Chapter 5: Pulang Bersama

65 3 0
                                    


"Hah... Kenapa aku mengatakan itu?" Ryuga berbicara pada dirinya sendiri setelah menghela nafas. mencoba memahami tindakannya sendiri yang tak terduga.

Jika perkataanya tadi dianggap serius oleh Aika, cerita pasti benar benar akan berubah. Namun, Ryuga tidak perlu memikirkan itu, karena melihat Aika saat ini. Dia tidak mungkin akan terpengaruh oleh kata-kata yang diucapkan olehnya. Ryuga tahu bahwa Aika memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap orang seperti dirinya.

Dalam cerita manga, meskipun tidak dijelaskan secara rinci, tapi Ryuga mengetahui bahwa Aika memiliki masalah rumit dalam keluarganya yang terkait dengan preman. Karena itu, Aika membenci orang-orang yang dianggapnya mirip dengan preman, termasuk orang-orang seperti Ryuga.

Namun, Ryuga sedikit bingung dengan reaksi Aika terhadapnya. Saat tadi mereka berbicara, Dia tidak merasakan aura permusuhan apapun darinya. Itu membuat Ryuga heran, karena seharusnya, saat ini Aika tidak menyukai Dirinya.

Dia tidak akan terkejut jika saat itu Aika memberikan tatapan ketikdaksukaan atau pandangan merendahkan saat sedang berbicara dnegannya. Tapi, hal yang Dia antisipasi itu tidak terjadi. Dia merasa ada yang janggal.

Setelah merenung beberapa saat, Ryuga akhirnya melanjutkan langkahnya menuruni tangga, berusaha untuk mengabaikan kebingungannya. Dia bergegas menuju ruang kelasnya dengan niat untuk mengambil tas dan beberapa barang pribadinya.

Tiba di depan ruang kelas, Dia membuka pintu dan memasuki ruangan yang sepi. Hamparan kursi kosong terlihat di sekelilingnya, memancarkan kesunyian yang tidak biasa. Ryuga melangkah ke arah mejanya, meraih tasnya, dan beberapa buku catatan yang tersebar di atas meja.

Selesai mengumpulkan barang-barangnya, Ryuga memutuskan untuk pulang ke rumah. Langit di luar mulai gelap, menandakan malam yang akan segera tiba. Dia berpikir untuk segera pulang sebelum malam benar-benar turun. Namun, tepat ketika dia hendak keluar dari ruang kelas, suara langkah kaki menghentikannya.

"Ryuga. Bocah sialan, kau belum pulang juga?" Suara tegas tiba tiba menegurnya dari belakang.

Dia ditegur oleh seorang guru senior bernama Kenjiro Kuroda, seorang pria berusia pertengahan 40-an, Dengan rambut hitam yang rapi dan selalu mengenakan pakaian olahraga. Ia memiki tubuh besar dan tampang yang menyeramkan. Sifatnya tegas membuat dirinya ditakuti oleh kebanyakan siswa.

Namun, dibalik penampilan dan sifatnya, Kuroda-sensei adalah seseorang yang baik dan selalu memperhatikan murid-muridnya, terutama Ryuga. Disaat guru lain takut dan menjauhinya, Kuroda-sensei satu satunya orang yang selalu berada disisinya.

Dia mengenal Ryuga dengan cukup baik, dan sangat menghargai bakat olahraga yang dimilikinya. Kuroda-sensi sering membantu Ryuga dalam banyak hal, Terutama saat Dirinya terkena masalah. Untuk itu, Ryuga sangat menghargainya sebagai seorang guru, dan juga mentor yang terkadang memberikannya arahan.

"Aku baru akan segera pulang" Ryuga membalas.

"Aku tidak melihatmu berada di mejamu saat jam pelajaran, Apa kau bolos lagi?" Dia mengintrogasi Ryuga secara tiba tiba.

"Tidak, aku hanya tertidur di Roftop" Ryuga berusaha menjelaskan.

"Hah... kau ini, kapan kau akan mulai berubah."

Kuroda-sensei menghela nafas, Dia sudah terbiasa dengan sikap Ryuga dan tidak merasa aneh dengan alasanya. Ryuga memang sering tertidur di kelas, dan banyak guru yang mengeluh karena hal itu. namun, disisi lain mereka juga terlalu takut untuk menegurnya. Karena itu, para guru selalu meminta Kuroda untuk menegur dan memarahi Ryuga.

"Aku sedang mencoba untuk itu?"

"Mencoba?"

"Yeah, aku akan mencoba sedikit lebih baik dari diriku yang dulu. Seperti mengerjakan PR dan tidak tertidur di kelas."

Bereinkarnasi Kedalam Manga NTRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang