📍Ulang Tahun

6 4 0
                                    

Kanaya sudah kembali ke kosannya, sebenarnya belum cukup bagi Kanaya mengisi energinya untuk menghadapi kerasnya hidup di perantauan. Namun Kanaya sadar ia tak bisa berleha-leha begitu saja. Ada cita-cita yang harus ia perjuangkan.

Kanaya merapikan barang bawaannya, ia membawa beberapa keperluannya sebagai anak kos. Ia juga dibekali oleh ibunya beberapa makanan untuk stoknya sampai beberapa hari ke depan.

Hari ini Kanaya akan pergi ke kampus. Kanaya telah mengenakan kemeja dengan bawahan rok, tak lupa juga ia mempoles wajahnya dengan make up yang sederhana.

"Semangat Kanaya" ucapnya menyakinkan diri sambil memandangi dirinya lewat cermin.

Kelas hari ini lumayan melelahkan, belum lagi Kanaya harus merespon pertanyaan teman-temannya yang khawatir karna ia tak masuk kelas dikarenakan sakit. Padahal Kanaya baik-baik saja. Itu hanyalah alasan saja. Raganya baik-baik saja, hanya hatinya yang terluka parah.

Kanaya merasa ada yang sedikit aneh, 'hari ini Alaska ulang tahun' batin Kanaya.

Pikiran Kanaya dipenuhi oleh Alaska lagi. Seharusnya ia bisa merayakan hari lahir Alaska bersama-sama. Namun sekarang ia bahkan tak pernah mendapat kabar dari Alaska lagi.

"Alaska ulang tahun" ucap Kanaya kepada Lula.

"Terus? Mau kamu rayain?" Balas Lula.

"Emang masih boleh ya?"

"Iya kalo kamu mau ya ga apalah"

Kanaya sangat bimbang, di satu sisi ia sangat ingin merayakan hari lahir Alaska. Di sisi lainnya ia merasa sangat tak pantas untuk menemui Alaska.

"Ayo Lu, ayo temenin aku beli kado sama kue" ajak Kanaya.

"Mau ngasih surprise?"

Kanaya mengangguk mengiyakan. Lula yang merasa kasihan dengan sahabatnya ini, kemudian mengiyakan pinta Kanaya.

Lula menemani Kanaya membeli kado dan kue untuk Alaska.

"Terus sekarang ngasihnya gimana?" Tanya Lula.

"Kita ke rumahnya ya?" Ucap Kanaya bimbang.

"Ya ayok aja"

"Tapi nanti dia ga ada di rumah"

"Ya udah telepon dulu aja kalo ga" saran Lula.

Kanaya bimbang, sudah beberapa waktu ini Kanaya tak pernah berhubungan dengan Alaska.

Akhirnya Kanaya mengambil ponselnya, mencari nama Alaska di kontaknya. Ia menelpon Alaska.

"Halo?" Suara Kanaya menyapa. Perasaanya kala itu sangatlah tidak bisa dideskripsikan.

"Ya" balas Alaska singkat.

"Kenapa?" Tanya Alaska lagi.

"Di rumah ga?" Ucap Kanaya ragu.

"Di rumah"

"Iya, ya udah ya"

"Iya."

Kanaya mematikan teleponnya.

"Ayok" ajak Kanaya kepada Lula.

Lula pun lekas menaiki menaiki motornya, ia sedikit merasa iba dengan sahabatnya itu.

Kanaya merasakan gemuruh di dadanya, ia sedikit merasakan sakit karena ketusnya jawaban Alaska.

Namun ia tetap meyakinkan diri, ia hanya ingin merayakan hal kecil untuk Alaska.

Kanaya telah sampai di depan rumah Alaska, sebelum ia mengetuk ternyata Alaska telah melihatnya dari jendela. Kanaya pun tersenyum menunggu Alaska membukakan pintu untuknya.

LibriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang