BAB 4 Hujan

5 1 0
                                    

Happy Reading

"Kejebak hujan bisa neduh tapi kalo kejebak suka duluan terus nggak di sukain balik bisa apa?"
.
.
.
.
.

Setelah menjalani beberapa mata pelajaran yang melelahkan, kini bel pulang pun berbunyi tepat pukul setengah empat.

Seluruh murid dengan wajah bersemangat untuk pulang berhamburan keluar kelas, termasuk Ina dan Sarah yang kini berjalan di koridor sekolahan menuju pintu gerbang untuk menunggu jemputan.

"Huh akhirnya pulang juga," ucap Sarah sambil merentangkan kedua tangannya ke atas bermaksud melepas penat seharian.

"Iya, akhirnya pulang juga. Hari ini pelajarannya full mikir. Lelah gue Sar." Ina menggeluarkan keluh kesahnya yang di tanggapi anggukan setuju dari Sarah.

Saat ini Ina dan sarah tengah berada di depan gerbang sekolah yang amat sangat ramai oleh beberapa murid yang tengah menunggu jemputan.

"Ina aku duluan ya, udah dijemput mama soalnya bye." Sarah berpamitan dengan Ina sambil melambaikan tangan kanannya.

"Iya hati hati," ina membalas lambaian tangan dari teman sebangkunya tersebut.

Sarah telah di jemput oleh mamanya sedangkan Ina masih menunggu kehadiran Pak To untuk menjemputnya.

Sudah lebih dari sepuluh menit Ina menunggu Pak To, namun Pak To tidak kunjung datang.

Alun alun Ina merogoh sakunya untuk mencari benda tipis berbentuk persegi panjang yang selalu ia bawa kapanpun dan di manapun.

Dengan gerakan cepat ia langsung menelfon Pak To melalui benda tersebut. Tak menunggu lama telfon dari Ina di angkat oleh Pak To, namun setelah mendengar jawaban dari Pak To di sebrang sana, Ina seketika langsung menekuk bibirnya.

Kata Pak To hari ini ada rapat dadakan jadi ia tak bisa menjemput Ina. Mau tak mau Ina harus segera memesan ojek online, agar bisa cepat pulang karena lingkungan sekolah sudah mulai sepi dan langit sudah mulai gelap akibat awan mendung yang telah siap menurunkan setetes demi tetes air hujan.

Ina tak keberatan jika harus hujan hujanan, tapi tidak dengan menunggu di sekolah yang mulai sepi ini.

Nasib baik rupanya tidak memihak Ina pada hari ini, sudah lima menit Ina membuka aplikasi ojek online tapi tak kunjung dapat drivernya.

Dengusan singkat mengudara, Ina mulai gelisah karena saat ini tinggal dia saja yang berada di depan gerbang sekolahnya. "Aduh padahal kan udah berekspektasi kalo pulang sekolah mau ujan ujanan bareng bapak, mana gak dapet dapet ojek lagi." Ina bersungut-sungut di tengah lingkungan yang sangat sepi ini.

***

Atma berjalan di sepanjang lorong sekolah yang sudah mulai sepi dengan setumpuk buku tulis teman teman sekelasnya memenuhi kedua tangan Atma.

Tadi sebelum Bu Retno selaku guru Bahasa Inggris di jam terakhir meninggalkan kelas, ia berpesan kepada Atma untuk membawakan buku tulis teman teman sekelasnya itu ke meja Bu Retno yang berada di ruang guru.

Alhasil berbeda dengan murid lainnya, ketika mereka keluar kelas untuk langsung menuju parkiran atau menunggu jemputan di depan gerbang sekolah, Atma harus mampir dulu ke ruang guru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keluarga Pak To Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang