Qiela, gadis itu kini memandangi pantulan dirinya di depan cermin. Dirinya terlihat cantik dengan seragam hitam khas sekolah Orion, serta rambut ikal panjang digerai dengan selipan hairclips kupu-kupu.
Qiela turun ke lantai bawah untuk sarapan. Qiela kembali dipertemukan dengan orang menyebalkan dalam satu meja makan. Arga Algahsya.
"Nanti adek berangkat sama kamu ya kak." Ucap Kamelia pada Arga. Arga hanya menghela nafas gusar sambil mengangguk pasrah. Perintah mamanya sudah tak bisa dibantah atau nanti bernasib seperti ayahnya yang dikejar-kejar Kamelia yang membawa teflon dari dapur.
"Ma, Qiel mau berangkat sambil nyetir motor." Ucap Qiela yang membuat mereka terhenti. Sejak kapan Qiela bisa naik motor? Bahkan dirinya tak pernah ingin menyetir dengan alasan menghalau keanggunannya.
"Tapi kamu kan ga bisa naik motor." Ucap Asher yang sedikit menusuk dada. Jiwa Grace pada dasarnya begitu menyukai yang namanya Driving sore hari, mustahil tak bisa naik motor.
"Bisa kok, please.." ucap Qiela yang memohon.
"Nanti ya Qiel, motornya belum ada." Ucap Kamelia. Qiela menggeleng.
"Motor koleksi papa cakep-cakep tuh, bagi lah satu. Ya pa? Please, ga bakalan ringsek kok." Ucap Qiela yang memohon pada Asher. Asher berpikir sebentar. Lalu mengangguk.
"Ayo, motornya papa simpen di ruangan lain. Nanti kamu pilih." Ucap Asher pada putrinya. Kamelia hanya melotot sebenarnya tak suka.
Sampailah ditempat koleksi motor Asher, banyak motor sport yang menarik perhatian Qiela. Seperti motor sport berwarna putih dengan corak emas, ya tentu sudah dimodifikasi oleh si pecinta motor, Asher.
Namun satu motor yang membuat Qiela jatuh cinta, adalah motor sport hitam dengan motif merah. Senada dengan seragamnya dan mirip dengan motor milik Grace.
Qiela dengan cepat mendatangi motor tersebut, lalu melepas standar duanya. Membuat Asher tersenyum melihat putrinya yang begitu antusias.
"Sebentar kuncinya papa ambil, kalau ga kuat bikin tetap berdiri, kamu bisa standarin." Ucap Asher yang pergi ke sudut ruangan meraih laci dengan jejeran kunci motor koleksinya.
"Ga heran, holkay bener." Batin Qiela.
__________________________________
Orion high school, siapa yang tak tahu. Sekolah swasta ini termasuk swasta elit favorit di Indonesia. Qiela kini berada di parkiran motor dan memarkirkan 'blacky' miliknya. Nampak beberapa orang terlihat mencibir dari kejauhan.
Sedang merapikan rambutnya tiba-tiba seseorang memekik dan datang padanya dengan suara antusias langsung memeluknya.
"Qi! Akhirnya lu masuk juga! Gue kangen sama lu. Oh ya, gue lupa. Gue kenalin sekali lagi yaw, diri gue. Gue Lauren Crazia, temen baik lu!" Ucap Lauren. Qiela menatap datar, lalu menjawab singkat, "ingatan gue udah balik."
"Padahal mah belom, ya beruntung ada diary Qiel, jadi gue lebih ngerti."Lauren mendengar itu makin memeluknya erat.
"Tumben banget lu pake motor." Ucap Lauren. Qiela hanya menatapnya lalu kembali fokus pada jalannya.
Saat jam istirahat pertama,
Lauren dan Qiela mencari tempat duduk di sebuah kafetaria yang ramai. Lalu menemukan meja kosong, dan duduk di sana. Tiba-tiba saja seorang siswi datang dengan tertunduk, lalu berkata dengan nada gugup.
"K-kak, A-aku bisa duduk di sini ga?" Ucap adik kelas. Qiela yang menatap siswa itu terus menunduk pun, "coba jangan nunduk." Dengan sedikit takut, adik kelas itu mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grace In Qiela
RandomJiwa Grace tetap hidup meski tak ditubuhnya. Raganya bukan raga dirinya yang dulu. Kehidupannya juga secara instan berbeda setelah mengalami hal aneh itu. Grace sedikit merasakan kehangatan dan kebahagiaan mengalir dalam dirinya.