Tengah malam sekitar jam 00.00 PM, terlihat seseorang dengan surai hijau gelap tengah berjalan dengan linglung menuju rumahnya. Saking lelahnya ia sampai tidak menyadari ada orang yang tengah menunggunya di ruang tamu.
"Baru pulang?" tanya orang itu.
"Menurut lo?"
Rin kemudian terdiam sebentar setelah menjawab pertanyaan yang dilontarkan seseorang padanya. Langkahnya terhenti sebelum menaiki tangga, ia memalingkan wajahnya untuk melihat siapa yang tadi bertanya. Sejujurnya ia sedikit takut.
"ANJING!!" kaget Rin sambil melemparkan kunci motornya dan tentunya wajah suaminya menjadi sasaran pelempar.
"Heh mulutnya astaga. Lu ngomong kek begitu pas ada kak Sae, pasti langsung kena panci penggorengan yang panas tu mulut." Isagi mengelus ngelus dahinya yang tadi terkena lemparan maut dari sang istri.
"Ya lu ngapain disitu tolol, mau ngagetin gw lu hah?!" toh toh Rinnya ngegas. Tanda tanda sang istri tidak mau disalahkan.
"Niat gw baik lho ya, nungguin lu." balas Isagi tidak mau kalah.
Liat aja nanti nyalinya ciut kalau Rin udah ngeluarin khodamnya.
"Kok lu ngegas?!" kan pertanda kan.
"Astaga kak Rin, gw tuh cuma mau ngejelasin." Isagi nggak berani buat njawab lagi. Takut kalau Rin ngeluarin khodamnya, kan bahaya.
Kata istri istrinya yang lain, Rin itu kalau marah besar pasti rumahnya yang jadi sasaran. Pernah juga Isagi baru pulang kerja pas lembur, ia dikagetkan dengan keadaan rumah yang kacau, bahkan pisau dapur aja nyangkut dipintu. Isagi nanya sama Ness terus jawabannya "tadi kak Rin marah marah sama Megu gara gara ngerusak dokumennya kak Rin". Begitulah kira kira.
"Eh bentar, rumahnya kok sepi banget? Kemana yang lain? Lu sendirian?" Rin celingak celinguk nyari istri istri Isagi yang lain. Biasanya tuh jam segini si Bachira masih bangun, ya walaupun bangunnya itu lagi main game sama Nagi.
"Nanya nya satu satu." Isagi memutar matanya malas. Emangnya dia narapidana apa? diberi pertanyaan kok berturut turut.
"Gw cuma nanya doang."
"Nanti gw jelasin, dah sono bersihin badan lu terus makan. Lu belum makan kan?"
"Belum."
Isagi hanya mengangguk lalu pergi ke dapur kemudian. Sementara Rin masih diam ditempat sambil menatap punggung tegap sang suami.
•
•
•
•
•
•
Rin selesai bersih bersih langsung turun kebawah buat makan. Ditawarin makan mah Rin nomor satu. Ia melihat Isagi yang tengah menunggunya sambil memainkan hp. Ia kemudian duduk disamping Isagi."Lu belum jawab pertanyaan gw tadi."
"Lu nanyain Meguru? Dia nginep di rumah Reo katanya ada tugas kelompok." Isagi memberikan semangkuk ramen pada sang istri.
"Oh gitu, la terus Kaiser?" ok pertanyaan kedua dari sang istri.
"Dia juga nginep di apartemen temennya soalnya besok dia harus ada di tempat pemotretan sebelum jam 4 pagi, karena dari sini agak jauh jadi nginep aja di apartemen temennya yang lebih dekat." Isagi mulai memakan ramennya. Rin juga melakukan hal yang sama.
Rin hanya mengangguk ngangguk mendengar jawaban dari Isagi. Ia menghentikan makannya dan berniat untuk bertanya lagi.
"Ness juga kok nggak ada? Dia belum pulang?"
"Kalau Ness lagi ada tour sama murid muridnya, lusa baru pulang."
"Lu kagak ikut Ness? nanti kalau dia diapa apain sama laki laki lain gimana?" tentunya godaan itu tidak akan mempan pada Isagi. Karena Isagi tahu istrinya yang satu itu bisa menjaga diri dengan baik. Ya gimana enggak, Ness itu bisa bela diri tau, makanya Isagi tenang tenang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isagi's Wife
Fanfictioncerita kehidupan Isagi Yoichi bersama keenam istrinya yang sifatnya beragam. Apalagi menghadapi keusilan sang istri keempat benar benar menguras kesabarannya. "Kalau akur semua kan aku jadi tenang." "Gw pulang larut hari ini, Yoichi." "Kak Isaaa ayo...