-8- Penjagaku

241 21 11
                                    

.

.

.

BRUK !!

"YIIBOOOOO !!!!!!", Achi berlari sambil menahan sakit akibat cideranya. Ia begitu takut akan terjadi sesuatu pada adik kesayangannya, walaupun achi sudah melihat ini berkali kali. Namun, Achi belum pernah melihat yibo menjadi begitu pucat setelah pendar matanya padam, ditambah  yibo tumbang begitu saja tersungkur ke tanah.

"Bo ! Yibo...! Katakan padaku kau tidak apa apa !"

Achi bisa melihat dengan jelas wajah dan bibir yibo membiru.

Dengan menahan tangis dan kepanikan yang luar biasa achi menepuk pipi adik kesayangannya, "Yibo, katakan pada kakak kau baik baik aja ! Kenapa tubuhmu begitu dingin !? Ayo, kita keluar dari sini.." dengan menahan khawatir dengan cepat A-chi membawa Yi Bo keluar dari area Air Terjun Bai Long.

Melihat yibo telah dibawa pergi oleh Achi, Huang Bo menatap dan mengangguk kearah ketua xiao yang juga lega karena xiao zhan membuka matanya.

"..Ayah, kenapa aku ada disini ?" Setelah mengingat beberapa saat kemudian Xiao Zhan segera tersadar bahwa ia meninggalkan sang ibu sendirian, "Ibu !! Ayah bagaimana dengan ibu ?!"

"Zhan, tenang... Ibumu aman setelah melaporkan apa yang terjadi padamu. "Axing, bantu tuan muda mengenakan pakaian, kita tidak bisa berlama lama didalam sini.."
"Baik, tuan," Axing dengan cepar menyerahkan pakaian pada  xiao zhan berpakaian, sementara itu.dia dengan cepat memakai pakaian yang telah disediakan axing.

"Silahkan melanjutkan istirahat ditempatku, muridku yang lain akan menunjukkan ruangan kalian."
"Petuah, hormat dariku.. anda adalahh..", Ketua xiao menggantung kalimat berharap lawan bicaranya akan memperkenalkan dirinya.
"Penjaga Perguruan Gunung Kunlun memberi salam pada ketua Xiao.."

Mendengar itu, sontak Ketua Xiao terkejut. Manik hitamnya membuka lebar, bibirnya bergetar karena tidak dapat mengeluarkan kalimat yang ingin ia ucapkan.

"...A-Anda .. Huang Bo laoshi !!!?"
Huang bo tersenyum, dan mempersilahkan ketua xiao untuk meninggalkan air terjun bailong.
"Tunggu aku di aula, aku harus melihat muridku."
.
.
"Yibo ! Yibo !",  Sementara itu achi masih berkutat dengan handuk basah. Telaten menyeka wajah yibo yang pucat dan dingin. Membuka pakaiannya menampakan tanda lahir yang semakin membetuk sepasang akar yang mulai merambah ke pundaknya.

Melihat Tuan mudanya tidak bergerak, Achi teringat kembali dimana Yibo kecil turun dari ranjang dan duduk di pangkuannya.
Hati Achi tercengkram hingga ia sulit bernafas dengan baik. Danau yang ia jaga sedari tadi meluap, Achi merasa gagal melindungi tuan muda dan adiknya.

Drap!
Drap!
Drap!

"A-Chi,"

"Guru!! Guru!! Yibo akan baik baik saja kan!?!"
Dengan pandangan yang sulit di artikan, Huang Bo memeriksa nadi Yibo. Maniknya tidak tenang kesana kemari mencari titik terang mengenai kondisi Yibo sekarang.

"Denyutnya hampir tidak ada..."

"Guru!! Tidak mungkin!! Anda pernah menyelamatkannya waktu itukan!? Kumohon...!"

Achi bergegas berlutut dan berbenturkan kepalanya berulang kali kelantai.

DUAG.

DUAG.

DUAG.

"Guru!! A-Chi mohon padamu!!! Lakukan lagi!! Selamatkan dia seperti waktu itu!!!" Tangisan A-Chi pecah.

"A-Chi. Bangunlah! .. aku tau cara membangunkannya, tapi kita harus bicara dengan anak itu. Ayo, Waktu kita tidak banyak."
.
.
.
.

"Ayah, kenapa kita disini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Dragon Bone Heir [ YIZHAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang