Langit menggelap lebih cepat hari ini, awan abu menggantung di sana siap untuk menjatuhkan bulir-bulir air hujan. Aku menyelesaikan pekerjaan di luar kantor lebih cepat, tapi sudah enggan untuk kembali ke kantor karena sudah lewat pukul empat yang mana jam pulang sebentar lagi. Aku memilih untuk pergi menjemput kekasihku tanpa mengabari, sengaja karena sudah dua hari ini kami tidak bertemu.
Ku parkirkan mobilku di halaman parkir depan kantornya, menunggu jam pulang kantornya. Perlahan rintik hujan mulai turun semakin lebat, menambah semakin gelapnya langit Jakarta sore ini. Lampu-lampu jalanan mulai menyala secara otomatis memberikan cahaya di sepanjang jalan depan kantor. Lebih baik aku mengabarinya sebelum dia memesan taxi online untuk pulang.
"Gyu? Pulang tepat waktu atau lembur?" tanyaku ketika panggilan kami terhubung.
"Aku nggak lembur tapi ini wilayah kantor aku lagi hujan, Seok. Kayaknya aku pulang agak nantian bakalan macet juga deh,"
"Yaudah macet-macetan sama aku aja kalau gitu. Aku tunggu depan ya sayang,"
"Eh kamu jemput? Kok nggak bilang?!"
"Hehe... aku kangen, tadi langsung impulsif aja pingin ketemu jadi sekalian balik dari rapat di luar terus ke sini,"
"Kamu dimana? Aku turun deh sekarang,... aduh belum bisa check lock jamnya,"
"Hahaha.... Gyu tenang, aku di mobil kok tenang aja nggak usah buru-buru turunnya. Aku tungguin,"
"Aduh di luar dingin ya pasti. Aku bawain kopi ya dari pantry nanti buat kamu. Aku langsung check lock deh nanti kalau udah jamnya ya,"
"Okey makasih ya Gyu. Yaudah kamu balik siap-siap dulu deh bentar lagi udah jamnya. Inget nggak usah buru-buru turunnya ya, hati-hati,". Panggilan itu pun ku akhiri.
Aku menunggunya 15 menit sebelum akhirnya aku dapat melihatnya yang tinggi menjulang muncul dari lobby kantornya. Dia menengok ke setiap arah sepertinya mencari keberadaanku. Aku mengambil payung yang kusimpan di bawah kursi kemudi sisi luar kursi, mempersiapkan diri untuk kondisi seperti hari ini. Aku melihat dia sudah melihatku yang sedang berjalan menjemputnya, ku isyaratkan dia untuk menunggu saja di lobby.
"Dingin banget ya pasti nunggu di mobil?" kalimat yang Mingyu ucapkan pertama kali ketika melihatku berada di depannya. Aku hanya menggelengkan kepala, memberikan senyuman terbaikku agar mengurangi rasa bersalahnya.
"Yuk masuk mobil, keburu kamu yang kedinginan malahan," aku menariknya ke bawah payung dan membawanya duduk ke kursi samping kemudi. Aku segera menyusul masuk ke kursi kemudi dan menyimpan payung dengan baik kembali ke tempatnya.
"Minum dulu kopinya mumpung masih hangat," Mingyu menyerahkan tutup tumbler minumnya yang sudah dituangi kopi yang masih mengeluarkan asap. Aku sedikit mengernyit melihat asap yang keluar mengebul di sana.
"Ini hangat kok nggak panas, aku udah cobain tadi," Mingyu meyakinkanku seperti tahu jika aku ragu meminumnya. Lebih tepatnya, aku tidak pernah suka dengan makanan dan minuman panas.
Setelah perdebatan kecil di dalam mobil itu yang sebenarnya aku hanya mengulur waktu agar kopinya sedikit lebih dingin lagi, aku menghabiskan beberapa teguk kopi yang Mingyu tawarkan. Jalanan ibukota yang mulai padat terlebih dengan hujan rintik yang sangat awet ini menambah macetnya setiap sisinya. Tapi selama Mingyu sudah bersamaku, aku akan baik-baik saja.
"Kamu mau langsung pulang atau mau makan dulu?" aku melirik ke arah Mingyu yang sedang sibuk seperti membalas pesan yang entah dari siapa.
"Mama udah nanyain kapan aku pulang, tapi aku masih kangen. Kemana gitu dulu dong, Seok," pintanya dengan meraih lengan kiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GYUSEOK] - MinPlaylist
FanfictionKumpulan cerita pendek yang berputar disekitar dua orang ini. Terinspirasi dari banyak lagu di luar sana yang diperankan oleh Mingyu dan Seokmin.