Saat Dara bangun, itu karena panas dan perasaan terhimpit di segala sisi nya, dia menoleh hanya untuk melihat kedua lengan yang memeluknya.
Menatap langit langit dengan pasrah, Dara sedikit menggerakkan tubuhnya yang kesemutan, tetapi gerakan sekecil itu sudah cukup untuk membangunkan kedua orang yang membuat dia merasa tidak memiliki ruang ini.
"Guru sudah bangun?" Raka mendongak untuk menatap wanita yang ada dipelukannya, dan bersiap untuk bangun.
Kedua saudara itu tidur di sisi kiri dan kanannya membuat tempat tidur yang besar ini begitu sempit, dia ingin memarahi mereka karna ini tidak pantas, tetapi melihat raut wajah Raka yang polos dan seperti tidak mengetahui apa yang salah itu, dan Riki yang memasang wajah datar tidak tau apa apa itu, membuat Dara sendiri menjadi terdiam.
Kepalanya pusing karena kelakuan mereka berdua, dan dia hanya bisa berkata dengan lemah, "bangun dulu, aku butuh ke kamar mandi"
Terlalu banyak hal yang terjadi akhir akhir ini, dan Dara sebisa mungkin ingin mencerna semuanya.
Beberapa hari yang lalu, seekor lalat menabraknya, hal itu merupakan hal yang aneh menurutnya, karena setelah itu banyak lalat lagi yang berdatangan, mereka begitu agressive, dan Dara melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa Raka mengeluarkan api dari tangannya untuk membakar lalat lalat itu. Ditambah lagi dengan Riki yang dengan santainya mengeluarkan air kegelasnya untuk dia minum saat dia masih syok.
Dara tahu bahwa mereka berusaha untuk dengan tenangnya memberitahu padanya sebuah hal yang tidak Dara tau.
Tetapi tidak berhenti dengan itu, Riki juga menayangkan sebuah vidio yang diperlihatkan bahwa hewan menjadi semakin aneh, mereka berubah menjadi lebih seperti penyerang. Masih belum ada perubahan pada tumbuh tumbuhan, tetapi kebanyakan dari mereka perlahan lahan layu padahal saat ini musim hujan.
Urutan kejadian ini membuat Dara berusaha untuk tenang.
Ada yang salah dengan dunia akhir-akhir ini.
Firasat Dara menuju ke intinya. Semuanya berawal dari pembuatan pabrik.
Dara keluar dan langsung disuguhkan dengan kedua orang yang duduk di ruang tamu dengan santai, kemarin dia masih terkejut, dan membutuhkan ketenangan, jadi Dara menanggung waktu dan ingin membicarakannya besok. Saat ini, dia tidak bisa tidak menghela nafas dan membuat sebuah pengaturan, "Raka, Riki, selain demam, apa lagi gejala yang sama diantara kalian, sebelum kekuatan ini muncul?"
"Tidak ada. Hanya demam tinggi" Riki menjawab.
Dara ikut duduk di sofa, dia menggigit kuku jarinya, dan kakinya bergerak-gerak saat dia sedang berfikir, "jangan pergi ke sekolah dulu, aku akan pergi kesekolah kalian untuk meminta izin. Jika kekuatan ini diketahui publik, itu tidak akan baik bagi kalian"
"Guru, sebenarnya itu tidak perlu, bukan hanya kami yang punya kekuatan, ada 13 orang lagi dikota ini yang memilikinya" Raka mulai menjelaskan.
Dara terkejut, "jadi bukan hanya kalian satu satunya?"
Raka menggelengkan kepalanya, "Riki berhasil membobol server milik pemerintah, ini memang dirahasiakan oleh militer dan pemerintahan, sejauh ini, hanya ada 13 orang yang ditemukan, sisanya yang tersembunyi termasuk kami, belum bisa dipastikan berapa total semua orangnya"
Menggiggit kukunya lagi, Dara bertanya lagi, "kekuatan mereka, apakah itu hanya api dan air saja?"
Sebelum menjawab, Riki menarik tangan Dara dengan perlahan, "kau akan terluka. Kebanyakan dari mereka adalah tanah, 7 diantara mereka memilikinya, 4 orang adalah petir, dan 2 terakhir adalah api"
Seperti tidak rela bahwa dia bukan satu-satunya, Raka berdecak, "kekuatanku sepertinya tidak sebanding denganmu kakak. Bahkan tidak ada satupun dari mereka yang memiliki kekuatan air. Menjengkelkan sekali, iya kan guru?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat hari Empat bulan
RomanceEmpat bulan yang lalu, terdapat penemuan yang menghebohkan seluruh dunia. Empat bulan kemudian, berbagai negara besar dan kecil berebut untuk mendapatkan andil pada penemuan tersebut. Empat bulan kemudian, berbagai negara bekerja sama untuk meneliti...