jangan nangis Bachira

216 13 0
                                    

Siang ini Isagi tengah sibuk dengan berkas berkas kantornya. Walaupun ia terlihat seperti tenang tenang saja, namun dipikarannya terus terputar tentang firasat buruk yang dikatakan oleh Nagi. Maka dari itu dia menyibukkan diri dengan mengerjakan berkas berkas kantornya.

"Kenapa aku masih terus kepikiran tentang Nagi ya?"

Isagi beranjak dari kursinya lalu ia berjalan meninggalkan ruangannya. Baru saja kakinya menginjak tangga terakhir, tiba tiba sahabatnya yang ia angkat menjadi sekertarisnya datang menghampirinya.

"Nah untungnya...huuh kamu disini." kata Kurona yang napasnya terengah.

"Eh Kurona? ada apa?"

"Sebentar huuh....aku berna-pas dulu." Isagi hanya mengangguk menuruti. Kasihan juga kalau orang yang baru saja lari lari habis itu disuruh cerita.

Setelah beberapa menit menunggu, napas Kurona sekarang sudah kembali normal. Isagi kemudian bertanya kembali pada sahabatnya.

"Jadi....?"

"Ah iya, kak Rin datang ke kantor dan dia ingin bertemu denganmu, dia ada di ruang tamu."

"Kak Rin datang? kenapa tidak kau suruh dia masuk ke ruanganku?"

"Aku sudah menawarkannya tapi dia tidak mau katanya dia tidak akan lama, kalau begitu aku melanjutkan kerja dulu ya." Kurona pun pergi meninggalkan Isagi yang masih menatap kepergiannya.

Setelahnya Isagi berjalan menuru ruang tamu. Sesampainya disana ia memang melihat Rin, namun ada yang berbeda dengan wajahnya. Ia menghampiri sang istri lalu duduk disamping sang istri.

"Kenapa kak Rin kemari?" tanya Isagi yang langsung pada intinya tanpa ada basa basi. Dia lagi malas basa basi gara gara pikirannya udah kemana mana.

"Gw datang cuma mau ngasih tau sesuatu."

"Sesuatu, tentang apa?"

"Lu lagi butuh karyawan baru kan? nah mending nggak usah nambah karyawan aja."

"Hah? maksudnya gimana? kan gw lagi butuh karyawan kak."

"Nggak nggak usah, karyawan lu dah banyak nggak usah nambah lagi segitu tuh dah banyak, lihat noh karyawan kantor lu aja ada ratusan masa mau nambah lagi?!" Rin pun mengeluarkan protesannya dengan ekspresi wajah yang dibuat seseram mungkin.

"E-eh? i-iya iya....emang kenapa?"

"Nggak papa gw cuma nggak mau aja, kalau gitu gw mau pulang dulu." Rin kemudian beranjak dari duduknya ketika tangannya ingin membuka pintu, ia berhenti lalu membalik badan menatap Isagi. "Oh iya satu lagi, poster poster lu yang butuhin karyawan itu copotin aja."

Isagi yang masih bingung hanya menatap heran punggung Rin. Ia tidak mengerti dengan istri pertamanya ini. Padahal kan ia sudah bermusyawarah dengan istri istrinya tentang mencari karyawan baru ini dan mereka semua setuju termasuk Rin, tapi hari ini ada apa dengannya? aneh sekali.

Akhirnya Isagi menuruti apa yang diinginkan sang istri. Ia memerintahkan bodyguard nya untuk segera mencopoti poster posternya.

"Hadeh apa apalah keinginannya."

Sedangkan disisi lain.....

Terlihat Isagi Rin tengah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia sepertinya senang karena sang suami menuruti apa yang diingankannya.

"Kalau begini dia nggak bakal bisa melamar kerja di kantor Yoichi." seringai pun muncul dibibirnya.






Alexis Ness atau yang sekarang marganya menjadi Isagi Ness. Ia tengah makan siang bersama guru guru lainnya. Sebenarnya dia makan sambil mendengarkan pembicaraan para guru. Namun pembicaraan kali ini malah menyangkut tentang suaminya. Ingin protes tapi ia akan diam terlebih dahulu, mendengarkan apa yang dibicarakan oleh para guru.

Isagi's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang