Egois?📌

16 6 0
                                    

Happy Reading Guys!
🌹🌹

Kanaya mengusap pipinya, ia harus bergegas untuk berangkat ke kampus. Kanaya mengambil tasnya, dan berjalan menuju kampus. Ya, jarak kosan Kanaya dengan kampus tidaklah jauh. kanaya selalu berjalan kaki jika pergi ke kampus.

Masih terasa sesak di dada Kanaya, ia tak pernah mengira Alaska akan menjadi sosok dingin dalam memperlakukannya. Kanaya masih terus mengontrol dirinya agar air mata tak lagi turun di pipinya. Ia harus menutupi diri di depan banyak orang. Ia tak boleh terlihat sedih atapun lemah.

Kanaya menghabiskan waktunya di kampus, hari yang cukup melelahkan untuk manusia introvert seperti Kanaya. Waktu menunjukkan pukul 16.34, Kanaya sudah sampai di kosannya kembali. Ia merebahkan tubuhnya, meraih ponsel yang berada di sakunya. 

Kanaya membuka ponselnya, meratapi dengan nanar bahwa tak ada notif apapun dari Alaska. Kanaya beralih ke panggilan, dan menelpon Alaska. 

Berdering

Kanaya menunggu sambil menatap layar ponselnya yang tak kunjung ada jawaban.

"Halo" suara dari pemilik nomor yang Kanaya hubungi.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

"Ga apa, aku baru pulang ngampus." Jawab Kanaya dengan suara letihnya.

"Ooo iya, lagi rame di kosan ada temen-temen aku lagi pada ngerjain tugas"

"Iya" jawab Kanaya singkat.

"Ya udah ya, aku matiin dulu ga enak sama temen-temen aku."

"Iya." 

Kanaya kembali menatap nanar ponselnya, selalu saja begitu. Alaska selalu bisa mengalihkan dunianya untuk tidak terpaku pada Kanaya. Sedangkan Kanaya hanya bisa menunggu lelakinya itu meluangkan waktu untuknya.

Kanaya kesal karena tak pernah mendapatkan perhatian Alaska seperti dulu lagi. Namun, Kanaya terlalu lelah untuk memperdebatkan itu kali ini. Kanaya mengetik sebuah pesan kepada Alaska.

Aku mau cerita, bisa dengerin aku ga?
16.55

Bisa, tapi ga sekarang. Masih ada temen-temen aku.
16.57

Kapan bisanya?
16.58

Mungkin nanti malem, chat aja jam 12an.
16.59

Kanaya menghela napas kesal, "Jam 12? Emang ada ya orang mau cerita terus ditunda sampe tengah malem." 

Kanaya pun tak membalas lagi pesan dari Alaska. Malam itu, ia sibuk menyelesaikan tugasnya dan tidur lebih awal. Hari itu Kanaya merasa energinya sudah terkuras habis untuk banyak hal.

Jam 12 malam tepatnya, ponsel Kanaya berdering. Alaska menelponnya, namun tak ada jawaban dari Kanaya. Ia sudah terlelap tidur sejak 3 jam yang lalu.

Esok paginya, Kanaya meraih ponselnya. Mendapati ada panggilan tak terjawab dari sang kekasihnya. Lalu ia beralih menscroll media sosial miliknya. Sepertinya sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi sebelum beraktivitas adalah bermain sosial media sambil mengumpulkan moodnya untuk bangun menyapa dunia.

Waktu menunjukkan pukul 09.00, hari ini Kanaya tidak ada kelas. Ia menelpon Alaska, dengan moodnya yang masih kesal terhadap reaksi Alaska kemarin.

"Hmm" suara Alaska. Sudah dipastikan bahwa prianya tersebut baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.

"Tadi malem tidur jam berapa?" tanya Kanaya.

"Jam 1"

"Ngapain aja?"

LibriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang