08

18 4 0
                                    

"Sell gimana keadaan ayra?"tanya rayyan khawatir

"Dia baik-baik aja tapi badannya agak demam, tapi tadi uda minum obat"

"Jaga dia ya sell, kayaknya diaa lagi gak baik-baik aja"

"iya pasti ray"

Ayra hari ini tidak masuk sekolah dia berbaring ditempat tidur sella dengan tatapan kosong
Ayra tidak tau apa yang terjadi setelah ayra pergi dari sana
Ayra memikirkan kedua orang tuanya.

Hari demi hari berlalu sudah 3hari ayra tidak masuk sekolah dan masih menginap dirumah sella bundanya menyuruhya pulang tapi ayra menolak untuk sementara waktu dia ingin menenangkan pikirannya. ibu nya sella sangat perhatian pada ayra ia paham betul perasaan ayra
keluarga sella pun selalu menghibur ayra dan mencoba membuat ayra tertawa dengan lelucon konyol ayah tapi kali ini ayra tak tertawa seperti biasanya.

Anak yang tumbuh dirumah tak berwarna memiliki trauma yang tak terkira bayangan itu selalu ada mengikutinya hingga dia dewasa. Ayra sudah biasa dengan suara keributan dan suara pecahan kaca tapi ada titik dimana ayra juga lelah dengan semuanya.
Ayra capek menyaksikan pertengkaran orang tuanya yang tak pernah selesai.

Ayra adalah gadis yang hidup diruma tak berwarna
gadis manja yang hidup didalam sebuah tekanan dan selalu berharap mendapatkan kasih sayang
gadis yang selalu berusaha tersenyum dan bersikap ceria ternyata memiliki luka
mulutnya diam tak bersuara tapi mata miliknya menceritakan semuanya
bola mata yang cantik dan memiliki tatapan yang begitu dalam menyimpan jutaan rasa sakit yang ia pendam sendirian.

Ibu sella masuk kedalam kamar dan duduk di samping ayra

"Sayang disetiap tempat engkau pasti menemukan kegelapan dalam hidupmu. Tidak ada langkah yang tepat kecuali kau nyalakan pelita dalam dirimu"

Ayra memeluk ibu sella dengan erat

"Makasii bu ayra janji ayra gak bakal murung lagi,,,ayra mau hidup sebagai gadis yang ceria
ayra berpikir kalau larut dalam masalah itu tidak ada gunanya jika ayra tak merasa bahagia maka ayra harus menemukan kebahagian ayra sendiri"

"Iyaa sayang hiduplah seperti burung yang terbang bebas di atas langit cari apa yang membuat mu bahagia,,jangan meratapi luka yang sudah ada"

Hari ini ayra memutuskan untuk pulang,dia juga merasa tidak enak jika terlalu lama menginap diruma sella

Ayra menatap pintu rumahnya

"bismillah kamu bisa ayra"ucap ayra saat memasuki rumahnya

"assalamualaikuummm"

"waalaikumussalam nonn masyaallah non kemana aja bibi khawatir"

"Ayra baik-baik aja bii,,,oh iya bi saat ayra meninggalkan rumah ini bibi tau kelanjutannya gimana?"

"Bibi cuma mendengar mereka bertengkar hebat lalu tuan meninggalkan rumah begitu saja dan nyonya menangis,,tapi kemarin ini tuan pulang dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa tapi tidak ada pembicaraan setelah itu"

"Oh iya bi makasii"

"Sabar yaa non semoga tuan dan nyonya cepat menemukan titik terangnya"

"aamiin,,makasii bi"

Ayra naik ketas dan memasuki kamarnya
ada sebuah surat tergeletak di atas kasur begitu saja
ayra membuka nya perlahan.

ayra maafkan papa sayang
papa sadar saat kamu mengungkapkan perasaan yang selama ini kamu pendam
kamu benar papa memang egois papa hanya memiirkan diri papa sendiri papa lupa sebagai kepala keluarga seharusnya papa bisa menjadi contoh yang baik.
ayra jika kamu sudah membaca surat ini tolong hubungi papa
papa ingin bicara dengan mu

The line Of God's handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang