Salah satu hal yang paling tidak aku suka adalah pergi keluar saat makan siang kantor. Sudahlah panas, macet dimana-mana, dan aku tidak suka harus kembali ke kantor dengan peluh yang sangat membuat tidak nyaman. Namun mau tidak mau aku harus melakukan ini sekarang. Mengikuti kemauan mama untuk makan siang bersama, tumben sekali batinku.
Aku sampai di salah satu mall daerah Jakarta Selatan. Baru saja aku memasuki basement untuk memarkirkan mobil dan ponselku sudah berdering, sebuah panggilan masuk yang aku tahu dari siapa. Beberapa waktu kebelakang aku jarang sekali memperhatikan ponselku -kecuali jika itu tentang pekerjaan tentu saja- lebih tepatnya sejak hubunganku dengan Seokmin berakhir.
Aku memilih menggunakan lift agar bisa segera sampai ke lantai yang aku tuju. Beberapa kali lift berhenti dan banyak pengunjung yang keluar masuk. Sepertinya hari ini orang-orang sedang banyak menghabiskan waktu di mall meskipun sedang weekday. Lantai mall yang hampir seluruhnya merupakan area tempat makan, cukup ramai siang ini. Termasuk tempat makan yang akan aku datangi.
"Seokmin?" aku melihat Seokmin. Orang yang berdiri di depan itu adalah Seokmin, dia sedang berbicara dengan salah seorang pramusaji sembari melihat-lihat isi buku menu di pintu masuk tempat makan yang juga akan aku datangi.
"Seokmin?!" panggil ku. Benar itu Seokmin, dia melihat ke arahku dan tersenyum. Senyum yang enam bulan ini tidak pernah aku lihat lagi.
"Gyu? Kamu juga mau makan siang?" tanyanya, yang entah kenapa aku sangat-sangat merindukan suara itu.
"Iya, aku ada janji makan siang sama Mama. Kamu mau ketemu Mama, nggak? Yuk sekalian makan siang bareng aja," aku melihat raut wajah bingung dan canggung di sana. Ah, sepertinya aku terlalu berlebihan melakukan semua ini dengan tiba-tiba. Aku seharusnya bisa menjaga jarak, kami sudah tidak seperti dulu lagi.
"Oke, kita ketemu tante. Aku sudah lama tidak menyapa," jujur, jawaban Seokmin menghilangkan semua rasa maluku.
Aku mengajaknya untuk masuk ke dalam dan mencari mama yang katanya sudah sampai. Di sana mama sudah duduk bersama seseorang yang tidak bisa aku lihat wajahnya.
"Mama! Mingyu ketemu Seokmin di depan!" aku berseru ketika kami berdua sudah sampai di samping meja tempat mama duduk. Aku melihat ke arah orang yang tadi tidak aku kenali, dia anak temannya mama yang bulan lalu sempat dikenalkan kepadaku.
"Lho, ada Minghao?"
"Hai, Gyu. Gue diajakin tante buat makan siang," aku menjabat tangan Minghao sekilas, dan kembali berbalik membiarkan Seokmin berjabat tangan dengan mama.
"Mama, Seokmin makan bareng kita aja ya? Tadi Mingyu ketemu di depan dan dia juga lagi mau makan," aku menengok ke arah Seokmin namun yang kemudian terjadi benar-benar jauh dari apa yang aku harapkan.
"Kamu untuk apa mendatangi anak saya lagi? Bukankah sudah jelas pembicaraan kita waktu itu?" mama berjalan mendekat ke arah Seokmin dan mengabaikanku yang kini beliau halangi.
"Maaf, Tante. Saya tidak sengaja bertemu Mingyu di depan dan tidak ada maksud lain selain hanya ingin menyapa,".
"Bohong! Kamu pasti mau ambil Mingyu lagi, kan? Apa kurang penjelasan saya waktu itu untuk kamu pergi dari hidup anak saya? Kamu tidak bisa buat anak saya bahagia! Kamu sadar itu, kan?" suara mama mengeres, beberapa tatap mata sudah melihat ke arah kami.
Lalu apa itu tadi? Mama yang minta Seokmin untuk ninggalin aku? Kenapa mama? Dan kenapa Seokmin mau?
"Mama apasih? Malu Ma dilihatin orang-orang," aku mencoba menahan amarah mama yang tiba-tiba meluap setelah bertemu dengan Seokmin. Ada rasa tak enak kepada Seokmin karena memang ini semua adalah ajakanku yang memintanya untuk bergabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GYUSEOK] - MinPlaylist
FanfictionKumpulan cerita pendek yang berputar disekitar dua orang ini. Terinspirasi dari banyak lagu di luar sana yang diperankan oleh Mingyu dan Seokmin.