- Bebasnya Vadolsky 1 (Alcatraz)-

33 16 2
                                    

Hari Senin, Tanggal 6 Juni 2022
Ibu Kota Jakarta
Indonesia

---------------------------------------------------

Note : Ini adalah kelanjutan dari cerita "- Sekolah 1-2 -". Mohon dibaca agar alur cerita dari GHOST bisa berjalan sempurna.

---------------------------------------------------

"Akhirnya keributan ini selesai"
Ucap Dewa sambil menatap Fano yang tergeletak pingsan.

Dewa pun berbalik arah dan berjalan menuju kelasnya.
Setelah menapakkan kaki beberapa meter dari Fano. Dewa tersadar akan satu hal, kalau ini belum selesai.

"Hmm?, Aku yakin sudah memukul tengkuk leher dia dengan keras. Apa aku meleset?"
Ucap Dewa sambil melirik ke belakang di ikuti dengan badannya.

"Apa kau tetap ingin melanjutkan keributan ini dengan badan seperti-"
Ucap Dewa yang terkejut sambil menahan pukulan dari Fano.

Sontak kejadian tadi pun membuat Dewa terkejut dengan perubahan drastis dari Fano dari serangan yang awalnya bisa diprediksi oleh Dewa menjadi tidak bisa di prediksi dikarenakan perubahan dari Fano. Tapi hal itu tidak membuat Dewa ketar ketir.

"Lebih baik urus keadaan lu aja. Toh, bentar lagi lu MATI hari ini."
Ucap Fano dengan nada yang mendendam di ikuti pupil yang mengecil.

Dewa pun terdiam saat Fano menyebutkan kata "Mati".

"Ohh, benarkah begitu?.."
Ucap Dewa ke Fano.

Tanpa pikir panjang Dewa langsung berlari ke arah Fano dengan cepat, dan mereka pun terlibat pertarungan tangan dengan sengit.

Disaat Dewa melihat celah dari Fano, Dewa pun menendang menggunakan lutut mengarah ke pinggang bagian kanan Fano.
Dimana pada waktu itu Fano pun menyadari jika Dewa mengincar pinggang nya.

"Kau!!-..."
Ucap Fano dengan panik sembari melindungi Pinggang nya dengan tangan kanan nya.

Namun sayangnya Fano terlanjur panik dan tidak menyadari kekuatan Dewa.

"BANGSAT!!..."
Ucap Fano dengan marah.

"Dengan ini selesai sudah"
Ucap Dewa sambil meremukkan Telapak tangan kanan di ikuti suara remukan jari jari dari Fano dan Tulang rusuk kanan Fano.

Fano tergeletak merintih kesakitan sambil memegang tangan kanan nya yang hancur.

"Berhentilah sok kuat, dan jangan pernah berkata "Mati" dengan mulut kotormu itu, kau tidak akan pernah tau rasanya mati itu seperti apa"
Ucap Dewa dengan nada tegas sambil mengingat masa lalu nya yang hampir meninggal beberapa kali saat melakukan misi.

Dewa pun berbalik arah dan berjalan ke arah kelas nya.

"Weh, itu kan tadi yang habis berantem kan?"

"Jangan deket deket wei, di bunuh lu ntar wkwkwk"

"Huuu preman mah mati aja"

"Awas awas, kasih jalan"

"Mamah aku takut..."

"Jir lah nambah lagi murid bermasalah.."

"Sekolah gak ada aksi apa, masa preman begini bisa lolos"

Ucap murid murid dari tiap kelas sambil memberikan Dewa jalan untuk ke kelasnya.

Dewa tak menghiraukan omongan omongan jelek terhadap dirinya, Dan sampai pada akhirnya.

Dewa menyelesaikan hari pertama dia sekolah, Akan tetapi ia murung dan merasa kecewa terhadap dirinya sendiri dikarenakan dia tidak bisa menjaga janji yang diberikan oleh Kapten Alan.

GHOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang