Gua Dalam Hutan

24 5 1
                                    

Happy Reading

-

-

-

🌻🌻🌻🌻🌻

"Kamu mau ikut, tidak, Ray?" tanya Agatha pada Raya yang meringkuk di dalam tenda.

"Tidak, kalian saja," jawab Raya membuka matanya sebentar lalu tertidur kembali.

Setelah melaksanakan aktivitas kemarin seperti mendirikan tenda, berfoto, dan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia, mereka diberi izin untuk melakukan apa saja termasuk menikmati pemandangan. Agenda hari ini hanya harus berkumpul lagi di api unggun jam delapan malam, untuk membakar jagung dan sosis, dengan jadwal pulang besok jam sembilan.

Agatha para sahabatnya berniat menjelajahi hutan untuk melihat pemandangan yang indah. "Awas saja, jika kamu merajuk," ucap Agatha, memperingati Raya yang terlihat tidak begitu antusias.

"Tidak akan, sudah aku mau tidur lagi," kata Raya, membuat Agatha menatapnya dengan jengkel, padahal Raya yang paling semangat ingin liburan.

Mereka meninggalkan tenda dan mulai menyusuri hutan yang asri. Agatha mendongakan kepala melihat Pohon-pohon tua memberikan kesan bahwa hutan ini telah berada di sini sangat lama, dan banyak hal yang mereka temukan, Pepohonan rindang menjulang tinggi, menciptakan kanopi hijau yang menyejukkan. Daun-daun yang lebat memfilter cahaya matahari, menciptakan permainan bayangan yang memainkan warna-warni dedaunan di tanah.

Terdapat keragaman flora dan fauna yang menghiasi setiap sudut hutan. Beberapa pohon besar menyimpan jejak waktu, batangnya yang besar menunjukkan keanggunan dan ketangguhan hutan ini. Lingkungan yang alami dan asri memberikan nuansa kedamaian, dihiasi dengan aroma tanah basah dan keharuman bunga-bunga liar yang tumbuh secara liar.

Suara riuh angin melalui daun-daun dan gelegar langkah kecil di tanah memberikan ritme harmonis alam. Hutan ini juga dihuni oleh beragam makhluk hidup, seperti burung bernyanyi dan serangga yang melantunkan melodi alam yang indah.

Setiap sudut hutan menyimpan kejutan alamiah. Hutan ini memberikan wawasan akan kebesaran alam, membiarkan mereka merasakan kedekatan dengan keindahan alam yang tak terlukiskan.

Tak terasa mereka berada jauh dari tempat berkemah. Agatha tiba-tiba berhenti, mendengar suara deru air. Vivi yang ada dibelakangnya terkejut dan membuat raut muka bertanya "Kalian dengar tidak? Seperti suara deru air, berarti ada sungai dekat sini," ucap Agatha, merasakan kegembiraan.

Lia dan Vivi mengangguk setuju. "Pasti asik jika bermain air sebentar," kata Agatha, nada suaranya seperti mengajak kedua sahabatnya untuk mengikuti suara arus sungai.

"Tidak, kita sudah terlalu jauh, dan mungkin akan memakan banyak waktu jika terus mencari lewat suara arus sungai," tolak Vivi tegas, tidak menyetujui ucapan Agatha.

"Tidak juga, suara deru air terdengar keras, menandakan tidak terlalu jauh. Kalau hanya melihat, kita bisa pulang tepat waktu," ucap Lia yang sedari memperhatikan gerak gerik Agatha yang sangat ingin melihat sungai tersebut.

"Benar, kumohon hanya sebentar kok," bujuk Agatha pada Vivi. Matanya menatap Vivi dengan binar harapan.

Dua lawan satu, Vivi mengalah. "Tapi benar ya, hanya sebentar," kata Vivi, mengangguk setuju. Agatha yang mendengar ucapan Vivi pun langsung mengangguk cepat.

Arcelia || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang