BAB 1 Sebuah Gambaran Keluarga Pak To

24 3 0
                                    

Happy Reading

Udara pagi menyeruak masuk ke dalam ruangan berwarna serba ungu, disana terdapat Ina yang masih meringkuk di bawah selimutnya. Pagi ini hujan membasahi bumi membuat udara lebih dingin dari biasanya. Ina semakin menaikkan selimut yang sedikit melorot dari tubuhnya.

Ina sangat menyukai hujan apalagi di pagi hari, entah mengapa suasana hujan di pagi hari terasa menyejukkan hati. Namun meskipun Ina menyukai hujan, ia amat tak suka dengan petir. Petir itu menakutkan suaranya sangat keras. Setiap kali petir menyambar, Ina akan pergi berlari memeluk mamanya.

Suara ketukan pintu yang amat sangat keras bagai orang yang ingin menagih hutang mengusik tidur Ina.

"Oi Ina udah jam setengah lima, cepat bangun sholat subuh dulu abis itu ikut gue ke pasar!" Itu adalah suara kakak kedua Ina yang bernama Bulan.

Ina membuka matanya lalu perlahan duduk, ia mendengus kesal karena sedikit terkejut dengan suara menggelegar Bulan.

Ina menggeliatkan tubuhnya beberapa saat lalu berjalan ke arah pintu dengan wajah yang masih lesu.

"Iya iya udah bangun," ucap Ina sambil membuka pintu kamarnya.

Bulan tersenyum sambil mengacak pelan rambut Ina."Nah gitu dong, anak pinter."

"Apasih kak, rambutku jadi berantakan nih."

Bulan tertawa puas melihat rambut Ina yang sudah seperti singa. Ina memutar bola matanya lalu meninggalkan Bulan yang masih tertawa di depan pintu kamarnya.

Ina terlahir dari keluarga yang sederhana, ia anak ke empat dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Suprapto atau juga kerap di sapa Pak To, ia bekerja sebagai pegawai negri di sebuah kantor desa. Pak To ini tipe bapak bapak pada umumnya, ia suka bersin sekeras mungkin hingga bisa menghebohkan seluruh warga desa.

Tertawanya yang menggelegar seperti buto yang ada di dongeng timun emas, serta Pak To yang  sangat suka memakai sarung dengan atasan kaos singlet putih. Tak lupa juga Pak To ini mempunyai beribu nasihat yang siap di sampaikan untuk anak anaknya dengan bahasa campurannya, bahasa jawa dan bahasa Indonesia.

Sedangkan mamanya bernama Andini yang setiap hari selalu memasak dan mengurus rumah. Mama ini orang ter cantik sedunia, ia sangat suka sekali memasak. Semua masakan yang dibuatnya tak kalah enak dengan masakan yang berada di restoran mewah.

Mama itu orannya cuek dengan keadaan sekitar, contonya ketika anak anaknya saling usil seheboh apapun Mama hanya menanggapi dengan gelengan kecil di kepalanya. Bagi Mama asal tidak mengganggu tanaman yang ia tanam sedemikian rupa, Mama tak akan perduli.

Selain memasak mama juga gemar berkebun, di depan rumah Mama membuat taman kecil, di sana mama menanam banyak sekali jenis bunga. Tak lupa di kebun belakang Rumah, Mama juga menanam berbagai jenis sayuran.

Anak pertama bernama Prawira panggil saja mas Pra, satu satunya anak laki laki di keluarga Pak To. Mas Pra telah menyelesaikan kuliahnya di universitas ternama. Ia sekarang bekerja di salah satu bank negara, setelah lulus kuliah mas Pra langsung ditawari kerja di sana. Gajinya nggak main main, sebulan bisa lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari hari Ma Pra. Biasanya mas Pra menyisihkan sebagian uangnya untuk membantu orang tuanya dalam hal administrasi dalam pendidikan ketiga adiknya. Tak jarang juga Mas Pra memberikan ketiga adiknya uang jajan tambahan. Sama dengan Pak To, Mas Pra selalu menjadi penengah di antara adik adiknya ketika berselisih, selalu saja ada nasihat yang ia berikan, namun ia juga tak jarang ia yang mengusili adik adiknya itu.

Anak kedua bernama Bulan, satu satunya anak Pak To yang sangat pelupa. Kalo mau berangkat ke kampus Kak bunga pasti ada aja yang ketinggalan, dompetnya ketinggalan lah, lipstiknya salah ambil warna lah, bedaknya jatoh lah. Sampe sampe Kak Bulan tuh pernah ke kampus nggak bawa tas, padahal semua keperluannya ada di dalam tas itu, jadilah Alina yang harus nganterin tuh tas ke kampusnya. Tapi selain pelupa, Kak Bulan tuh cantiknya bukan maen, kata mama Lisa blekping kalah cantik ama tuh orang ahaha. Mama tuh terlalu berlebihan kalo muji orang. Tapi kata kata mama nggak seratus persen salah, Kak Bulan emang bener bener cantik. Dia jadi primadona di kampusnya, yang naksir Kak Bulan tuh behhh banyak kali bang. Mulai dari anak kampus seangkatannya sampe dosen muda pun pernah ada yang naksir. Emang pesona mbak mbak pelupa telah berhasil memikat laki laki tamfan ahaha. Pernah nih suatu ketika Kak Bulan tiba tiba mau di lamar ama dosen muda, namun kak Bulan menolaknya dengan alasan dia masih ingin bebas dan ingin ngebahagiain adik adiknya terlebih dahulu. Sungguh alasan yang mulia, jadi terharu.

Keluarga Pak To Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang