Prolog

56 2 0
                                    

Biasanya seorang akan sangat sensitif saat dilempari pertanyaan seperti "kapan menikah ?". Tapi tidak denganku, kurasa umurku masi jauh untuk mendapatkan pertanyaan seperti itu, tapi bukan berarti aku tidak mempunyai pertanyaan yang sensitif untuk diterima oleh telingaku ini, aku sangat kesal dengan pertanyaan jadi kuliah dimana ? beneran nggak mau ikut pindah ? nanti siapa yang jaga kamu disini ? yang beberapa bulan terakhir ini selalu dilontarkan oleh kedua orang tuaku. Aku sudah punya jawaban dari semua pertanyaan itu, tapi kedua orang tuaku masih saja menanyakan pertanyaan yang sama dan mereka mencoba menggoyahkan pendirianku.

Aku ingin kuliah disini dan tidak ingin ikut pindah, ada mbak dina, mbok lin, om jon dan kak byan yang bisa menjagaku, dan akupun bisa menjaga diriku sendiri. Bukannya aku egois tapi aku sudah di terima di universitas impianku dan di jurusn yang selama ini aku idamkan, apa aku harus melepaskan semua impianku dan ikut pindah bersama mereka ?.

"Nanti disana kamu bisa kuliah di universitas yang sama dengan fanny"

Emang aku harus kuliah di universitas yang diinginkan sama fanny ? kenapa fanny nggak kuliah di universitas yang aku pengen aja ?. Emang aku nggak boleh punya pilihan sendiri ?, tapi semua pertanyaan itu cuma bisa sampai di tenggorokanku tanpa bisa keluar dari bibirku.

Jadi siapa yang egois, aku ?. Apa aku harus menuruti keinginan kedua orang tuaku dan meninggalkan semua keinginanku begitu saja ?.

Arghhhh aku benci benci, aku bukan benci dengan kedua orang tuaku, aku hanya benci dengan keadaan. Argghh....

"Zee"

Awww, aku mengusap pantatku yang baru saja mencium lantai kamarku, ini semua gara-gara panggilan dadakan yang membuyarkan semua kekesalanku.

"Kenapa lo ?"

"Nggak papa kok" aku berdiri dan memberikan senyuman pada perempuan yang sedang berdiri diambang pintu kamarku.

"Makan!" katanya sambil berlalu dari kamarku.

Aku menghela nafas dan mengikutinya keruang makan, disana aku melihat ayah yang duduk di kursi ujung meja sebagai kepala rumah tangga dan mama yang duduk di sebelah kanan ayah, di kursi sebelah kiri ayah ada seorang laki-laki yang sedang duduk dan mengobrol dengan ayah, tapi itu bukan kak byan yang biasa duduk di sana. Aku mendekat kearah mereka yang belum menyadari kedatanganku.

"Hai zee" sapa mama yang membuat ayah dan laki-laki itu menoleh kearahku yang seketika membuat langkahku terhenti karena melihatnya.

"Malam ma, malam yah" sapaku sembari mengitari meja dan duduk di sebelah mama.

Aku melirik laki-laki itu yang ternyata juga sedang menatap tajam kearahku, aku langsung mengalihkan tatapanku kearah piring yang masi kosong di depanku.

"Kata kak byan nanti nyusul" fanny datang dan langsung duduk disebelah laki-laki itu yang ternyata masi menatap tajam kearahku.

"Yasudah kita makan duluan saja" kata mama yang langsung mengambilkan nasi untuk ayah.

Kami makan dalam keheningan, memang beginilah keluarga kami, jarang ada percakapan diantara kami jika sedang makan bersama atau hanya sekedar bersantai bersama di ruang keluarga.

Keluarga kami cenderung dingin dan akan memancarkan armosfer ketegangan saja jika kami sedang berkumpul bersama.

"Jadi gimana zee ?"

Oh god! jangan lagi.

"Apanya yah ?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.

"Kuliah dan pindahnya zee" sahut mama.

"Jawabannya sama ma" jawabku

"Nanti kamu akan jauh sama mama dan ayah kalo nggak ikut pindah zee"

"Jakarta dan malang nggak sejauh itu ma" jawabku lagi yang pastinya akan langsung mendapat bentakan dari pria paruh baya yang aku panggil ayah karena sudah berani membantah mama.

"Kamu jangan keras kepala gitu zee!"

See ?

"Kamu harus mempertimbagkan lagi permintaan ayah dan mama" kata ayah yang masi fokus dengan makanan di depannya tanpa melirik sedikitpun kearahku, tapi aku tau ayah sangat marah saat ini. Bahkan ayah seprtinya tidak perduli dengan adanya tamu disini dan tetap membentakku.

"Tapi yah-"

"Malam semua" kedatangan kak byan memotong ucapanku, tapi aku sangat berterimakasi dengan kedatangan kakak ku ini.

"Kalo nak dandy jadi ambil kuliah dimana ?" kini ayah mengalihkan pertanyaannya pada laki-laki yang sedari tadi duduk diam di sebelah fanny.

"Masi nunggu pengumuman om"

"Jadi tes dimana kemaren ?"

"Di kampusnya kak byan om"

Uhuk! what ? dimana ? dikampus kak byan ?.

"Minum" kak byan mengulurkan segelas air putih padaku yang langsug kutegak habis. Aku melirik dandy yang lagi-lagi sedang menatap tajam kearahku.

"Kenapa kamu nggak bilang ke aku ?" tanya fanny degan bibir mengerucut. "Katanya mau kuliah di malang juga"

"Iya fan aku tes dimalang juga kok"

"Semoga kamu diterima di malang ya sayang" fanny menggelayut manaja di lengan kiri dandy.

"Iya semoga" jawab dandy.

Iya semoga! sahutku mengamini ucapan dandy dalam hati.

Selesai makan malam aku membantu mama membereskan meja dan membawa piring-piring kotor ke dapur.

"Kamu sudah yakin dengan keputusanmu zee ?" lagi-lagi mama menanyakan pertanyaan yang sama.

"Iya ma" jawabku sambil duduk di pantry dan mengamati mama yang entah sedang sibuk membereskan apa.

"Zee"

"Iya ma ?"

"Kamu percaya mama kan ?" mama menghampiriku dan berdiri disebelahku kemudian langsung memelukku "mama sayang sama kamu zee"

Aku mengusap punggung mama "iya ma zee tau, zee juga sayang mama"

"Ayah juga" kata mama lagi dan hanya kujawab dengan anggukan kepala.

Mama melepas pelukannya dan mengelus rambutku "ayo keruang tengah, semua sedang berkumpul disana"

"Iya ma nanti zee nyusul"

Mama meninggalkanku sendiri di dapur dengan segelas cokelat hangat yang sudah mulai mendingin.

"Jadi akhirnya lo bakal tetep di jakarta"

Tanpa menolehpun aku tau siapa yang sedang berbicara itu tapi aku malas menanggapinya dan lebih memilih mengacuhkannya.

"Gue pastiin lo bakal nyesel zee" ucapnya tepat di telinga kananku.

Aku berdiri dan berniat meninggalkannya, tapi dia mencekal pergelangan tanganku. "Sorry dan gue mau keatas" aku melepaskan cengkeramannya dipergelangan tanganku.

"Sampai kapan lo mau menghindar dari gue ?"

Sampai aku yakin dengan perasaanku sendiri dan bisa menerima semua kenyataan ini dan, aku meninggalkannya tanpa mrmberikan jawaban apapun atas pertanyaannya.

*****

Please leave vote and comment ya guys :)

PreciousWhere stories live. Discover now