𝟎𝟒 : 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭

208 168 50
                                    

06.32 Kamis, 28 November

Dipagi hari yang cerah, Pangeran mengenakan kemeja hitam yang tampak rapi dan sudah bersiap untuk keberangkatan liburan kali ini, Dan keadaan nya sekarang sedang mengecek kondisi mobilnya.

Semua perlengkapan Pangeran dan Prabu sudah berada di bagasi mobil belakang, Prabu menggunakan hoodie hitam polos terduduk di kursi teras rumah mendengarkan musik menggunakan headset miliknya, sembari menyenderkan kepalanya hingga terpejam mata itu. Senyum cerah menghiasi wajah Pangeran, setelah mengecek kondisi mobilnya ia melangkah menepuk pundak Prabu.

"Ayo berangkat." ucap Pangeran mengangguk menyakinkan Prabu. Prabu berdiri melepas headset nya mematikan musiknya, lalu mereka berdua menunduk membaca doa. Setelah itu mereka memasuki mobil, disini supirnya ialah Pangeran sendiri sang pemilik mobil.

Segera ia menyalakan mesin mobil, dan mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan kepada para teman-teman bahwa ia akan segera berangkat menjemput mereka.

"Bismillahirrahmanirrahim." ucap pelan Pangeran penuh keyakinan, lalu menjalankan mobil nya.

Membelah jalanan dipagi hari ini, aroma jalanan yang basah menyapa hidung mereka, tadi pagi subuh hujan mengguyur kota ini agak deras. Diperjalanan mereka hanya ada kesunyian didalam mobil ini, dengan Prabu yang ribut didalam pikiran nya.

"Hati-hati." Suara lembut itu terdengar ditelinga mereka, dengan cepat mata Prabu dan Pangeran menatap kaca spion mobil yang menampakkan makhluk gadis berambut panjang penunggu kost an mereka alias mbak kunti, sedang terduduk di kursi penumpang. Setelah mendapatkan anggukan kepala dari mereka berdua makhluk itu langsung pergi menghilang.

Setibanya didepan rumah Ian, Pangeran langsung menongol kan kepalanya dikaca mobil.

"Ayo bro! berangkat kita." teriak Pangeran dengan semangat memanggil Ian yang sedang duduk di teras menunggu mereka, mendengar itu Ian langsung berjalan kearah mereka dan membuka bagasi mobil menaruh perlengkapan nya.

"Sini yan," ucap Prabu lalu berpindah ke kursi penumpang bagian belakang sendiri, Ian mengangguk lalu duduk disamping pangeran siap mengarahkan jalan.

"Yakin kamu dibelakang Prab? enggak ditengah aja bareng ciwi-ciwi." kekeh Ian memandang Prabu lewat kaca spion mobil.

"Gak." ucapnya singkat, lalu Pangeran langsung tancap gas menjemput Sera dan Arumi yang tak jauh juga rumahnya dari sini.

Setelah sampai, 2 Gadis itu langsung masuk kedalam mobil setelah menaruh perlengkapan mereka, mereka terlihat bingung tidak mendapati keberadaan Prabu ada dimana.

"Yudis dimana?" tanya Arumi mendudukkan dirinya memanggil Prabu dengan sebutan Yudis berbeda dari teman-teman yang lain nya, dan pertanyaan itu diangguki oleh Sera.

"Dia gak ikut kah?" tanya Sera.

"Lihat aja dibelakang kalian," ucap pangeran menatap mereka, Mereka berdua pun menoleh kebelakang dan menatap Prabu yang sedang menatap mereka tanpa ekspresi apapun diwajahnya.

"Aku kira kamu gak ikut dis," ucap Arum terkekeh melihat Prabu yang hanya terdiam saja.

"Prabu aja, jangan Yudis." balas Prabu pada Arum, sudah beberapa kali ia melarangnya memanggil dengan sebutan itu tetapi tetap sama saja. Panggilan itu benar-benar mengingatkan dirinya kepada sang Ibunda tercinta.

Sera terkekeh lalu menyenderkan kepalanya dikursi membuka cemilan yang ia beli. Pangeran mengangguk lalu kembali melajukan mobilnya ditemani beberapa obrolan random dari mereka. Dan Prabu hanya diam dibelakang mereka mendengarkan musik kembali.

2 Jam lamanya mobil ini berjalan dan 1 kali berhenti untuk mengisi bensin.

"Masih lama gak Yan?" tanya Sera mengintip Ian didepan, membuat Ian sedikit kaget dengan keberadaan kepala Sera yang tepat disamping kepalanya.

HUTAN GHAIB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang