Chapter 4. Go Out

189 20 0
                                    

____________________________

Warning's

•BL/Yaoi/BXB
•All Character's belong to Sing Shong
•Bahasa tidak baku dan campuran
•OOC
•Harshword
•Ignore typo's

____________________________

Dokja terkekeh dan melepaskan emutan ibu jari sang bungsu, "Udah, nggak usah berantem! Youngie pake kamar mandi depan, Yoosung sama Biyoo pake kamar mandi papa aja!" Katanya sambil berdiri dan menimang si bungsu yang hendak menangis.

"Nah, gitu dong pa!" Kata Yoosung dan menjulurkan lidahnya ke arah kakak kembarnya.

"Ish, sini kamu!" Kata Gilyoung yang emosi, dia berlari mengitari ruang keluarga untuk mengejar adik kembarnya.

"Ada-ada saja kelakuan kalian, Biyoo mau mandi?" Tanya Dokja sambil berjalan menuju kamarnya.

"Mau tapi endak mau air dinyin!" Ungkap si bungsu sambil menyenderkan kepalanya di dada sang papa, bahkan tangan mungilnya tak berhenti bermain dengan kancing baju tidur sang papa.

Dokja terkekeh dan mencium pipi berisi si bungsu, "Mana tega papa mandiin kalian pake air dingin, ayo kita mandi!" Katanya dengan semangat, agar si bungsu ikut tertular rasa semangatnya.

Biyoo menatap sang papa dengan tatapan berbinarnya, "Mau bawa Onyo!" Ungkapnya.

"Onyo-nya Biyoo taruh mana?" Tanya Dokja sambil berjalan ke kasur untuk mencari boneka bebek karet milik Biyoo, Onyo namanya.

"Itu, itu, itu!" Hebohnya dan memberontak dari gendongan sang papa.

Dokja menurunkan si bungsu agar dia dapat mengambil Onyo, "Ayo, mandi! Onyo bau, jadi hayus mandi!" Ungkap Biyoo mengundang tawa Dokja.

"Bukannya Biyoo yang bau, ya?!" Goda Dokja dan menuntun si bungsu menuju kamar mandi.

"Oh, iya! Biyoo belum mandi, jadi bau!" Kata Biyoo dengan suara pelan.

"Ih, tapi papa juga belum mandi!" Lanjut Biyoo membuat sang papa tertawa lepas.

"Iya, semuanya bau! Jadi, kita harus mandi!" Ungkap Dokja dianggukki oleh Biyoo.

"Papaaa!" Teriak Yoosung dari luar kamar mandi.

"Di kamar mandi, sayang!" Kata Dokja.

"Yoosung pake shower ya, boleh kan pa?!" Tanya Yoosung.

Dokja yang tengah mengisi bath tube dengan air hangat segera berdiri dari posisi jongkoknya, "Sini papa aturin airnya, kamu jagain adeknya dulu!" Ungkapnya dan dijawab oleh anggukkan kepala Yoosung.

Dokja meninggalkan kedua anak perempuannya di dekat bath tube, lalu dia berjalan menuju shower dan mengatur airnya supaya hangat.

"Sudah, tuh mandi sana!" Ungkap Dokja yang berjalan menuju bath tube berada.

"Maaci papa!" Jawab Yoosung dengan nada centilnya, membuat sang papa terkekeh.

"Papa, ayo mandi!" Ungkap Biyoo yang sudah mencemplungkan Onyo berserta antek-anteknya.

"Oke, oke!" Kata Dokja sambil menggelengkan kepalanya.

***

"Nah, udah wangi anak papa!" Ungkap Dokja ketika selesai mendandani si bungsu.

"Papa, tolong rambutku!" Ungkap Yoosung masuk ke dalam kamar Dokja sambil membawa sisir dan pengering rambut.

"Sini duduk dulu!" Ungkap Dokja menepuk kursi yang ada di depan meja riasnya.

Yoosung segera berlari kecil menuju sang papa dan duduk dikursinya, Dokja menancapkan kabel pengering rambutnya ke colokan dan segera mengeringkan rambut anak perempuannya.

"Papa, gel rambut Youngie di mana?" Tanya Gilyoung datang ke kamar Dokja.

Dokja melirik anak laki-laki sulungnya, "Ih, itu dibenerin dulu bajunya! Gel rambutnya ada di sini!" Tunjuknya dengan pengering rambut.

Gilyoung mendekati sang papa dan langusung mengambil gel rambut miliknya, dia berdiri di belakang sang kembaran dan segera menata rambutnya.

Dokja menggelengkan kepalanya melihat Gilyoung yang lebih mementingkan rambutnya, "Udah selesai, nak! Sini Youngie!" Ungkap Dokja kepada Yoosung dan menarik lengan Gilyoung pelan.

"Buat apa, pa?" Tanya Gilyoung sambil mengenakan topi putihnya dengan posisi terbalik.

Dokja membetulkan kancing kemeja Gilyoung yang dipasang dengan asal, "Jagoan papa udah ganteng!" Ungkapnya sambil mencium kening anak laki-lakinya.

"Iya dong, Gilyoung!" Ungkap Gilyoung dengan nada sombongnya.

"Papa, papa! Mau main capit, capit!" Kata Biyoo yang tengah melompat-lompat di atas kasur Dokja.

"Yoosung mau beli buku cerita boleh nggak, pa?" Tanya Yoosung dengan nada berharap dan tangannya sibuk memegangi tangan kecil adiknya.

"Oh, Youngie mau mobil baru boleh?" Lanjut Gilyoung yang ikut melompat di atas kasur Dokja, membuat si bungsu semakin senang melompat di kasurnya.

Dokja menggelengkan kepalanya dan menghela nafas melihat tingkah laku anak-anaknya, "Iya, iya! Ayo, jangan lompat-lompat! Kalian nunggu di ruang keluarga aja, sana!" Suruhnya dan dilaksanakan oleh anak-anaknya.

***

Dokja keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi berwarna putih, dia berdiri di depan lemari baju dan mengambil baju yang akan dia kenakan hari ini.

Celana panjang berwarna cokelat dipadukan dengan kemeja putih lengan pendek dan sweater berwarna senada dengan celananya, Dokja berjalan menuju meja rias untuk menata rambutnya.

"Papa, Biyoo boleh masuk?" Teriak Biyoo di luar kamar Dokja.

Dokja terkekeh dan segera berjalan menuju pintu kamarnya lalu segera membukanya, dapat dia lihat keadaan anak bungsunya yang sudah berantakan.

"Astagah, nak! Kamu diapain sama kakak-kakakmu?!" Ungkap Dokja sambil jongkok di depan si bungsu dan merapikan penampilan anaknya.

"Um, endak tau! Tadi Yoosung eonnyi ngajak foto terus tiba-tiba pipi Biyoo diginiin!" Ungkap Biyoo sambil memperagakan gerakan kakaknya ke pipi sang papa.

"Astagah! Papa udah susah-susah dandani kamu, malah kakakmu ngunyel-ngunyel kamu!" Ungkap Dokja yang pasrah dengan kelakuan ketiga anaknya.

Biyoo hanya bisa menyengir mendengar penuturan sang papa, dia tak paham apa yang dikatakan oleh sang papa.

Dia hanya tau bagian susah dan dandan, "Ngu-ngu? Wunyel? Apa itu?" Tanya Biyoo yang mendapat kosa kata baru.

Dokja berdiri dari posisi jongkoknya dan mengangkat tubuh mungil si bungsu, "Ngunyel sayang, kayak gini!" Katanya.

Biyoo mendapat serangan dari sang papa, pipinya diunyel-unyel sesuka hati sang papa dan itu membuatnya tertawa dengan kencang.

"Udah, paa!" Ungkap Biyoo disela-sela tawanya.

"Papa, udah ih! Ayo, kita berangkat!" Ungkap Gilyoung ketika melihat sang papa yang sudah sampai di ruang keluarga.

Dokja menghentikan aksinya dan setelah itu terkekeh, "Oke, let's go!" Ungkapnya sambil menggiring anak kembarnya.

~To Be Continued~

☆ don't forget to vote this au, so the author keep spirit for make the next chapter ☆

11/12/2023

"Pembeli Jam 11 Malam"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang