📍Pasar Rabu

6 3 0
                                    

Alaska telah mengantarkan Kanaya pulang. Sesampainya di kosan, Kanaya segera membersihkan tubuhnya. Tak lama dari itu, ia merebahkan tubuhnya dan terlelap. Panjang dan berkesan perjalanan yang telah mereka lalui hari ini. Akan selalu Kanaya ingat dan menjadi cerita yang menarik baginya.

Setelah perjalanan panjang di akhir pekan tersebut. Alaska dan Kanaya sama-sama kembali disibukkan dengan urusan kuliah. Hari-hari Kanaya yang selalu dipenuhi oleh pratikum. Sedangkan Alaska yang selalu dipenuhi dengan pembuatan tugas video.

Mereka hanya berkabar sesempatnya, pagi melalui panggilan video jika Kanaya tidak berangkat ke kampus sejak pagi. Atau pun malam jika Kanaya sudah tidak tertidur lelap.

Kadang mengesalkan di rasa oleh Kanaya. Jika harinya yang ramai ingin ia ceritakan kepada Alaska, namun Alaska yang tak sempat melungkan waktu untuknya. Jikalau sempat pun, di malam hari dimana Kanaya pasti sudah tertidur.

Ada kalanya Kanaya tak bisa menerima hal tersebut, dan mengamuk kepada Alaska. Namun, percuma saja tak ada yang berubah dari Alaska. Ia tak akan meluangkan waktunya begitu saja.

Rabu sore, di dekat kosan Kanaya terdapat pasar yang diadakan hanya pada hari tersebut.

Kanaya lupa akan hal itu. Namun, tiba-tiba saja Alaska mengajaknya untuk ke pasar rabu. Katanya ia ingin membeli beberapa sayuran untuk dimasaknya.

Kanaya pun mengiyakan ajakan Alaska. Ia menunggu dikosannya hingga Alaska menghampirinya.

Tak lama, Alaska telah sampai dan memarkirkan motornya di depan kosan Kanaya.

Kanaya lalu keluar dari kosannya dan menyapa Alaska.

"Ayok" ajak Kanaya.

Mereka pun berjalan kaki menuju pasar Rabu. Karena letaknya yang tak jauh, dan ramainya pengunjung pasar Rabu. Mereka lebih memilih berjalan kaki saja di banding mengendarai motor.

"Mau beli apa bii?" Tanya Kanaya sesampainya di pasar Rabu.

Ramai sekali pengunjung pasar rabu sore itu, yang didominasi oleh anak kos-kosan yang sedang mencari jajanan.

"Beli terong tuh" jawab Alaska sambil menunjuk salah satu penjual sayur yang ada di sana.

"Mau berapa bii?" Ucap Kanaya sambil memilih beberapa terong yang menurutnya bagus.

"Sekilo berapa?" Tanya Alaska.

"Sekilo berapa Bu?" Tanya Kanaya kepada sang penjual.

"Sepuluh ribu neng"

"Beli lima ribu aja" celetuk Alaska.

Dan Kanaya pun memilih beberapa terong dan memberikannya kepada sang penjual.

Alaska menyerahkan uang dua puluh ribu kepada Kanaya. Kanaya lalu membayarkannya kepada sang penjual.

"Apa lagi bii?" Tanya Kanaya yang telah menenteng kresek berisikan terong yang telah ia beli.

Alaska mengitari pandangannya, "mau beli tempe, yang bungkus daun" ucap Alaska.

Kanaya pun ikut mengitari pandangannya sambil berjalan dan diikuti oleh Alaska, mencari dimana letak penjual tempe yang berbungkus daun. Karena kebanyakan tempe yang dijual berbungkus kan plastik bening.

"Ga ada deh bii keknya, tempe yang biasa aja" ujar Kanaya.

"Rasanya beda loh sayang" balas Alaska.

Dan akhirnya mereka pun menemukan penjual tempe yang dibungkus dengan daun. Tak banyak memang hanya berapa biji saja yang ia jual. Alaska yang mendapati hal tersebut tersenyum, Kanaya yang menyadari hal itu segera membelikan tempe berbungkus daun untuk Alaska.

"Beli cabe campur lima ribu" ucap Alaska.

Kanaya pun mengiyakan permintaan Alaska. Ia mencari penjual cabe didekatnya, "Buu cabenya lima ribu campur ya" ucap Kanaya.

Penjual cabe pun langsung membungkukkan pesanan Kanaya, "ini mba" imbuh penjual cabe sambil menyerahkan pesanan Kanaya.

Kanaya menerimanya dan membayarnya.

"Ada lagi?" Tanya Kanaya.

"Ihh itu ada jualan otak-otak bakar, cobain-cobain" ujar Alaska melihat sang penjual otak-otak yang sedang mengipas-ngipas bakarannya.

Mereka pun menuju sang penjual otak-otak, Kanaya memesan dan mereka pun menunggu pesanannya telah selesai di bakar.

"Telur disini berapa ya?" Celetuk Alaska.

"Mau beli telur?" Balas Kanaya.

"Engga, nanya aja. Ada telur murah di deket rumah"

"Berapa emang?"

"10 ribu dapet 8 buah"

"Ihh murah amat, kok bisa?"

"Ya gatau, tapi kadang-kadang tokonya suka ga buka"

"Mau juga deh kalo murah"

"Iya boleh, ntar kita beli"

Setelah di rasa cukup, mereka pun berjalan pulang. Di samping pasar Rabu terdapat warung sembako, Alaska menarik tangan Kanaya menuju warung tersebut. Alaska menuju kulkas minuman diikuti oleh Kanaya.

"Kamu mau apa? Ucap Alaska.

"Mau larutan" jawab Kanaya.

Alaska mengambil larutan untuk Kanaya, dan teh botol untuk dirinya. Lalu membayarnya.

Sesampainya di kosan Kanaya, Alaska segera membuka teh botol miliknya dan meminumnya.

"Mana otak-otaknya, ayo cobain" kata Alaska tak sabar.

Kanaya pun membuka kresek belanjaannya, dan memberikan otak-otak bakar kepada Alaska.

Alaska segera membuka daun yang membungkus otak-otak tersebut dan memakannya.

"Ini apanya?" Ucap Kanaya mendapati sebungkus cairan di dalam kresek otak-otak tersebut.

"Sambelnya" balas Alaska.

"Cair banget, enak ga?" Ujar Kanaya menanyakan rasa dari otak-otak tersebut sebelum ia mencobanya juga.

"Enakan buatan bibi, tapi buat harga seribu ya okelah"

"Bibi buat otak-otak?"

"Iya, buat pempek, tekwan juga. Enak masakannya mah. Kapan-kapan kamu harus cobain"

Kanaya menganggukkan kepalanya. Entah mengapa Kanaya kurang menyukai rasa dari otak-otak tersebut. Alhasil, Alaska yang menghabiskannya.

Setelah itu, Alaska mengajak Kanaya untuk mencari makan. Hari sudah mulai gelap, dan Alaska pun ingin makan malam bersama Kanaya.

Kanaya menyimpan belanjaannya, lalu berjalan kaki lagi bersama Alaska mencari menu makan malam mereka.

Kosan Kanaya di kelilingi oleh berbagai penjual, hingga tak perlu jauh-jauh untuk mencari makanan.

Mereka tertuju ke warung pecel lele di pertigaan dekat kosan Kanaya. Alaska memesan ayam goreng sedangkan Kanaya lele goreng.

Sambil menunggu pesanan mereka selesai. Kanaya meraih ponselnya dan membuka kamera. Ia mengarahkan ponselnya kepada Alaska, namun Alaska menolak.

Akhirnya ia meletakkan kembali ponselnya, dan berbincang dengan Alaska.

Tak lama kemudian, pesanan mereka pun sampai. Alaska dan Kanaya segera menyantap makanan tersebut sampai habis

Makan bersama Kanaya, merupakan salah satu hal kecil yang disukai oleh Alaska.

To be continued

LibriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang