____________________________
Warning's
•BL/Yaoi/BXB
•All Character's belong to Sing Shong
•Bahasa tidak baku dan campuran
•OOC
•Harshword
•Ignore typo's____________________________
"Eonnyi, ini bacanya apa?" Tanya Biyoo yang tengah berdiri di atas kursi kereta bawah tanah, dia menunjuk sebuah nama stasiun yang terletak dipeta perjalanan kereta.
"Gangnam!" Jawab Yoosung.
Biyoo menganggukkan kepalanya dan kembali menunjuk di tempat yang berbeda, "Yeouido!" Kali ini Gilyoung yang menjawab.
"Kalo ini? Se-se-seul?" Kata Biyoo tampak ragu.
"Seoul, nak!" Ungkap Dokja memperbaiki perkataan si bungsu.
Biyoo kembali menganggukkan kepalanya seolah-olah dia mengerti, "Anaknya umur berapa, pak?" Tanya seorang remaja perempuan yang duduk di sebelah kiri Dokja.
Dokja melirik sang remaja perempuan tersebut dan tersenyum, "Kalau yang kembar delapan tahun dan yang bungsu ini baru empat tahun!" Jawabnya.
Sang remaja perempuan tersebut menganggukkan kepalanya dan menatap ketiga anak Dokja, dia merogoh tas yang ada dipangkuannya dan mengeluarkan sebuah kotak makan.
"Nih, pada mau nggak? Ini cookies buatan sendiri, tadi kebetulan habis dari kursus masak!" Ungkap sang remaja perempuan tersebut.
Biyoo yang memang pencita makanan manis segera menganggukkan kepalanya dengan cepat, dia menatap sang papa dan sang remaja perempuan secara bergantian.
"Ambil aja sayang, jangan lupa bilang makasih!" Kata Dokja yang seakan-akan tau keinginan si bungsu.
Biyoo segera mengambil dua cookies berbentuk bintang dan menatap sang remaja perempuan dengan tatapan malunya, "Makasih, eonnyi~!" Katanya dengan malu-malu.
Sang remaja perempuan tersebut hanya bisa tersenyum dan kemudian menatap ke arah si kembar, "Kalian nggak mau?" Tanyanya.
Gilyoung dan Yoosung saling bertatapan dan mengangguk satu sama lain, mereka mengambil masing-masing satu cookies berbentuk bulan dan menatap sang remaja perempuan.
"Makasih, eonni!" Kata Yoosung, dia menatap kakak kembarnya sambil menyikut pinggangnya.
Gilyoung mengaduh dan menatap sang remaja perempuan dengan malu-malu sama seperti adik bungsunya, "Ma-makasih noona!" Katanya terbata di awal.
Gilyoung akui remaja perempuan tersebut sungguh cantik, tapi tak kalah cantik dari sang papa menurutnya.
"Pak, ayo cicipi karya saya!" Tawar sang remaja perempuan kepada Dokja.
Dokja mengambil cookies berbentuk love, "Makasih loh, um?!" Katanya tampak ragu.
"Jihye, Lee Jihye!" Kata sang remaja perempuan-Lee Jihye (19).
"Makasih ya, Jihye!" Ungkap Dokja dengan tulus.
"Perhatian untuk para penumpang, pemberhentian selanjutnya adalah Seongpa-Daero station! Diharapkan para penumpang segera mempersiapkan diri dan keluar ketika pintu terbuka! Terima kasih!"
"Seongpa-Daero station, papa kita turun di sini kan?" Tanya Gilyoung yang sudah berdiri dari posisi duduknya.
Dokja menganggukkan kepalanya dan segera menggendong si bungsu, "Ayo, pamit terlebih dahulu dengan Jihye dan bilang terima kasih!" Ungkapnya sambil membantu Yoosung turun dari kursinya.
Ketiga anak Dokja membungkukkan badannya sedikit, "Terima kasih, eonni/noona!" Ungkap mereka secara serentak.
Jihye yang melihat tingkah lucu ketiganya segera terkekeh, "Astagah, lucunya! Sama-sama adik-adik manis~!" Katanya sambil menepuk puncak kepala si kembar yang tingginya hanya sebatas pinggangnya.
Dokja berserta ketiga anaknya berjalan mendekati pintu yang sebentar lagi akan terbuka, "Dada eonnyi~!" Salam Biyoo sebelum keluar dari kereta bawah tanah.
"Dada~!" Balas Jihye.
***
"Ih, kamu liat nggak tadi!" Ungkap Gilyoung setengah-setengah.
"Liat! Gantungan anjing laut pake baju dobok, kan?" Tanya Yoosung tampak ragu.
"Hebat banget, noona Jihye ikut Mulgae dojang yang terkenal banget itu!" Kata Gilyoung dengan kedua mata yang berbinar-binar.
Yoosung menganggukkan kepalanya untuk menyetujui perkataan kakak kembarnya, "Mulgae dojang? Apa itu, nak?" Tanya Dokja.
"Dojang Taekwondo yang paling terkenal di Korea Selatan, banyak muridnya jadi atlet nasional!" Jawab seorang remaja laki-laki di sebelah kanan Yoosung.
Saat ini keluarga Kim tengah duduk di kursi tunggu yang ada di Lotte Department Store Jamsil, mereka tengah memakan es krim yang sempat dibeli ketika si bungsu merengek memintanya.
Keluarga Kim sama sekali tidak menyadari kehadiran sang remaja laki-laki yang duduk di sebelah kanan Yoosung dan menampilkan wajah tengilnya, Dokja yang tengah memangku si bungsu segera merangkul si kembar.
"Santai pak tua!" Ungkap sang remaja laki-laki itu tidak sopan dan tak lupa dengan wajah tengilnya.
Dokja hanya mendengus kesal dan menatap sang remaja laki-laki tersebut dengan lekat, "Hyung, kok tau?" Tanya Gilyoung yang tidak tahu situasi dan kondisi.
Sang remaja laki-laki tersebut menyugar rambutnya dengan sombong dan memperlihatkan gantungan kunci yang sama seperti milik Jihye, "Karena hyung juga murid Mulgae dojang!" Jawabnya dengan bangga, membuat Gilyoung menatapnya dengan tatapan berbinar.
"Keren!" Ungkap Gilyoung.
"Kenalin, nama hyung Kim Namwoon! Jihye itu pacarku!" Ungkap sang remaja laki-laki, Kim Namwoon (19).
"Gilyoung, Kim Gilyoung!" Ungkap sang empu dengan bangga.
"Wahh, nama keluarga kita sama!" Ungkap Namwoon dan dianggukki oleh Gilyoung.
Yoosung menatap Namwoon dengan tatapan bingung lalu tatapannya beralih ke arah papanya, "Papa tak kenal!" Ungkap Dokja seolah-olah tau apa yang akan ditanyakan oleh Yoosung.
"Papa, papa! Boleh nggak Youngie bergabung di Mulgae dojang, Youngie ingin seperti hyung!" Ungkap Gilyoung yang entah sudah berbicara apa saja dengan Namwoon.
Dokja hanya bisa menghela nafasnya lelah, "Baiklah, baiklah! Papa akan mengurusnya nanti, Yoosung juga mau?" Tanyanya dan dijawab anggukkan kepala oleh sang empu nama.
Dokja menganggukkan kepalanya dan kemudian Namwoon menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam, "Kontak dia saja, kebetulan dia penanggung jawabnya!" Ungkap Namwoon.
Dokja menerima kartunya, "Terima kasih!" Ungkapnya dengan tulus sambil menggiring anak-anaknya.
Setelah kepergian Dokja dan anak-anaknya, punggung Namwoon dipukul oleh seorang remaja laki-laki yang berjalan dari arah belakangnya.
"Gimana si Dokja-Dokja itu?" Tanya sang remaja laki-laki yang tengah menumpu tubuhnya kepada Namwoon.
"Berhasil, yuk cabut!" Kata Namwoon menarik temannya-Lee Donghoon (19), sang empu hanya memejamkan matanya karena sudah terlalu lelah.
~To Be Continued~
☆ don't forget to vote this au, so the author keep spirit for make the next chapter ☆
11/12/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
"Pembeli Jam 11 Malam"
Fanfictie•JoongDok Modern AU• ____________________________ ~Yoo Joonghyuk hanya penasaran dengan duda anak tiga yang selalu dia temui saat bekerja, namun lama-kelamaan dia jatuh cinta kepada sosoknya yang lembut dan tegas di saat bersamaan.~ ________________...