No way!

3.1K 365 20
                                    

"Alpha dominant?" Tanya Jeno sekali lagi.

Jaemin mengangguk, "iya, Alpha dominant. Anything wrong?"

Jeno mendengus, kembali menurunkan tangannya. Lalu menyeringai.

"Nope, gak ada yang salah. But it's just.. kau terlihat lemah untyk seorang Alpha Dominant?"

Jaemin memilih untuk diam, tersenyum ke arah Jeno. Membuat Jeno jadi bingung sendiri kenapa Jaemin malah tersenyum. Cecunguk ini sudah gila ya?

"Sudah-sudah, Jaemin bangku mu ada di belakang ya." Wali kelas mereka segera melerai sebelum adanya pertengkaran.

Jaemin hanya mengangguk dan segera melangkah ke arah dimana bangku kosong tersedia. Pemuda itu mendudukan dirinya dan langsung mendapat tatapan tajam dari Jeno.

Jaemin jadi ingin tertawa, dibandingkan terlihat seram, tatapan Jeno sekarang lebih mirip seperti kucing.

***


Bel istirahat berbunyi, dan Jaemin sudah memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Betul saja, Jeno segera menghampiri mejanya.

Jaemin yang sedang memasukan buku pelajarannya mendongak, "apa?"

Jeno menarik kursi yang ada di depan meja Jaemin, mendudukan diri di depannya.

"Aku ingin kau datang ke aula olahraga besok— oh atau kau tidak tau dimana aula olahraga nya? Ingin ku antar?" Jeno bertanya dengan nada mengejek. Disahuti dengan gelak tawa oleh temannya.

Jaemin terkekeh, ia menggeleng pelan. "You don't need to, aku sudah tau."

Jeno mengangguk-angguk, "bagus kalau begitu, aku tidak perlu lelah mengantarmu sebelum pertandingan."

"Oh iya, ingin tau, alasanku meminta dirimu ke aula olahraga besok? Ada ring boxing disana, aku ingin kau, sparring boxing dengan ku besok." Lanjut Jeno.

Jaemin hanya mengangguk, "Oke."

"Heh?! Oke doang???" Seru Jeno bingung sekaligus tidak terima.

Biasanya mereka yang Jeno ajak sparring akan menolak atau bingung kenapa dia tiba-tiba mengajak nya sparring, apa lagi selain mempermalukan mereka.

Tetapi pemuda kali ini berbeda. Ia tanpa ragu mengiyakan tantangan dari Jeno. Jeno jadi sedikit kesal. Berlagak sekali cecunguk ini.

"Lalu apa? Jawaban macam apa yang ingin kau dengar, Jeno?"

Jaemin memajukan wajahnya, Pheromone pekat secara cepat meliputi ruangan itu. Terlalu pekat hingga Jeno merasa susah bernafas seperti tercekik.

Menyadari perubahan raut wajah pada Jeno membuat Jaemin kembali menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Jam berapa?"

Jeno berdeham, "Pulang sekolah."

Pemuda itu segera berdiri dan pergi dengan kikuk karena perubahan suasana yang drastis. Hal itu membuat Jaemin tertawa pelan.

Jaemin melihat ke arah jam dinding, sudah 10 menit saja ternyata, ia berdiri dari posisi duduknya dan segera melangkahkan kakinya menuju kantin. Ia lapar.

Sepanjang lorong ia bisa mendengar obrolan-obrolan murid disana, dan ada satu kesamaan.

Mereka membicarakan tentang sang Enigma yang katanya muncul pada tahun ini.

Ah, Enigma itu. Jaemin baru teringat kalau keberadaan Enigma memang sangat langka. Pantas saja itu menjadi topik obrolan yang hangat.

Sementara itu Jeno menendang kerikil yang ada di lantai, mendengus kasar. Kesal dengan perangai Jaemin yang menurutnya sangat sok itu.

"Apa-apaan dia, enteng sekali mulutnya mengiyakan tantanganku." Kesal nya.

"Jeno!"

Suara perempuan memanggil namanya membuat Jeno membalikan badannya. Ternyata Karina, sepupunya.

"Apa?"

Karina mengatur nafasnya, lelah karena berlari. "Aduh, eh kau sudah tau belum? Tahun ini katanya ada Enigma."

Jeno mengangkat alisnya, "Enigma?"

Karina mengangguk, "Iya! Enigma." Gadis itu membuka handphone dan menyodorkannya kepada Jeno.

"Lihat, mereka bilang sih anak konglomerat pasangan Enigma sama Alpha juga."

Jeno mengangguk-angguk, itu berita menarik. Ada Enigma di tahun ini. Siapa kira-kira Enigma itu?

FIGHT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang