6. Pohon rambutan

24 4 0
                                    

.

.

.

.

.

Pagi ini didepan kediamannya bu Lia sedang ada acara makan makan, lebih tepatnya acara tersebut berada dibawah pohon rambutan kesayangan bu Lia.

Ada beberapa orang disana, seperti nek Najmah, bu Laura, jengh Evaty, Jengh Haris, Mbak Carissa, Mang Roby, Pak Guntur, pak Bambang dan beberapa orang lagi.

Terlihat Bu Lia sedang kesusahan membawa beberapa kantong plastik yang berisikan mangga-mangga muda sambil berjalan kekarpet besar yang sudah disediakan dibawah pepohonan rambutan itu. Sesampainya disana, bu Lia langsung duduk diantara Mang Roby dan bu Laura.

"Pak Bambang, si Ella kemana atuh? Kok sekarang jarang keliatan?" Tanya jengh Evaty.

Pak Bambang yang sedang mengulek sambel bersama pak Guntur langsung menghentikan aktivitasnya sejenak. Ia langsung menoleh ke arah bu Evaty yang jaraknya hanya berkisaran 1 meter saja.

"Si Ella teh sekarang-" ucapan pak Bambang terhenti karena suara dering handphone yang berada di kantong celananya. Pak Bambang seketika berdiri dari duduknya dan mengangkat telepon tersebut.

"Bentar ya bu, saya izin mengangkat telfon dulu."

"Monggo-monggo" balas bu Evaty. Akhirnya pak Bambang berjalan pergi dari tempat itu untuk mencari tempat agar ia bisa mengobrol dengan seseorang yang berada di telefonnya itu.

Helaan nafas terdengar dari mulut pak Bambang tak kala ia melihat nama yang tertera di layar handphone nya.

"Assalamualaikum ada ap-"

"PAK POKOKNYA GAK MAU TAU KIRIMIN AKU DUIT 5 JUTA SEKARANG!!!" ucapan pak Bambang terpotong karna mendengar teriakan seorang perempuan yang menjadi lawan biacaranya di handphone itu.

"Astagfirullah, bapak mana ada duit segitu nak?!" Tegas pak Bambang.

"Pokoknya Ella gak mau!! Bapak harus kirim duit itu sekarang!!”

"Emangnya duitnya mau kamu apakan nak? Kemaren kamu baru minta 1 juta sekarang udah minta lagi?”

"1 JUTA ITU KURANG PAK!! POKOKNYA KALAU BAPAK GAK MAU NGIRIM DUIT ITU SEKARANG, AKU BAKALAN BUNUH DIRI!!"  Perempuan tersebut langsung mematikan telpon dengan sepihak.

Lagi-lagi pak Bambang hanya bisa menghela nafasnya. Pak Bambang tersenyum sedu atas tingkah anaknya tadi. Pak Bambang sudah berkali² dimintakan uang seperti itu dengan alasan yang tidak jelas.

"Ya allah kuatkan lah hamba mu ini, aku mohon hindarkan anak ku dari kesalahnnya ya Allah. Sadarkanlah dia agar segera bertobat, Aku mohon ya Allah hanya engkau lah yang bisa menyelamatkan semua hambamu" batin pak Bambang sambil mengelus-elus dadanya.

Pak Bambang sebenarnya sudah tau kalau duit yang dimintakan anaknya tadi hanya untuk membeli minum-minuman terlarang dan berjalan jalan bersama teman-teman nya. Anaknya itu kerap kali memintakan duit, tidak hanya sekali, namun berkali kali sampai-sampai pada waktu ketika anaknya itu pernah meminta duit sebesar 10juta.

Pak Bambang hanya tersenyum meratapi nasibnya yang mempunyai anak seperti itu, dengan langkah lesu, akhirnya pak Bambang kembali bergabung dengan perkumpulan di bawah pohon rambutan itu.

"Kenapa pak? Anak mu lagi ya?" Ucapnya berbisik. Pak Bambang yang mendengar itu hanya tersenyum kecil.

"Minta berapa lagi tu anak?" Lagi² pak Guntur bertanya dengan berbisik.

Komplek CT mulia [The Secret Komplek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang