul 18.00, Jake yang tertidur akhirnya dibangunkan oleh Adevan.
"Jake bangun" ucap Adevan.
Jake yang membuka mata dan melihat jam di ponselnya. Lalu ia langsung turun dari mobil disusul oleh Adevan.
Saat mereka memasuki rumah itu, para maid dan bodyguard yang menyambut kehadiran Jake, dan hanya dibalas anggukan oleh Jake yang langsung menuju kamarnya.

Semua bubar menyisakan kepala maid dan Daren. Disini Daren yang kembali membantu kepala maid dan Adevan pun duduk di meja makan.
"Ren tolong minum dong" ucap Adevan sambil melonggarkan dasi nya.
"Ini kak" ucap Daren sambil memberikan minuman itu.
"Bi, saya izin mandi dulu" ucap Adevan.
"Iya Nak, kebetulan tuan Jake tak pernah keluar kamar setelah pulang memeriksa resort, jadi nak Adev bisa istirahat" ucap kepala maid.
"Baik bi, terima kasih" ucap Adevan.
"Kak Dev tungguin" ucap Daren sambil menyamakan langkahnya dengan Adevan.
Mereka pun berjalan menuju kamar. Masuklah mereka berdua.
Adevan yang melepaskan setelan itu dan mengambil handuk untuk segera mandi.

Diruangan lain tepatnya di kamar Jake. Ia merebahkan tubuhnya di kasur, lalu mengecek notifikasi dari kakaknya.

notifikasi masuk -
*jake, kakak akan balik 1 bulan ke depan, kamu baik-baik ya sama Adevan (Yelena)
*jangan lupa istirahat (Yelena)
*jangan kuatir kak, kak Yelena juga jaga kesehatan dan istirahat (Jake)
left chat -

Jake yang bangun untuk mandi, karena badannya terasa lengket karena seharian ia bergelut dengan cuaca luar.

Kembali ke kamar Adevan dan Daren. Disini Daren yang membawakan makanan dari bawah untuk ia makan bersama Adevan.
"Kak Dev, ayo makan" ucap Daren.
Datanglah Adevan dan duduk untuk menyantap makanan tersebut, sambil makan Daren bertanya.
"Gimana kerja dengan tuan Jake, apa seru?" ucap Daren.
"Ya begitulah, cukup rumit memahaminya" balas Adevan.
"Kukira tuan Jake gay sih kak" ucap Daren gamblang.
Sontak membuat Adevan tersedak.
"Biasa aja kali kak, kayak lo gak gay aja" cibir Daren.
"Disitu, gue mulai was-was antara lo sama tuan Jake, gue takut tuan Jake lo manfaatin" lanjut Jake.
"Sialan lo Ren, gue gak sekeji itu bangsat" ucap Adevan.
"Yeah, we never know" ucap Daren.
"Alasan lo nge klaim dia gay tuh darimana" ucap Adevan.
"Saat lo sama tuan Jake keluar kemarin, disitu gue disuruh kepala maid buat bersiin kamar tuan Jake, dan apa yang gue temuin" ucap Daren.
"Apa, foto naked cowok lain" ucap Adevan ngasal.
"BINGO!!!" ucap Daren lantang, dengan berdiri dan memutari Adevan dengan menceritakan ceritanya.
Disitu Adevan yang hanya mendengarkan ocehan Daren sambil makan.
"Tapi tunggu, kenapa lo bisa tebak" ucap Daren.
"Akui saja kalo gue lebih cerdas" ucap Adevan membanggakan dirinya.
"Lebih baik gue tidur, daripada mikiran hal konyol, tapi terima kasih makanannya Daren adek tersayangku" ucap Adevan sambil memeluk tubuh Daren.
"Stop kak, lo ada mau nya aja bilang sayang, lebih baik gue kebawah bantuin kepala maid" ucap Daren.

to be continue -

shadow assistant (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang