Kang Taehyun selalu merasa bahwa kebahagiaan bukanlah takdirnya. Dihantui oleh masa lalu yang kelam dan secondary gender yang dianggap aib, membuat ia menolak cinta, terutama cinta dari seorang pria bernama Lee Jeno yang yakin bahwa mereka adalah pa...
Jangan lupa tekan bintangnya ⭐ nanti aku ngambek loh 🤧😂 Love you love you se-kutub 🫶
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa kau menuduh kesalahan itu kepadaku? Seharusnya kau tanyakan pada dirimu sendiri kenapa kau mengubah Terry menjadi alpha resesifyang dibenci semua orang, Lee Jeno?"
Si empunya nama terkekeh sinis mendengar tuduhan tersebut. "Aku yang mengubahnya? Ck! Bodoh sekali orang-orang yang percaya dengan omong kosongmu itu," cibirnya tanpa sepatah pun rasa takut. Tak bergeming pula di kala sebilah pedang berukiran burung phoenix tiba-tiba terhunus, menyayat tipis sisi kanan lehernya yang enggan menghindar.
Tampak diam tak membalas layaknya pecundang, tetapi nyatanya diam-diam tersenyum menyeringai melihat kekalahan di mata sang lawan.
'Sepertinya aku salah menilai sosok Lee Jeno selama ini. Dia ... tak merasa bersalah atas kejadian di masa lalu,' pikir Jaehyun, mengakui kekalahan. Bahkan pedang yang semula ia hunuskan dengan amarah, kini terpaksa mundur dengan rasa segan.
'Tapi, dia tetap takut jika Taehyun mengetahui kebenarannya, dan itu sudah terjadi tanpa ia ketahui.'
Karena sebagian alur kehidupan tidak akan jauh dari kilasan masa depan, yang Jaehyun lihat terakhir kalinya pada 20 tahun silam. Maka dari itu, tanpa ragu, tangannya terulur untuk memberikan buku 'The History Of Alpha Recessive' asli kepada yang berhak dituju, selain Taehyun yang sudah lebih dulu dituju sebelum dibuang ke daerah Dark Moon Pack.
"Buka halaman terakhir dan berhentilah menjadi pengecut. Kau pasti tahu, Taehyun sangat membenci para pengecut, termasuk dirinya yang dulu."
Terdiam dalam rasa bimbang yang melanda pikiran, Jeno secara hati-hati mengambil alih buku untuk membuka halaman terakhir. Namun, di depan matanya hanya terlihat lembaran kosong yang polos, sebelum akhirnya sebuah bola cahaya magis muncul dan melayang-layang di udara.
Tanpa berkedip seolah-olah terhipnotis dalam ilusi, jari telunjuknya bergerak dengan keinginan yang tak terbendung untuk menyentuh secercah cahaya. Hanya dalam sekejap mata, tubuh terasa ditarik cepat ke dalam pusaran cahaya yang terang, seolah-olah terhisap ke dalam aliran magis yang misterius.
"Di mana ini?" gumamnya linglung berada di sebuah ruangan asing dengan sihir-sihir pelindung di setiap sudut.
Kepala berdenyut-denyut dan gendang telinga masih terus berdengung, tetapi samar-samar ia mendengar suara yang sangat dikenal dari arah belakang. Suara itu, membawa nostalgia yang tak terduga, membuat ia ingin membalikkan badan meskipun kepala masih terasa berputar.
"Kau yakin akan melakukannya? Ini sangat berisiko tinggi. Lebih baik kau tutupi saja identitasnya dengan kalung sihir."
Secara spontan, Jeno terperangah kaget melihat Donghae bersama Nono—senjata elemen berwujud anjing samoyed—sedang duduk membelakanginya di sofa.
