Bab 11 : Kedua kembar ini gila

263 33 5
                                    

Dara mengerutkan alisnya dan bertanya, ''Berapa hari kakak Ridho sudah berada disini?"

Tanpa menghitung lagi, Ridho langsung menjawab, ''2 minggu''

Riki mengangkat alisnya saat mendengar hal itu, dia bergerak untuk menatap gadis disebelahnya, dengan semua yang dia fikirkan saat ini, mustahil bahwa Dara tidak memikirkan hal yang sama juga.

''Sangat lama, aku tidak bisa membayangkan, sendirian... pasti kesepian bukan seorang diri di supermarket sebesar ini?'' Dara mengatakan dengan penuh wajah disayangkannya, menggambarkan betapa buruknya terperangkap di supermarket sebesar ini sendirian tanpa ada orang yang bisa diajak untuk bertukar kata.

Wajah Ridho hampir ingin menangis, dia mengangguk cepat seperti ayam yang sedang mematuk nasi, ''ya, kau tidak bisa membayangkan, adik, aku bahkan hampir mengajak berbicara camilan-camilan yang aku makan disetiap malamnnya''

Dara mulai menghibur kakak Ridho lebih banyak lagi, sebelum membuat alasan untuk pergi.

Malam hari datang begitu saja, dimana saat para moster tidak begitu aktif adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk pergi melakukan perjalanan panjang menuju pangkalan.

Truk hanya berjumlah 4, tetapi ukurannya sangat besar. Ada lubang-lubang kecil untuk ventilasi udara di semua bagian truknya.

''Untuk menuju pangkalan dibutuhkan waktu tiga hari tiga malam, aku tidak tau apakah akan lancar di perjalanan nanti, tetapi bisa dipastikan bahwa. Tidak. Perjalanan tidak akan mungkin bisa menjadi lancar. Mengingat dari banyak pengalaman yang kami hadapi. Aku dengan sangat, memohon pada kalian untuk tidak menambah beban pada kami. Terutama tentang masalah ini, jika ada keperluan untuk buang air besar atau kecil, aku harap kalian menahannya sampai waktu dimana mobil berhenti"

"Tidak peduli dengan apa yang kalian lakukan, kami menginginkan kalian sudah mempersiapkan semuanya secara mental dan fisik. Karna mustahil bagi kami untuk menghentikan kendaraan dimanapun kami mau, diluar sangat berbahaya, dan saat kami memutuskan untuk berhenti, itu berarti kami telah menemukan tempat yang aman dan pas untuk beristirahat''

Tentara yang bertumbuh pendek dari yang lainnya itu berbicara menjelaskan lagi.

Pada awal pertemuan, semua pengetahuan juga dijelaskan oleh orang ini. Tentang uap, lalu ciri-ciri orang yang terinfeksi, dan lain sebagainya.

Tidak ada perkenalan dari para tentara selama waktu ini, mereka seperti menganggap bahwa orang-orang selamat disupermarket bukanlah hal nomor satu yang penting. Dan memang benar.

Dara menebak bahwa mereka berkeliaran untuk mencari sumber makanan, bensin, bibit tumbuhan, dan lain sebagainya.

Karna tidak mengetahui nama-nama yang ada, semua orang hanya akan memanggil mereka pak, panggilan dasar yang bersifat menghormati.

Selain dari pak Bagio yang memperkenalkan diri, lalu nama Solihin salah satu tentara yang memiliki kekuatan penyembuh yang disebutkan oleh pak Bagio, Dara tidak mengetahui nama tentara lainnya.

Terlalu singkat waktu yang dimiliki Dara untuk mengenal mereka semua. Dia hanya tau bahwa yang paling menonjol dari kedua belas tentara ini adalah pak Bagio, lalu tentara pendek yang selalu bertugas menyampaikan penjelasan, lalu tentara kekuatan penyembuh, kak solihin sendiri, juga tentara berkekuatan es, dan terakhir... tentara berambut ungu, dari detak jantung normalnya, dapat dipastikan bahwa orang ini memang benar-benar manusia yang tidak memiliki kekuatan khusus.

Dia sama seperti Dara.

Tetapi keahlian penembakannya yang beruntun, keahlian bertarungnya, adalah yang paling unggul dari yang lainnya.

Empat hari Empat bulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang