Happy Reading
-
-
-
🌻🌻🌻🌻🌻
Agatha pov :
"Hah," napasku terengah-engah. Mataku terbuka, menatap sekitar yang terasa aneh. Bangunannya terlihat klasik; ini bukan kamarku. Dindingnya berwarna coklat keemasan, sangat berbeda dengan dinding abu kamarku. Dan lagi, aku tak punya kucing yang bisa berbicara.
Eh, kucing bisa berbicara?
Aku melirik seekor kucing oranye dengan bulu lebat dan buntut panjang yang sedari tadi terus memperhatikanku.
"Halo," sapa nya santai. Seketika itu, aku pingsan kembali.
"Kenapa dia malah tertidur lagi, huh?" katanya sebal.
Beberapa menit kemudian, aku sadar kembali. Ternyata tadi bukanlah mimpi. Aku duduk termenung, menatap ke depan tanpa kata. Ini mustahil, bagaimana bisa? Aku menatap kucing yang sedang menjilati bulunya dengan ekspresi ngeri.
"Sudah bangun? Aku disuruh untuk membawa kamu ke master ilo." Kucing itu kembali berucap, namun aku masih tetap terdiam, hey bayangkan didepanmu ini kucing bisa berbicara, aku masih terlalu terkejut biasanya kucing bersuara meong.
"Hey, jangan hanya diam, kamu akan tau kenapa bisa disini, jika masih tetap diam aku akan pergi, dan kau tidak akan tau cara untuk pulang." Aku melotot setelah kucing itu berucap.
"I-iya". Ucapku gugup dan mengikuti nya dibelakang, melewati pintu yang dihiasi hiasan klasik, aku menduga itu pasti sangat mahal.
Aku melangkah ke depan dan terdiam sejenak, memerhatikan koridor bangunan ini. Ternyata bukan hanya kamar saja yang bernuansa klasik, tetapi seluruh bangunan ini.
Indah sekali, meskipun ukiran ini terlihat kuno, namun malah membuatnya terlihat berkelas dan indah. Aku semakin terpesona setelah melintasi jendela kaca dan melihat pemandangan di luar. Hampir saja aku pingsan kembali. Itu sebuah lapangan besar dengan alasnya seperti rumput. Namun, bukan itu yang membuatku terkejut. Di sini, ada seseorang yang menumbuhkan pohon hanya dengan menyentuh tanahnya, juga ada yang sedang terbang di udara.
Gila, ini sungguh gila. Aku berada di mana? Tidak ada hal seperti ini di duniaku. Aku terus mengikuti kucing itu melewati bangunan tempatku tinggal, kemudian sampai kita berhenti di sebuah pintu yang dihiasi dengan ukiran naga kepala kembar.
Pintu itu terbuka, mengungkapkan sebuah ruangan luas dengan banyak buku di lemari. Seorang pria dengan perawakan tinggi dan badan tegap tidak terlihat seperti orang yang berumur dengan rambut putih keriting menggunakan kacamata bulat, ia duduk sambil membaca sebuah buku tebal di tangannya.
Aku menebak bahwa laki-laki yang ada dihadapanku itu master ilo yang dimaksud Lui tadi.
Master Ilo menaruh buku itu lalu menatapku sejenak, kemudian tersenyum ke arahku dan kucing yang berada di kaki sebelah kiri ku. "Terima kasih, Lui," ucap Master Ilo pada kucing oranye itu, hanya dibalas dengan anggukan kecil.
Oh, jadi namanya Lui.
"Sebelumnya kau bisa memanggilku Master Ilo seperti yang lain, kau pasti heran bagaimana bisa ada di sini. Silakan duduk, akan saya jelaskan," kata Master Ilo, mempersilahkan aku duduk di bangku kayu di depannya, sementara Lui, kucing yang bersama denganku sejak tadi, tidur di dekat kakiku sambil menjilati kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcelia || On Going
FantasySaat kecil sebelum aku beranjak tidur, ibun selalu menceritakan sebuah dongeng tentang dunia yang bernama Arcelia, kupikir itu hanya sekedar dongeng belaka sampai saat dimana aku tersesat, kebenaran sedikit demi sedikit terungkap, ternyata kejadian...